Gema Jum’at, 29 April 2016
RAIHAN, Grup Nasyid Malaysia
Raihan adalah jawaban kerinduan muslim khususnya di kawasan Serumpun Melayu akan kehadiran lagu bernada dakwah. Walau Grup nasyid berasal dari Malaysia namun kehadirannya begitu diterima oleh penggemarnya di tanah air. Kata dan kalimat dalam syair mudah dimengerti dan dihapal sehingga banyak digemari kaum muda dan aktifis dakwah di tanah air. Dapatlah dikatakan, Raihan pelopor nasyid era baru.
Raihan dibentuk pada Oktober 1996, merupakan peleburan dari grup nasyid Nada Murni dan The Zikr Malaysia. Personil awal berdirinya Raihan adalah Che’ Amran, Azhari Ahmad, Nazrey Johani, Abu Bakar, Amran Ibrahim dan Che Amran Idris.
Album perdana Puji-Pujian yang dikeluarkan 1997 langsung meledak ke pasaran, tidak saja di kawasan Melayu-Asean bahkan meluas sampai ke manca negara. Sebanyak 800 ribu copy album Puji-Pujian terjual. Kini, sebanyak 12 album telah dikeluarkan, kesemuanya meledak di pasaran. Untuk menjadikan musik alternatif berperadaban, Raihan kerap show dan konser ke seluruh dunia.
Sejumlah musisi Islam dunia pernah terlibat dalam kerja bareng, sebut saja Cat Steven yang lebih dikenal Yusuf Islam seorang musisi dan juru dakwah. Raihan juga berkolaborasi dengan beberapa penyanyi terkenal diantaranya adalah Awie, S. Jibeng, dan Muhammad Al-Husayyan.
Terkadang inovasi dan berkarya di luar pakem yang berlaku. Maka Raihan membuat lagu dalam bahasa atau cengkok Urdu, Inggris, Arab maupun China.
Dalam kurun waktu itu, telah terjadi beberapa kali pergantian personil. Komposisi terakhir adalah Che Amran bin Idris, Abu Bakar bin Mad Yatim dan Aman bin Ibrahim. Ketiganya hadir pada Dakwah Umum yang diadakan Dinas Syariat Banda Aceh dalam rangkaian Peringatan 811 tahun Kota Banda Aceh yang dipentaskan di Masjid Baitus Salihin, Ulee Kareng – Banda Aceh, Sabtu (23/4).
Raihan memang kagum akan keindahan alam dan kekayaan budaya Aceh. Kuliner Aceh seperti ayam tangkap, mie dan kopi Aceh selalu dirindunya.
Sebelumnya mereka baru pentas di Sabang, sekaligus pencanangan Sabang sebagai destinasi wisata halal Nusantara. Kedatangannya ke Serambi Mekkah lebih dari ke-7 kalinya. Raihan ditemani Ustad H. Haslin Baharim dan Ustad Dr. H. Abdullah Khairi. Keduanya menyampaikan tausiah bergantian dan diselingi dengan lagu tematik yang sama dengan inti tabligh seperti, Salam, Syukur, Iman Mutiara dan lagu lainnya.
Acara dipandu pelopor nasyid di Nusantara, Mujiburrizal. Pimpinan grup nasyid Kausar ini juga menjadi personil tambahan Raihan. Bahkan Haslin yang dikenal sebagai Ustad Bollywood Malaysia dan Ustad Abdullah Khairi juga begitu menyatu dengan kemerduan personil Raihan.
Semua yang hadir larut dalam syiar dan syair, tak terkecuali Illiza Sa’aduddin Djamal, Wali Kota Banda Aceh beserta wakilnya, Zainal Arifin. Musik nonnotasi berupa musik mines one, plus darbuka dan tamborine mampu menghentak dan memberikan hiburan sekaligus membangkitkan gairah iman.
Pada tembang penutup, Raihan menyuguhkan surprise. Raihan menciptakan nasyid yang dipersembahkan khusus bagi warga Banda Aceh dengan judul, Jagalah Aceh. Lagu ini bersifat promotif guna memperkenalkan Kota Banda Aceh yang diharapkan menjadi destinasi kota wisata Islami dunia.
Menjelang Dzuhur, acara berakhir. Pihak yang terlibat langsung suksesnya acara tersebut mendapatkan bingkisan dari pihak sponsor, KPJ Tawakkal Malaysia yang memiliki perwakilan di Banda Aceh.
Suguhan berkelas dari Raihan, Ustad Haslin, Ustad Khairi berikut Mujiburrizal tentu saja tidak mampu memuaskan dahaga Kota Madani akan hiburan bernuansa religi. Namun, keramahan Raihan bersedia memenuhi keinginan berselfie dan foto bareng mengurangi ketidakpuasan dan menjadi kenangan yang tak terlupakan bagi undangan yang hadir. NA RIYA ISON