Gema JUMAT, 20 November 2015
Oleh H. Basri A. Bakar
“Setiap kalian adalah pemimpin dan bertanggung jawab atas apa yang di pimpinnya, Seorang penguasa adalah pemimpin bagi rakyatnya dan bertanggung jawab atas mereka, seorang istri adalah pemimpin di rumah suaminya dan dia bertanggung jawab atasnya. Seorang hamba sahaya adalah penjaga harga tuannya dan dia bertanggung jawab atasnya”. (HR. Bukhari)
Senin 16 Nopember 2015, Pemerintah Aceh kembali merombak kabinet. Mereka adalah pemimpin di lembaga dan dinas startegis yang diberi amanah dan tugas berat untuk berbuat untuk kepentingan rakyat. Mereka mendapat gaji dan tunjangan jabatan agar memikirkan secara serius terhadap tugas-tugas yang diemban.
Setiap pemimpin di akhirat kelak akan ditanya oleh Allah SWT terhadap apa yang dipimpinnya. Di akhir zaman ini kelemahan umat Islam adalah dimana pemimpin hanya memimpin di bidangnya saja. Terhadap agama dan akhlak cenderung mereka abaikan. Biasanya pembangunan fisik menjadi dominan, sementara ummat semakin merosot dalam bidang pengamalan agama, akhlak dan moral. Oleh sebab itu siapa saja yang menjadi pemimpin bertanggung jawab memastikan perkara agama dan akhlak untuk keselamatan bersama di dunia dan akhirat.
Dewasa ini, orang-orang yang ambisius ingin menggapai jabatan, ia akan melakukan segala cara meskipun dengan cara-cara tidak terpuji. Dia rela mengeluarkan uang yang tidak sedikit untuk membeli jabatannya. Mereka lupa bahwa jabatannya itu justru akan menyeretnya ke lembah kehinaan, apalagi bila ia tidak membawa ummat ke arah yang diridhai Allah SWT. Ia sibuk dengan mengumpulkan harta dan kekayaan dari jabatannya itu. Padahal Allah SWT kelak akan meminta pertanggungjawaban atas apa yang ia pimpin.
Oleh karena itu sadarlah bahwa jabatan bisa membuat seseorang mendapat rahmat Allah dan banyak pula yang menjadi murkaNya. Celakalah bagi pemimpin yang sama sekali tidak berusaha mengajak orang yang dipimpinnya untuk taat kepada Allah SWT.
Sesungguhnya, dalam Islam, figur pemimpin ideal yang menjadi contoh dan suri tauladan yang baik, bahkan menjadi rahmat bagi manusia (rahmatan linnas) dan rahmat bagi alam (rahmatan lil’alamin) adalah Muhammad Rasulullah SAW, sebagaimana dalam firman-Nya.