GEMA JUMAT, 20 JULI 2018
Hasil Muzakarah Ulama Tauhid Sufi Internasional Ke V :
BANDA ACEH – Ajaran yang terkandung dalam tauhid tasawuf disebutkan mampu menjadi solusi alternatif dalam menyelesaikan berbagai penyakit sosial, seperti pornografi, pornoaksi, narkoba, radikalisme, dan lain-lain. Ajaran ini juga mengajarkan akhlak sesuai dengan Asmaul Husna yang mengajarkan toleransi antar umat beragama, tidak permusuhan atau tindakan- tindakan radikal lainnya.
Hal itu merupakan rumusan yang dihasilkan pada Muzakarah Ulama Tauhid Sufi Internasional Tahun 2018 ke V yang berlangsung sejak 13 hingga 15 Juli lalu. Acara muzakarah itu ditutup di Mesjid Raya Baiturrahman Banda Aceh, Minggu (15/7/2018).
Pesan perdamaian dan persatuan juga dikumandangkan para ulama sufi dalam acara muzakarah tersebut. Para ulama sufi dari berbagai belahan dunia sengaja berkumpul di Bumi Serambi Mekah untuk memperkuat tali silaturahmi dan sekaligus berdiskusi mencari solusi atas berbagai permasalahan yang dihadapi umat Islam dewasa ini. Isu radikalisme, terorisme, dekadensi moral, penyalahgunaan narkoba hingga toleransi antar umat beragama, menjadi perhatian para ulama sufi.
Selain itu, ajaran tauhid tasawuf disebutkan juga bertujuan untuk membersihkan jiwa dari sifat-sifat buruk guna membentuk akhlak yang mulia sesuai dengan tuntunan al-Qur’an dan hadis Nabi. Ini didasarkan pada fungsi manusia sebagai khalifah di muka bumi.
“Ajaran tauhid sufi adalah satu penafsiran dari “ihsan” yang dipahami dalam akidah ahlussunaah wal jamaah, berfikih pada mazhab yang empat, terutama Syafi`i, serta tarikat sufiah Imam Al Ghazali, dan Junaid al-Baghdadi,” sebut rumusan itu.
Untuk mengetahui ajaran tasawuf yang benar, disebutkan bahwa adanya keterpaduan antara iman, Islam, dan ihsan, atau keterpaduan antara syariat dan hakikat, sesuai petunjuk al-Qur’an dan hadist. Hal itu dibuktikan dengan adanya ulama-ulama sufi terdahulu yang menyebarkan Islam di Nusantara.
“Peran tersebut harus tetap dipertahankan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi umat Islam sekarang, khususnya Aceh,” sebut rumusan itu.
Mengharmonisasikan Perbedaan
Selain rumusan tersebut, Muzakarah Ulama Tauhid Sufi Internasional tersebut juga melahirkan sejumlah rekomendasi yang dikhususkan kepada pemerintah. Diantaranya disebutkan bahwa pemerintah diharapkan untuk berdiri di atas semua golongan dan memberikan perlindungan terhadap keberadaan semua kelompok keagamaan yang ada di Aceh, selama kelompok tersebut masih berada dalam koridor al-Qur’an, hadist nabi, dan iktikad ahlussunah wal jamaah.
Kepada pemerintah juga diminta hendaknya mendorong dan memfasilitasi kegiatan- kegiatan muzakarah para ulama untuk mengharmonisasikan perbedaan pendapat guna menyelesaikan persoalan-persoalan umat.
“Kepada semua ulama dari berbagai faham diharapkan dapat bersatu padu menyelesaikan persoalan-persoalan yang dihadapi umat, baik di tingkat lokal, regional, maupun internasional” demikian sebut rekomendasi itu. (Indra Kariadi)