Prof. Dr. Tgk. H. Azman Ismail, MA (Imam Besar Masjid Raya Baiturrahman)
“Orang-orang yang telah Kami berikan kitab kepadanya, mereka mengenal Muhammad) seperti mereka
mengenal anak-anaknya sendiri. Orang-orang yang merugikan dirinya, mereka itu tidak beriman (kepada Allah) dan siapakah yang lebih aniaya daripada orang-orang yang membuat–buat suatu kedustaan terhadap Allah, atau mendustakan ayat-ayat-Nya? Sesungguhnya orangorang
yang aniaya itu tidak mendapat keberuntungan”.(QS. al-An’am ayat 20-21)
Ayat ini merupakan sambungan dari keterangan ayat sebelumnya tentang sifat-sifat orang yang tidak
mengakui kenabian dan sering meragukan keberadaan Allah dan kebenaran diutusnya nabi Muhammad saw. Dalam ayat ini disebutkan bahwa para ahli kitab memang mengetahui tanda-tanda kenabian. Tanda kenabian itu sangat jelas disebutkan dalam kitab mereka, serta tanda-tanda akan kelahirannya, darimana dia datang dan sifat-sifat yang melekat pada nabi, baik dalam pergaulan dan peri kehidupannya, bagaimana kondisi kaumnya, tempat hijrahnya dan tempat tinggalnya. Namun, Allah menegaskan bahwa orang-orang yang telah diberikan tanda-tanda tersebut untuk diimani, sangatlah merugi karena mereka sebenarnya telah diberitahu, bahwa kedatangan nabi Muhammad bukanlahsesuatu yang asing sebagai penyempurna agama sebelumnya, baik itu agama Yahudi maupun agama Nasrani.
Nabi Muhammad disebutkan dalam kitab Taurat dan Injil sebagai nabi yang akan diutus oleh Allah. Bagi para penganut Yahudi yang memang beriman, mereka tidak segan-segan mengakui kenabian Muhammad, sebagaimana pada pendeta Buhaira dan Waraqah bin Naufal yang telah melihat tanda-tanda kenabian pada pribadi Rasulullah. Namun, sebagian dari ahli kitab tidak mau mengakui kenabian Rasulullah saw karena ada perasaan iri, hasad dan dengki dalam hati mereka, sehingga menyebabkan mereka mendapatkan murka Allah. Begitulah sifat hasad yang menyebabkan orang-orang
yang sebenarnya tahu tentang kebenaran Nabi, akan menutup pintu kebenaran dan mengukuhkan sifat kesombongan.
Inilah diantara ayat-ayat al-Quran yang membatalkan hujjah para pembenci Islam dari kalangan Yahudi dan Nasrani, bahwa kenabian Muhammad benar-benar datang dari Allah swt. Jika pada zaman dahulu, kaum Yahudi dan Nasrani yang mendengki terhadap Nabi Muhammad mereka melakukan pengkhianatan saat Nabi Mengajak mempertahankan kota dan eksistensi Islam dari serangan kaum kafir, sedangkan pada zaman modern, banyak sekali hujatan-hujatan yang dikemukakan terhadap Rasulullah dari para pakar orientalis dan sebagainya. Namun Allah tetap menyatakan bahwa apapun usaha untuk menyatakan bahwa Nabi Muhammad bukanlah utusan Allah merupakan perkara batil dan tidak akan beruntung.
Dalam ayat juga disebutkan bahwa mereka itulah orang-orang yang berbuat aniaya terhadap diri mereka sendiri. Lalu bagaimana dengan kita? boleh jadi kita mempercayai kebenaran risalah Rasulullah, mengimani dengan sepenuh hati. Namun, apakah kita mengikuti sunnah beliau seperti kita mengakui bahwa beliau adalah junjungan kita? Itu adalah pertanyaan yang hanya kita bisa yang menjawabnya dengan jujur. Wallahu musta’an.