BreakingNews

Bangun Optimisme Kolektif pasca Pandemi

Bangun Optimisme Kolektif pasca Pandemi ( Dr.rer.nat. Ilham Maulana, S.Si – Dosen Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) UNIVERSITAS SYIAH KUALA BANDA ACEH. Dampak pandemi Covid-19 bermuara pada perekonomian dan indikator pembangunan. Pada tahun 2020 dan 2021 tercatat, pertumbuhan ekonomi nasional mengalami kontraksi sebesar 2,19 persen. Kontraksi tersebut menggambarkan penurunan aktivitas dunia usaha dan … Read more

...

Tanya Ustadz

Agenda MRB

Bangun Optimisme Kolektif pasca Pandemi
( Dr.rer.nat. Ilham Maulana, S.Si – Dosen Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) UNIVERSITAS SYIAH KUALA BANDA ACEH.

Dampak pandemi Covid-19 bermuara pada perekonomian dan indikator pembangunan. Pada tahun 2020 dan 2021 tercatat, pertumbuhan ekonomi nasional mengalami kontraksi sebesar 2,19 persen. Kontraksi tersebut menggambarkan penurunan aktivitas dunia usaha dan produktivitas barang/jasa, yang mempengaruhi pendapatan negara.
Pertumbuhan ekonomi tersebut mempengaruhi indikator pembangunan nasional antara lain meningkatnya pengangguran dan kemiskinan. Memasuki tahun 2022 sekarang, kita sama melangkah membangun optimis kolektif dengan tetap konsisten menanggulangi Covid-19 serta bangkit lebih setelah pendemi. Berikut wawancara, Wartawan Gema Baiturrahman, Marmus dengan Dr.rer.nat. Ilham Maulana, S.Si – Dosen Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) Universitas Syiah Kuala Banda Aceh.

Bagaimana sikap kita menghadapi tahun baru Tahun 2022?
Bagaimanapun, tahun masehi diberlakukan secara offisial di Indonesia, kita harus akui itu, dan banyak penjadwalan terpola dengan dasar perhitungan tahun ini. Namun, ini tidak serta merta berarti bahwa kita harus mengikuti seluruh ritual kejadian yang terhubung dengan sistem tahun tersebut. Hari raya natal dan tahun baru masehi adalah dua ritual kejadian yang dimaksud.

Apakah ada kaitkan dengan budaya-budaya tertentu?
Diakui atau tidak keduanya terhubung erat dengan sejarah, kultur, dan bahkan ritual ibadah agama tertentu. Oleh karena itu, idealnya seorang muslim tidaklah ikut-ikutan merayakan momentum tersebut, dengan berbagai kegiatan apapun yang dinisbatkan pada momentum itu. Jadi ya. biasa aja. Bukan momentum istimewa.
Islam juga menyediakan hari-hari yang dianjurkan untuk dirayakan kok, misalnya Idul Fitri dan Idul Adha. Di sisi lain, Nabi Muhammad SAW sangat menganjurkan ummatnya untuk menyelisihi kaum musyrik, karena meniru ataupun ikut-ikutan dengan mereka, dikhawatirkan akan lambat-laun menjadikan kita seperti mereka juga.

Dua tahun lebih dunia terbelenggu dalam pandemi covid 19, apa upaya dan strategi kita untuk bangkit lebih cepat?
Wabah ataupun pandemi seperti saat ini bukanlah hal pertama yang terjadi di dunia. Sudah pernah berkali-kali dunia diserang wabah dan butuh waktu lama untuk recovery. Sebagai bagian dari masyarakat dunia, tentu saja upaya-upaya logis yang sudah dipertimbangkan patut kita ikuti dengan benar. Namun bagaimanapun, seorang mukmin idealnya punya satu hal istimewa yang tidak dimiliki oleh orang-orangf yang hanya mengandalkan upaya secara logika.
Hal istimewa itu adalah iman. Benda abstrak ini menuntun kita menjadi lebih optimis dan lebih siap menghadapi setiap kemungkinan, termasuk berbagai kendala dan tantangan dalam masa-masa pemulihan keadaan. Spirit ini terbukti memberikan motivasi dan energi ekstra untuk setiap mukmin ketika mengupayakan sesuatu. Jadi, singkat cerita, selain mengupayakan sesuatu yang terlihat rasional, kuatkanlah iman, karena Allah berjanji bahwa inilah alasan utama yang akan membuat kita berbeda, dan kita akan lebih di depan dibandingkan mereka yang tidak memilikinya. Hal ini sesuai janji Allah di Surat ALi-Imran, ayat 139: Dan janganlah kamu (merasa) lemah, dan jangan (pula) bersedih hati, sebab kamu paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang beriman.

Apa yang harus jadi perhatian utama untuk bangkit?
Seperti jawaban saya tadi di atas, perhatian utama kita sebaiknya adalah pada keyakinan, memperbaiki dan memperkuat iman. Diakui atau tidak, kita relatif lebih fokus pada usaha-usaha rasional yang menuntut kerja keras yang melibatkan pikiran. Kadang kita bahkan lupa melibatkan Tuhan. Padahal agama kita mengajarkan untuk memulai semuanya dengan doa, maknanya, mulailah dengan menyerahkan diri kepada-Nya, berdoa agar diberi kekuatan, diberi jalan keluar, dan dimudahkan segala urusan. Karena dalam terminologi orang beriman, bukan kita sebagai manusia yang mampu menyelesaikan masalah, tapi Allah-lah yang berkenan menyelesaikannya. Lihat saja firman Allah di surat An-Nashr ayat 1: Jika datang pertolongan Allah, maka datanglah kemenangan. Jadi, manusia memang harus berusaha sekuat tenaga, tetapi tetap Allah-lah yang akan menentukan hasilnya. Maka itu, mulailah dengan menyerahkan diri kepada-Nya.[]

Dialog

Tafsir dan Hadist

Dinas Syariat Islam

Mensyukuri Keserasian

Gema, 13 Juli 2018 Oleh Dr. Sri Suyanta (Wakil Dekan I Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-Raniry) Muhasabah 29 Syawal 1439 Saudaraku, hubungan antarsesama manusia

Perencanaan Hidup Bahagia

Tak terasa kita sudah berada pada tahun 2022. Harus ada perbahan ke arah lebih baik untuk memasuki tahun baru masehi, seperti sikap optimistis harus kita

Menuju Islam Khaffah

Tabloid Gema Baiturrahman

Alamat Redaksi:
Jl. Moh. Jam No.1, Kp. Baru,
Kec. Baiturrahman, Kota Banda Aceh,
Provinsi Aceh – Indonesia
Kode Pos: 23241

Tabloid Gema Baiturrahman merupakan media komunitas yang diterbitkan oleh UPTD Mesjid Raya Baiturrahman

copyright @acehmarket.id 

Menuju Islam Kaffah

Selamat Datang di
MRB Baiturrahman