Gema, 26 Februari 2018
Oleh Dr. Agustin Hanafi, Lc, MA (Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama Fakultas Syariah dan Hukum UIN Ar-Raniry)
Dalam kehidupan berumah tangga satu sama lain harus menghormati dan menghargai. Tidak ada yangg superior dan inferior, tidak ada yang lebih tinggi antara satu dengan yang lainnya. Saling mengasihi, menyayangi, mengayomi dan mendoakan. Jangan sesekali menyepelekan dan melecehkan serta menggurui.
Jangan bersikap egois, jangan pula pernah terlintas dalam benak pikiran bahwa kesuksesan yang kita raih murni karena usaha dan kerja keras kita sendiri tanpa ada peran keluarga. Ingat dan sadarilah bahwa di balik kesuksesan kita tentunya tidak pernah luput dari doa isteri/suami dan anak. Maka berikan penghargaan yang tinggi kapada mereka dengan bersikap lembut dan bermuasyarah secara makruf.
Suami jangan pernah berkata kasar dan bersikap judes kapada isteri dan anak, jangan pula merendahkan pasangan hanya karena dia tidak menghasilkan uang tetapi hanya tinggal di rumah mengurus anak dan rumah. Ingatlah wahai para suami yang demikian itu jauh Lebih berat dan tak dapat dinilai dengan materi.
Jika kita meninggalkan dunia fana ini kelak, yang paling dekat dengan kita adalah pasangan dan anak melalui doa tulusnya. Bukan orang lain yang kadang punya misi tersendiri ketika bergaul dengan kita. Maka bersikaplah secara jujur dan baik kepada pasangan. Perhatikan kebutuhan dan keinginan dia, kepentingan dia jauh lebih urgen ketimbang teman dan sahabat.
Untuk itu, jangan hanya kita baik dan perhatian kepada rekan sejawat lalu melupakan pasangan, bahkan jika isteri menelepon lalu kita menggerutu dan cepat-cepat mematikan HP, seolah-olah lagi sibuk berat padahal yang ingin dia sampaikan adalah mengenai kebutuhan kita dan anak.
Dan juga perlu disadari jika meninggal pun kita kelak, yang sibuk dengan fardu kifayah adalah pasangan kita, yang menangisi juga pasangan kita. Bukan orant lain yang kadang diragukan ketulusannya.
Maka berbuat baikah kepada isteri, dan juga sebaliknya.

