Oleh Fauziah Usman
Al-Qur’an merupakan kitab suci ummat Islam. Menjadi pedoman dan tuntanan dalam hidup baik dalam menjalani hubungan vertical dengan Allah swt (hablumminallah) maupun hubungan horizontal dengan sesama manusia (hablumminannas). Jika Al-Qur’an dijadikan pedoman dan tutunan dalam hidup akan membawa kepada keselamatan dunia dan akhirat.
Ajaran dan isi yang terkandung dalam Al-Qur’an sangat universal sesuai dengan perkembangan zaman. Semua ilmu ada dalam al-Qur’an. Ada yang tersurat dengan jelas dan ada yang tersirat secara samar. Secara umum ilmu dalam al-Qur’an sebut saja tentang tumbuh-tumbuhan, binatang, perbintangan, kekayaan alam, tata cara bermasyarakat atau bernegara, dan masih banyak lagi kisah-kisah yang diceritakan dalam al-Qur’an baik yang sudah terjadi maupun yang belum terjadi. sebagai contoh kejadian gempa dan Tsunami 2004, dalam al-Qur’an telah dijelaskan dalam surat Al-a’raf ayat 78 s.d 102.
Pelajaran dan ilmu yang terkandung dalam al-Qur’an tidak akan bermakna dan sia-sia jika ummat Islam tidak pernah membaca, mengkaji ataupun mengamalkan keseluruhan isi al-Qur’an dalam menjalani kehidupan duniawi sebagai bekal di kehidupan ukhrawi.
Islam sebagai agama rahmatan lil’alamin bagi umat manusia menganjurkan hal yang pertama dan utama kepada umat adalah membaca. Hablumminallah dan hablumminannas perlu ilmu untuk menjalaninya, salah satu cara mendapatkan ilmu yaitu dengan membaca. Sebagai ummat Islam, membaca menjadi suatu kewajiban. Rasulullah saw menerima wahyu pertama di Qua Hira’ mengandung perintah ‘membaca’ atau iqra. Sebagaimana tercantum dalam surat al`Alaq ayat 1 sampai 5. Baca, baca dan bacalah. Pengulangan perintah baca menandakan bahwa membaca menjadi sesuatu yang sangat penting. Dan al-Qur’an menjadi penjelas tentang segala persoalan.
“Dan Demikianlah Kami wahyukan kepadamu wahyu (Al Quran) dengan perintah kami. sebelumnya kamu tidaklah mengetahui Apakah Al kitab (Al Quran) dan tidak pula mengetahui Apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan Al Quran itu cahaya, yang Kami tunjuki dengan Dia siapa yang Kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami”. (Asy-Syuro:52)
Al-Quran tidak akan berfungsi sebagai penyelamat dunia akhirat, apabila tidak di baca dan diamalkan. Membaca dan terus belajar memahami makna lafal-lafalnya, serta memikirkan apa yang ayatayat Al-Qur’an tunjukkan tatkala tersusun, dan apa yang terkandung di dalamnya secara nyata atau isyarat dengan peringatan yang tidak tampak dalam lafal Al-Qur’an, serta pengambilan manfaat oleh hati dengan tunduk di hadapan nasehat-nasehat Al-Qur’an, patuh terhadap perintah-perintahnya, serta pengambilan ibrah darinya.
Marilah memulai dari diri sendiri untuk mentadabur al-Qur’an untuk mendapatkan ridha Allah swt dalam kehidupan di dunia dan akhirat. Setiap hari setiap saat al-Qur’an jadi bacaan utama untuk dikaji dan ditelaah dan mengamalkan ajarannya. Dengan demikian kita berharap Allah swt memberikan limpahan rahmat dan karunia.
Sehingga dimasa mendatang tidak terdengar lagi mahasiswa Aceh tidak bisa baca Qu’an dengan jumlah yang memprihatinkan, 82 persen. Sungguh fantastis. Tentunya suatu kemunduran bila Aceh sebagai daerah syari’at Islam masih ada masyarakat yang tidak bisa mengaji.
Semoga Aceh dimasa akan datang lebih maju dan menjadi pusat kajian ilmu pengetahuan Islam serta Bandar wisata Islami yang mendunia. Amien ya rabb
Penulis Guru MAN1 Banda Aceh