GEMA JUMAT, 26 APRIL 2019
Oleh: Nurjannah MSi (Ketua Fatayat NU Banda Aceh)
Dalam hitungan hari Insya Allah kita akan menyambut bulan termulia diantara bulan-bulan yang lain yaitu bulan suci Ramadhan. Dimana bulan penuh rahmat, magfirah dan dibebaskan dari api neraka.
Dalam khutbah Rasulullah saw, menjelang Ramadhan, “Wahai manusia! Sungguh telah datang pada kalian bulan Allah dengan membawa berkah rahmat dan maghfirah. Bulan yang paling mulia disisi Allah. Hari-harinya adalah hari-hari yang paling utama. Malam-malamnya adalah malam-malam yang paling utama. Jam demi jamnya adalah jam-jam yang paling utama.”
Bersyukurlah kita yang dipertemukan oleh Allah dengan bulan suci Ramadhan dan bersyukurlah bagi kita yang dibri kesempatan oleh Allah mampu dan dapat melaksanakan puasa satu bulan penuh. Karena tidak semua umat manusia punya kesempatan untuk menunaikan ibadah puasa.
Puasa dalam bahasa Arab disebut dengan Ash Shiyaam artinya adalah al imsaak yaitu menahan diri. Sedangkan secara istilah, ash shiyaam artinya: beribadah kepada Allah Ta’ala dengan menahan diri dari makan, minum dan pembatal puasa lainnya, dari terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari.
Berpuasa dibulan Ramadhan hukumnya wajib, berdasarkan firman Allah Ta’ala dalamQS. Al Baqarah ayat 183, “Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kalian bertaqwa”
Fiqih puasa
Syarat wajib puasa diantaranya, beragama Islam, berakal, sudah baligh dan mengetahui hukum berpuasa adalah wajib.
Islam juga mengatur syarat wajib menunaikan puasa yaitu: sehat berarti tidak dalam keadaan sakit, menetap tidak dalam perjalanan jauh, suci dari haidh dan nifas.
Kemudian kita juga diatur bagaimana agar puasanya sah yaitu dalam keadaan suci dari haidh dan nifas dan berniat sebelum berpuasa. Niat merupakan syarat sah puasa, karena puasa adalah ibadah sedangkan ibadah tidaklah sah kecuali dengan niat sebagaimana ibadah yang lain. Dalil dari hal ini adalah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Sesungguhnya setiap amal itu tergantung dari niatnya.”
Selain syarat sah puasa
kita juga harus mengetahui hal-hal yang membatalkan puasa. Hal-hal yang
membatalkan puasa diantaranya: Makan dan minum secara berkesinambungan dengan
sengaja, berhubungan seksual, keluar air mani dengan sengaja karena
bersentuhan, perempuan yang mengalami haid atau nifas, muntah karena disengaja, gila atau hilang
akal, keluar dari Islam, dan lain-lain.
Jika mau ibadah puasa kita bermutu dan terjaga, kita benar-benar harus menjaganya, dari hal-hal yang membatalkan puasa maupun hal-hal yang membatalkan pahala puasa yang sangat sulit kita jaga. Tetapi kita harus menjaganya agar ibadah kita tidak sia-sia.
Banyak hal dapat dilakukan untuk menjaga pahala puasa tetap bersama kita sampai waktunya berbuka. Diantaranya dengan melakukan ibadah-ibadah sunat, seperti : membaca Al Quran, shalat sunnah, belajar dan mengajar ilmu yang bermanfaat, ceramah, tidur dan banyak hal lain dapat dilakukan.