Oleh H. Basri A. Bakar
“Dan mereka meminta kepadamu agar adzab disegerakan, padahal Allah sekali-kali tidak akan menyalahi janji-Nya. Sesungguhnya sehari di sisi Rabbmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu. (QS. Al Hajj: 47)
Setiap orang yang beriman diperintahkan Allah SWT agar selalu memperhatikan bekal apa yang telah disiapkan untuk menghadapi hari esok yaitu hari akhirat ketika kembali kepada Rabb. Hidup di dunia hanya sementara dan sangat singkat dibanding ukuran akhirat. Allah menginformasikan dalam Al Quran bahwa 1 hari akhirat nanti sebanding dengan ukuran 1.000 tahun di dunia. Nah, jika umur manusia diberikan Allah 62 tahun maka sama dengan 1,5 jam saja di akhirat.
Oleh karena itu sebagai orang yang beriman harus selalu melakukan persiapan-persiapan, memperbanyak amal shaleh dan ibadah-ibadah kepada Allah SWT. Jangan kita menyia-nyiakan waktu begitu saja tanpa amal sholeh, ketaatan dan ibadah kepada Allah. Maukah kita mau hidup bersenang-senang di dunia hanya 1,5 jam saja, sementara nanti harus menderita karena disiksa dalam waktu yang lama, yang tak mampu kita menghitung lamanya.
Seorang tabiin Abu Sulaiman Addarimi pernah berwasiat kepada orang-orang yang lalai dalam masa hidupnya dari beramal shaleh tanpa merasa takut dan khawatir. Beliau berkata saat mendapati kaum muslimin yang membiarkan malam harinya tanpa ibadah, tak ada suara membaca al Qur’an, tak ada orang yang shalat malam dan tak ada pula tangis karena takut kepada Allah. “Aku heran terhadap surga, bagaimana orang memburunya bisa tidur nyenyak. Dan aku heran terhadap neraka bagaimana bisa tidur nyenyak orang yang ingin kabur/ lari darinya”.
Itulah sindirian Abu Sulaiman terhadap orang yang lalai dari berbuat ibadah. Banyak yang lupa bahwa hidup ini sangat singkat, sementara akhirat lebih baik dan kekal. Di akhirat kelak tak berlaku lagi penyesalan, tidak ada gunanya lagi meratapi nasib. Yang diperlukan adalah amal yang dikerjakan dengan ikhlas karena Allah saat hidup di dunia.