GEMA JUMAT, 13 MARET 2020
Oleh Prof. Dr. H. Zainal Abidin Alawy, MA
Penceramah Masjid Raya Baiturrahman
Rasululah SAW bersabda, yang artinya: “Dari Anas bin Malik RA berkata: Rasulullah SAW masuk ke kota Madinah tidak memiliki ajudan atau pembantu, Abu Thalhah memegang tanganku dan membawaku pergi ke hadapan Nabi SAW, Abu Thalhah berkata kepada Rasulullah SAW: Ya Rasulullah! Sesungguhnya Anas ini seorang belia yang cerdas, jadikanlah dia sebagai ajudan atau pembantumu. Anas berkata, maka saya melayani Rasulullah dalam perjalanan safarnya dan saat beliau berada di tempat. Beliau tidak pernah mengatakan terhadap sesuatu hal yang saya perbuat kepadanya, mengapa kamu perbuat ini dan itu dan beliau tidak pernah mengatakan kepadaku mengapa kamu tidak melakukannya begini dan begitu”. (HR Al Bukhary, lihat Muhammad bin Ali Syafi’iy Asy-Syauwany, Aly Mukhtashar Ibnu Abi Jamrahul Bukhary hal 35, hadits ke- 138).
Namanya lengkapnya Anas bin Malik bin An Nadlar bin Damdan bin Zaid bin Haram Al Madany. Anas merupakan salah seorang sahabat kecil karena pada masa Rasulullah SAW masuk ke Madinah masih sangat muda. Sebagai seorang belia yang cerdas, dia bertugas sebagai pembantu atau khadam Nabi SAW. Istilah yang dipakai pada saat itu atau sebagai ajudan Nabi SAW dengan istilah sekarang orang yang memanggilnya dengan khadam atau ajudan Rasul. Anas merasa bangga dengan panggilan itu, sebagai seorang ajuadan dia tetap mendampingi Rasul baik dalam perjalanan safar atau hadlar yaitu ketika Nabi SAW ada di tempat.
Riwayat lain menjelaskan bagaimana Anas bisa menempati sebagai khadam atau ajudan Rasul SAW ialah ketika Rasul menetap di Madinah. Ibunda Anas Ummu Sulaim An Najjary (dari golongan Ansar) mendatangi Rasul SAW agar putranya ini dapat diterima untuk mengabdi kepada Rasulullah. Rasulullah langsung mengabulkan permintaan ibunda Anas dan sejak itulah Anas selalu mendampingi Rasulullah SAW.
Menurt riwayat Abu Bakar bin Muhammad bin Muslim, Ubaidillah bin Abdullah bin Syahal Al Quraisy Azzuhry (51 H/670 M – 124 H/742 M) seorang ahli hadits, Anas bin Malik sendiri yang menyatakan bahwa ketika Rasulullah pindah ke Madinah berusia sepuluh tahun dan saat Rasulullah wafat Anas sudah mencapai usia 20 tahun. Dia dikenal dekat dengan Rasulullah SAW oleh karenanya tidak mengherankan jika Anas memperoleh kesempatan untuk menerima hadits dari Rasul.
Anas tampil sebagai seorang ajudan Nabi yang cerdas dan cekatan. Semua tindakan yang dilakukan Anas selalu berada di dalam garis yang benar sesuai dengan semua yang diajarkan Nabi SAW sehingga tidak ada perbuatan yang dilakukan Anas dipertanyakan oleh Nabi SAW; mengapa hal ini kamu kerjakan. Demikian Anas sangat berhati-hati terhadap hal-hal yang dilarang dalam sunnah Rasul, sehingga Nabi SAW tidak pernah bertanya kepada Anas; mengapa hal ini kamu tinggalkan. Walaupun dalam usia yang sangat muda Anas mampu berpikir dan bertindak sebagai seorang sahabat besar yang kemampuan berpikirnya demikian sempurna.
Sebagai seorang ajudan Nabi SAW, Anas muda dipercaya sebagai ajudannya. Nabi SAW tidak pernah mengunjungi rumah seorang wanita manapun kecuali rumah Ummu Sulaim, karena saudara laki-laki dan ayahanda Ummu Sulaim keduanya sebagai syuhada dan Ummu Sulaim sendiri berjuang bagaikan seorang prajurit pria. Ummu Sulaim sendiri pernah memberikan sebentuk cendramata kepada Nabi SAW dalam kerajinan tangan yang dilakukan sendiri oleh Ummu Sulaim karena keluarga Ummu Sulaim dari kalangan yang kaya yaitu kelompok atau kaum Najjary. Demikianlah kedekatan Nabi SAW dengan anggota kelurga Ummu Sulaim.