GEMA JUMAT, 3 MEI 2019
Surat al-Furqan ayat 45-46
“Apakah kamu tidak memperhatikan (penciptaan) Tuhanmu, bagaimana Dia memanjangkan (dan memendekkan) bayang-bayang dan kalau Dia menghendaki niscaya Dia menjadikan tetap bayang-bayang itu, kemudian Kami jadikan matahari sebagai petunjuk atas bayang-bayang itu, kemudian Kami menarik bayang-bayang itu kepada kami dengan tarikan yang perlahan-lahan.
Dalam ayat ini, topik yang diketengahkan tentang bukti-bukti yang berkaitan dengan keesaan Allah SWT. Allah SWT menyatakan bahwa salah satu syarat kita mencapai ma’rifat (pengetahuan) tentang keagungan Allah SWT adalah dengan melakukan perenungan dengan memperhatikan segala sesuatu yang berkaitan dengan penciptaan. Dalam hal ini Allah SWT menyatakan bahwa salah satu yang menjadi keagungan penciptaan adalah bayang-bayang. Allah telah membentangkannya pada pagi hari dan menjadikannya tenang. Dengan munculnya matahari, bagian bayang-bayang yang terkena sinar menjadi hilang. Maka dengan demikian matahari menjadi bukti adanya bayang-bayang. Bila matahari tidak terbit, niscaya bayang-bayang itu tidak dapat diketahui. Kalau Allah menghendaki, Dia akan menjadikan bayang-bayang itu menyelimuti manusia, sehingga dengan begitu akan kurang sempurna kehidupan yang dijalani oleh manusia.
Ayat ini menyinggung salah satu bukti kekuasaan dan pemeliharaan Sang Pencipta. Panjang dan pendek yang terjadi pada bayangan menunjukkan adanya proses perputaran bumi–baik pada porosnya maupun mengelilingi matahari–dalam posisi miring. Jika dua proses perputaran itu tidak ada, bayangan akan diam, karena matahari hanya menyinari salah satu paroan bumi saja, sedangkan paroan yang lain akan gelap dan malam sepanjang tahun. Akibatnya, keseimbangan suhu udara menjadi rusak dan kehidupan menjadi tidak mungkin. Selanjutnya, hal itu juga bisa terjadi apabila tempo gerak bumi pada porosnya (rotasi) berbanding lurus dengan tempo gerak bumi mengelilingi matahari (revolusi). Dengan demikian, satu hari sama dengan satu tahun. Tidak ada yang dapat melakukan hal seperti itu kecuali Allah, di samping bayangan itu sendiri adalah salah satu karunia Allah. Seandainya Allah menjadikan semua benda menjadi bening atau tembus pandang, maka bayangan tidak akan ada dan kehidupan menjadi tidak mungkin. Kemudian Allah SWT menyatakan bahwa Allah SWT menghilangkan bayang-bayang itu dengan matahari secara berangsur-angsur, tidak sekaligus. Dengan begitu, banyak sekali manfaat yang dirasakan manusia.Demikianlah Allah SWT, dengan Maha Pengasih dan Maha Penyayang-Nya, mengetengahkan kepada kita perumpamaan yang sangat dekat dengan kita, Allah SWT tidak menyuruh kita untuk berpikir jauh, hanya berpikir tentang bayang-bayang saja, akan menemukan kebesaran-Nya.