Gema, 05 Februari 2018
Oleh Dr. Sri Suyanta (Wakil Dekan I Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-Raniry)
Ketika ringan pada kebaikan dapat dikukuhkan dalam kehidupan sehai-hari, mulai dari keluarga, bermasyarakat sampai berbangsa dan bernegara, maka sejatinya telah melahirkan suasana edukatif dan kondisioning bagi milieu yang kondusif bagi proses pendidikan.
Betapa tidak! Sebagaimana lazimnya, anak-anak kita, juga para remaja, bahkan sesama manusia dewasa sekalipun memiliki kemampuan dan kecenderungan untuk meniru dari apa yang dibaca, didengar, dan disaksikannya.
Bila bahan yang dibaca, perkataan yang didengar, dan perilaku yang disaksikannya adalah kebaikan dan kebajikan, maka proses pewarisan nilai telah berlangsung.
Namun sering dikeluhkan bahwa meniru dan meneladani kebaikan atau kebajikan itu sulit, bahkan sangat sulit dan perlu waktu.
Tetapi terhadap ucapan kotor, sikap kasar, perilaku tercela tidak diajarkan sekalipun, justru mudah untuk dilakukan oleh anak-anak, remaja dan sesama kita.
Oleh karena itu, intensitas kondisoning kepada kebaikan dan kebajikan harusnya menjadi kesadaran bersama dan dikukuhkan terus menerus, sehingga tidak ada ruang bagi anak-anak mendengar, melihat dan menyaksikan hal-hal yang tidak baik.
Sebaliknya yang disaksikan hanya kebaikan dan kebajikan semata. Semoga.