Oleh Dr, Tgk. Ismail, S.Sy., M.A, Ketua Jurusan Ilmu Falak Fakultas Syariah IAIN Lhokseumawe
 Bagi umat Islam Indonesia yang memiliki budaya sosial keagamaan yang tinggi, kepastian untuk awal Ramadhan, Syawal, dan Zulhijjah sangat dibutuhkan. Khusus untuk Aceh, banyak agenda sosial keagamaan yang rutin dilakukan pada awal bulan tersebut, seperti hari Meugang, pawai takbiran, pelaksanaan salat Id, dan masih banyak acara social keagamaan lainnya yang jauh-jauh hari membutuhkan kepastian terhadap awal bulan Hijriah tersebut.
Ketidakpastian awal bulan Hijriah seperti bulan Ramadhan, Syawal, dan Zulhijjah tentunya akan berdampak pada retaknya tatanan sosial keagamaan dan akan berimbas pada faktor ekonomi masyarakat menengah ke bawah. Bisa dibayangkan bagi masyarakat miskin yang awalnya hanya terpikir hari Meugang hanya ada dua, yaitu Meugang Kecil dan Meugang Besar, tiba-tiba hari Meugang bertambah sampai 4 hari, tentunya siasat penggunaan uang untuk hari Mengang akan sangat kesulitan. Hal yang sama akan juga terjadi pada acara acara social keagamaan lain nya yang ada kaitannya dengan kalender Hijriah.
 Kajian Ilmu Falak Â
Dalam kajian ilmu falak, untuk mengetahui 1 Ramadhan dan 1 Syawal sangat tergantung pada kondisi hilal secara astronomis. Ada tiga data yang perlu diketahui secara astronomis. Pertama, konjungsi geosentrik atau ijtma’ yaitu peristiwa ketika nilai bujur ekliptika Bulan sama dengan nila ekliptika Matahari dengan diandaikan pengamat berada di pusat Bumi. Kedua, tinggi hilal merupakan jarak sudut antara piringan bawah hilal dengan garis ufuk barat yang terbentuk saat matahari terbenam di tempat pengamatan, dan ketiga elogasi bulan yaitu jarak sudut antara pusat piringan bulan dengan pusat piringan matahari yang terbentuk saat Matahari terbenam di tempat pengamatan.
 1 Ramadhan 1444 H
Data astronomis awal Ramadhan 1444 H untuk lokasi pengamatan Titik 0 Kilometer di Sabang adalah sebagai berikut: Konjusi terjadi pada Rabu 22 Maret 2023 pukul 00.23.01 Wib. Tinggi hilal saat matahari terbenam pada hari tersebut di lokasi pengamatan Sabang adalah 8 derajat 20 menit 22 detik busur. Sedangkan sudut elongasi nya adalah 9 derajat 28 menit 35 detik busur. Dari tiga data astronomis tersebut dapat dipastikan bahwa 1 Ramadhan 1444 H jatuh pada hari Kamis 23 Maret 2023 M.Â
1 Syawal 1444 H
Data astronomis akhir Ramadhan 1444 H untuk lokasi pengamatan Titik 0 Kilometer di Sabang adalah sebagai berikut: Konjungsi terjadi pada Kamis 20 April 2023 pukul 11.12.25 Wib. Tinggi hilal saat matahari terbenam pada hari tersebut di lokasi pengamatan Sabang adalah 1 derajat 48 menit 9 detik busur. Sedangkan sudut elongasi nya adalah 3 derajat 1 menit 39 detik busur. Dari tiga data astronomis tersebut dapat dipastikan bahwa 1 Syawal 1444 H secara kriteria Wujudul Hilal jatuh pada hari Jumat 21 April 2023 dengan jumlah hari bulan Ramadhan 29 hari. Sedangkan secara kriteria Imkan Rukyat jatuh pada hari Sabtu 22 April 2023 dengan jumlah hari bulan Ramadhan 30 hari.
Perbedaan dalam mengawali dan mengakhiri Ramadhan yang selama ini terjadi di Indonesia bukan karena kualitas perhitungan yang berbeda, tapi perbedaan yang terjadi karen kriteria dalam penentuan awal bulan Hijriah yang berbeda, ada yang menganut kriteria hisab atau perhitungan, ada yang menggunakan kriteria rukyat atau pengamatan. Ada yang menggunakan hisab urfi, ada juga yang menggunakan hisab hakiki wujudul hilal, dan ada juga yang menggunakan hisab hakiki imkan rukyat. Keragaman inilah yang menyebabkan terjadinya perbedaan dalam penentuan awal bulan Hijriah di Indonesia. Hanya pengetahuan terhadap perbedaan, saling menghargai dan saling menghormati yang akan menjadi solusi untuk perbedaan ini.