Jum’at, 31 juli 2015 M/ 15 syawal 1436 H
Pemerintah Aceh menganggarkan dana sebesar Rp. 573 Milyar untuk pembangunan serta perluasan kawasan masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh tahap pertama. Total anggaran yang dibutuhkan mencapai 1,4 T.
Seluruh dana tersebut berasal dari APBA, pemerintah Aceh berharap agar ada dukungan dari pemerintah pusat atau APBN serta donatur-donatur lainnya.
Dana tersebut termasuk pengadaan 12 unit payung elektrik sebagaimana yang terdapat di masjid Nabawi Madinah Arab Saudi.
Hal demikian diungkapkan Gubernur Aceh Zaini Abdullah pada kegiatan Ground Breaking pengembangan landscape dan infrastruktur masjid raya Baiturrahman Banda Aceh, Selasa (28/08).
Zaini menyebutkan pengerjaan proyek pengembangan masjid raya untuk jangka pendek diharapkan selesai dalam dua tahun, sehingga pada Mei 2017 atau satu bulan menjelang jabatannya berakhir sebagai gubernur, pemandangan masjid raya sudah lebih indah dari sebelumnya.
Menurut Zaini, selain pemasangan 12 unit payung elektrik, pengembangan lainnya berupa pembangunan basment tempat parkir roda dua dan roda empat, pembangunan tempat wuduk pria dan wanita, taman serta perbaikan sejumlah interior bangunan.
”Dengan pembangunan ini , masjid ini nantinya tidak hanya berfungsi sebagai rumah ibadah, tapi juga menjadi pusat berbagai kegiatan Islam di Aceh dan di nusantara. Dengan fasilitas itu kita juga akan terus mendorong agar masjid raya baiturrahman menjadi simbol bagi penguatan
ajaran Islam di tanah air,”ungkapnya.
Zaini menambahkan untuk jangka panjang juga akan dilakukan perluasan masjid raya sesuai peruntukkan, misalnya kawasan barat dari Masjid akan dijadikan pusat pendidikan untuk melahirkan anak-anak Aceh yang hafiz Al-qur’an.
Kemudian untuk kawasan selatan akan dijadikan sebagai pusat berbagai aktifitas Islam serta akan dibangun guest house dan convention center untuk kepentingan para wisatawan yang berkunjung ke masjid tersebut.
”Bagi wisatawan yang ingin belajar tentang islam atau ingin mnimkmati keindahan kota banda Aceh langsung bisa menginap di guest houses tersebut, sehingga lokasi ini boleh dikatakan akan menjadi lokasi unit usaha untuk menopang operasional masjid, dan semua itu dikelola dalam system manajemen Islam,”lanjutnya.
Selanjutnya kawasan timur kan dijadikan media center dengan berbagai sarana penyiaran berita Islami serta penyebaran informasi tentang Islam. Sedangkan zona utama akan dibangun pusat percetakan dan galery.
Sementara kawasan utara akan langsung terhubung dengan krueng Aceh sehingga akan menambah keindahan dan keunikan masjid.
Diakui Zaini, untuk memenuhi cita-cita tersebut, panitia pembabngunan harus membebaskan sejumlah lahan diseputaran masjid, Zaini berharap agar pembebasan lahan bisa secepatnya dilakukan agar target pembangunan bisa selesai tepat waktu.
”Dukungan masyarakat teruatama yang ada disektar masjid ini, tentu sangat kami harapkan sehingga pengembangan masjid ini berjalan sebagaimana mestinya,”lanjutnya lagi.
Menurut Zaini sebagian besar dari lahan-lahan di seputaran masjid umumnya adalah tanah masjid yang dirampas pada masa kolonial, Zaini berharap agar pihakpihak yang mengerti tentang tanah-tanah diseputaran masjid raya untuk berkonsultasi dengan pihaknya.
Sementara itu Kadis Cipta Karya Aceh, Rizal Aswandi menyebutkan anggaran pembangunanya mencapai Rp 1,4 triliun. Untuk program pembangunan jangka pendek, sebutnya, butuh dana Rp 344,845 miliar dan untuk jangka panjang Rp 1,1 triliun. “Perluasan dan pengembangan kawasan Masjid, tidaklah mengubah kondisi fisik, jadi…. bentuk dam posisi masjid tetap seperti sekarang ini. Sesuai arahan pak Gubernur, kita akan segerakan pembebasan lahan kawasan ini, “ujarnya.
Proyek fisik jangka pendek, urainya, meliputi persiapan pekerjaan dan membutuhkan dana Rp 2,175 miliar, kemudian untuk pekerjaan struktur Rp 163,298 miliar, pekerjaan arsitektur Rp 125,199 miliar, pekerjaan elektrikal Rp 12,651 miliar, pekerjaan mekanikal Rp 5,714 miliar, pekerjaan landscape Rp 3,206 miliar, dan pekerjaan nonstruktural Rp 1,249 miliar.
Sementara untuk jangka panjang, fokus utama yaitu pembebasan lahan dan bangunan sampai ke tepi sungai Krueng Aceh. Rizal Aswandi merincikan, untuk sisi barat butuh anggaran Rp 83,60 miliar dan pembangunan fisik Rp 122,375 miliar. Kemudian sisi selatan butuh Rp 56,129 miliar dan pembangunan fisik Rp 133,643 miliar. Ditambahkannya, untuk sisi utara dana yang akan diplotkan adalah Rp 201,1692 miliar dan biaya pembangunan fisik Rp 13 miliar.
Sisi timur Rp 105,022 miliar dan pembangunan fisik Rp 35,643 miliar. Selain itu, juga untuk pembangunan lingkungan masjid yaitu Rp 344,845 miliar dan biaya supervisi Rp 4,5 miliar. Sehingga totalnya menjadi Rp 1,1 triliun. (Abi Qanita)