GEMA JUMAT, 17 MEI 2019
Bulan Ramadhan memang sangat diistimewakan oleh Allah dengan diturunkan Kitab-Nya yang termulia, al-Quran, kepada penghulu para nabi-Nya, Muhammad SAW. Al-Quran diturunkan pada salah satu malam di bulan mulia ini. Pantaslah jika pada bulan mulia ini Allah mewajibkan ibadah tahunan berupa puasa sebulan penuh.
Dosen Universitas Islam Negeri Ar-Raniry, Dr. H. Fauzi Saleh, Lc., MA mengajak kita semua untuk mengisi bulan yang mulia ini. Pada bulan yang berkah ini seseorang muslim harus mampu lafadzkannya dengan baik (talfiz), memperbaik bacaan (tahsin) tersebut sesuai dengan kaidah dalam membaca al-Quran. “Serta mentadaburi memahami dan yang paling penting mengimplementasikannya (tathbiq) dalam kehidupan sehari-hari,” ujarnya kepada Gema Baiturrahman, Banda Aceh (15/5).
Ia menambahkan, al-Quran tidak cukup sekedar dibaca, tetapi lebih dari itu dipahami maknanya dan diambil hikmahnya. Makna lahir yang tertuju pada lafaz sedangkan hikmah merupakan pemahaman yang tersirat dalam al-Quran dengan demikian pemahaman yang komprehensif akan dapat menghadirkan ketersentuhan dan (impressive) terhadap isi kandungan Alquran
Dijelaskan, pada tataran masyarakat secara umum mungkin dapat membaca kitab-kitab tafsir yang ada untuk memahami isi kandungan al-Quran. “Karena tidak semua orang mampu menafsirkan al-Quran,” terangnya.
Selanjutnya, pemahaman dari bacaan tersebut dapat diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan untuk menafsirkan al-Quran ulama mempersyaratkan penguasaan sejumlah ilmu yang tidak semua orang mampu memenuhi syarat tersebut.
Hal senada disampaikan Ketua Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Al-Washliyah Banda Aceh DR. H. A. Mufakhir Muhammad, MA. Seseorang tidak mungkin bisa cinta terhadap ayat-ayat Allah tanpa dia membaca, mendengar dan memahami al-Quran. “Dibulan ramadhan ini adalah awal mula Allah turunkan al-Quran. Kita sebagai umat Islam agar meluang waktu untuk memahami dan brinteraksi dengan al-Quran,” paparnya.
Ia juga menyampaikan hikmah yang terkandung dalam al-Quran. Sangat banyak hikmah yang terkandung dalam al-Quran. Nabi sangat suka mentadaburkan al-Quran, kebaikan yang terkandung dalam al-Quran bermanfaat didunia dan diakhirat. Al-Quran di dunia ini akan menjadi cahaya, hidayah dan di alam kubur menjadi penerang.
“Rumah yang baik adalah rumah yang sering didengarkan ayat-ayat al-Quran. Jangan kita jadikan rumah kita seperti kuburan, artinya rumah yang tidak pernah didengarkan dengan ayat-ayat al-Quran, seperti rumah yang hampa. Jadi kita untuk membina generasi yang Islami maka kita harus biasa mendengarkan ayat-ayat al-Quran didalam rumah kita,” tuturnya.
Berinteraksi dengan al-Quran akan mendatangkan kebahagian, kesenangan dan cahaya di kehidupan kita sehari-hari serta hidup kita tidak dalam kesusahan dan kegelisahan.
Hikmah yang lain dalam al-Quran adalah tidak terjadi kesemarutan baik dalam berpikir ketika memahami sesuatu. Al-Quran itu menjadi cahaya bagi yang mau membaca, mendengar, dan memahaminya serta bagi orang yang mau mentadaburkan al-Quran.
Dijelaskan, al-Quran itu sebenarnya banyak bisa mendatangkan berbagai kemudahan di berbagai macam aktifitas kehidupan manusia. Dengan banyak mengetahui ayat al-Quran maka akan banyak mendatangkan kemudahan-kemudahan diberbagai macam aktifitas kehidupan manusia. Karena dalam al-Quran kita bisa mengetahui mana yang boleh dan mana yang tidak boleh, mana yang halal dan mana yang haram.
“Dengan kita berinteraksi dengan al-Quran akan mendatang berbagai macam kemudahan dan kebaikan-kebaikan dengan hidayah al-Quran. Pertama adalah al-Quran sebagai pedoman dalam menetapkan hukum. Kedua adalah memberi keringanan-keringanan dalam menjalani kehidupan di dunia ini,” lanjutnya.
Sering berinteraksi dengan al-Quran, maka kita akan mendapatkan berbagai macam kemudahan baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam menjalankan ibadah kita. “Sehingga al-Quran bisa dikatakan sebagai obat dan penawar untuk seluruh orang yang memahami dan menyakini dalam kehiudpan sehari-harinya,” tutupnya. (Indra Kariadi)