BreakingNews

Beukaya

Tanya Ustadz

Agenda MRB

Sebagaimana dipahami, ketika ada kebahagiaan yang dialami teman, seperti dianugerahi anak, maka didoakan  bayi itu diharapkan menjadi beumalém  (berilmu),  beukaya  (berkecukupan), beumeutuwah  (bermarwah /harkat dan martabat) dan beumubahgiya  (mendapat Kesenangan dan aman),  ucapan serangkai itu sering kita simak dari mulut ke mulut....

Mungkin doa ini tidak lazim di Indonesia yakni mendoakan sahabat agar bisa menjadi kaya.  Di daerah lain,   biasanya hanya terselip doa tetap sehat atau sejahtera. Sebaliknya di Aceh langsung disebutkan semoga beukaya alias bisa hidup berkecukupan.
Sebagaimana dipahami, ketika ada kebahagiaan yang dialami teman, seperti dianugerahi anak, maka didoakan  bayi itu diharapkan menjadi beumalém  (berilmu),  beukaya  (berkecukupan), beumeutuwah  (bermarwah /harkat dan martabat) dan beumubahgiya  (mendapat Kesenangan dan aman),  ucapan serangkai itu sering kita simak dari mulut ke mulut. Kata adalah doa dan diharapkan akan terwujud dengan doa, ikhtiar dan pasrah kepada Allah.  Kata-kata yang diucapkan akan menjadi kekuatan mewujudkan cita-cita agar bisa terwujud.
Bolehkah mendoakan kepada diri sendiri dan sahabat agar dimudahkan rezeki harta? Dalam hal ini adalah kaya harta. Selama ini kita sering mendengar selentingan yang sudah berusia ratusan tahun dibenamkan oleh kolonial yakni biar miskin di dunia asal masuk surga. Dunia ini untuk kenikmatan orang kaphe dan akhirat untuk kenikmatan umat Islam.
Demikian  juga  dengan ucapan yang meninabobokan umat Islam  yakni kita tidak bawa uang ke kuburan dan akhirat. Atau dalam hidup ini, uang bukan segala-galanya. Kalimat-kalimat bernada negatif itu harus dilengkapi bahwa tanpa uang dunia ini seperti di kuburan sepi dan menyedihkan. Uang bukan segala-galanya  namun segala-gala kebutuhan  butuh uang.
Kita ingat 5 Rukun Islam yakni 2 di antara Rukun Islam berkaitan dengan  rezeki/uang yakni membayar zakat dan berhaji. Jadi  paling tidak, setiap umat Islam harus ada keinginan berhaji atau berumrah. Dan syarat berhaji mampu dari fisik, mental,  dan uang selama berhaji dan keluarga yang ditinggalkan di kampung.  Bercita-cita berumrah atau berhaji akan memicu umat menjemput rezeki lalu berhemat untuk menabung.  Salah satu cara menjemput rezeki yakni mengadakan dan memperluas silaturrahmi secara fisik dan kini sekarang virtual karena lagi Covid-19.
Para pengemis harus menjadikan iktibar dari sabda  Nabi Muhammad SAW   yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari, Muslim, Abu Daud, An-Nasa’i, Ahmad, dan Ad-Darimi yakni “Tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah. Dan mulailah dari orang yang menjadi tanggunganmu. Dan sebaik-sebaik shadaqah adalah yang dikeluarkan dari orang yang tidak membutuhkannya. Barangsiapa menjaga kehormatan dirinya, maka Allah akan menjaganya. Barangsiapa yang merasa cukup, maka Allah akan memberikan kecukupan kepadanya.”
Pelajaran dari hadits  di atas yakni setiap umat Islam  selayaknya hidup berkecukupan dan gemar /shadaqah. Di satu sisi, kaum dhuafa terutama yang sehat fisik harus bangkit dari kemiskinan harta menuju dari tangan menerima/tangan di bawah menjadi tangan memberi/tangan di atas.
Tangan di bawah  adalah para peminta-minta, bukan penerima seperti yang berhak menerima zakat karena itu adalah hak mereka.
Pada dimensi lain,  dilarang menumpuk  harta yang berdampak pelit. Harta yang diwakafkan,. Shadaqah, infaq dan sebagainya menjadi kendaraan di akhirat. maka pernyataan harta tidak dibawa mati itu adalah salah. Yang benar. harta dibawa mati dengan cara menitipkan disumbang ke dayah, masjid dan lain-lain.  Dalam hal ini, yang berstatus tangan di atas harus menyadari agar tidak takabur dengan tetap menjaga perasaan yang tangannya di bawah.. Bagaimana status hartawan yang dermawan dalam Islam?  Rasulullah SAW adalah pedagang yang berhasil. Dari 10 sahabat Nabi yang dijamin masuk surga, 9 di antaranya adalah pengusaha.
Di dalam masyarakat,  orang kaya yang  ringan tangan akan mendapat posisi mulia. Umat akan hormat kepada orang kaya yang baik hati daripada pengemis yang dari tahun ke tahun terus mengemis padahal sehat fisiknya.  Selemah-lemahnya  kita dalam bergaul yakni ada silih berganti dalam membayar minum kopi atau  makanan.  [Murizal Hamzah]

Dialog

Tafsir dan Hadist

Dinas Syariat Islam

Menuju Islam Khaffah

Tabloid Gema Baiturrahman

Alamat Redaksi:
Jl. Moh. Jam No.1, Kp. Baru,
Kec. Baiturrahman, Kota Banda Aceh,
Provinsi Aceh – Indonesia
Kode Pos: 23241

Tabloid Gema Baiturrahman merupakan media komunitas yang diterbitkan oleh UPTD Mesjid Raya Baiturrahman

copyright @acehmarket.id 

Menuju Islam Kaffah

Selamat Datang di
MRB Baiturrahman