Gema JUMAT, 2 Oktober 2015
Prof. Dr. Tgk. H. Azman Ismail, MA, Imam Besar Masjid Raya Baiturrahman Prof. Dr. Tgk. H. Azman H. Azman Ismail, MA, Imam Besar Masjid Raya Baiturrahman MA, Imam Besar Masjid Raya Baiturrahman Prof. Dr. Tgk. H. Azman Ismail, MA, Imam Besar Masjid Raya Baiturrahman Prof. Dr. Sesungguhnya, Kami mengetahui bahwasanya apa yang mereka katakan itu menyedihkan hatimu, (janganlah kamu bersedih hati), karena mereka sebenarnya bukan mendustakan kamu, akan tetapi orang-orang yang zalim itu mengingkari ayat-ayat Allah.
Dan sesungguhnya telah didustakan (pula) rasul-rasul sebelum kamu, akan tetapi mereka sabar terhadap pendustaan dan penganiayaan (yang dilakukan) terhadap mereka, sampai datang pertolongan Kami kepada mereka. Tak ada seorang pun yang dapat merubah kalimat-kalimat (janji-janji) Allah. Dan sesungguhnya telah datang kepadamu sebahagian dari berita rasul-rasul itu. (QS. al-An’am 33-34).
Berdakwah adalah perkara yang berat dan melelahkan. Perasaan yang tidak nyaman sering datang kepada nabi-nabi terdahulu atas penolakan kaumnya terhadap dakwah yang diserukannya. Tapi begitulah dakwah Islam , terutama dakwah yang diemban oleh Rasulullah yang harus berhadapan dengan beban psikologis dan mental, sehingga dalam berbagai ayat disebutkan bahwa nabi ditimpa rasa sedih, gundah dan kadang-kadang merasa beban itu begitu berat. Namun, Allah Swt, selalu memberikan motivasi dan dorongan untuk menyemangati ruh dakwah tersebut, sehingga Rasulullah kembali dengan semangat yang baru.
Pengingkaran dakwah tersebut kadang-kadang tidak hanya pengingkaran terhadap substansi, namun juga adanya pengingkaran terhadap pribadi Rasulullah yang dianggap sebagai manusia yang gila, kurang waras dan penyihir. Itulah yang membuat kadangkala Rasulullah merasa sedih.
Allah menyebutkan senarai cerita kegundahan Rasulullah tersebut dalam ayat di atas, kemudian Allah membesarkan hati Rasulullah dengan menyegarkan kembali ingatan beliau bagaimana kerasnya pengingkaran kaum-kaum terdahulu terhadap rasul-rasul yang diutus kepada mereka dan secara tersirat menyatakan bahwa Allah tidak akan meninggalkan Rasulullah dalam kesedihan dan kegundahan atas penolakan dakwahnya.
Allah memiliki berbagai cara untuk menundukkan suatu kaum yang ingkar. Jika Allah berkehendak maka Allah akan membinasakan kaum tersebut hanya dalam hitungan detik, sebagaimana kaum Tsamud dan kaum ‘Ad. Tetapi penyampaian kebenaran terhadap risalah ketuhanan adalah dengan menghidupkan akal dan rasionalitas manusia untuk menerima kebenaran, sehingga risalah ketuhanan tersebut dipundakkan kepada para rasul untuk disampaikan kepada umatnya. Allah berkuasa untuk merubah hati manusia dengan memberikan hidayah-Nya, namun Allah berkehendak agar manusia menerima kebenaran dengan menggunakan fungsi otak, akal dan hati, sehingga kebenaran yang diterimanya adalah sebagai penyerahan keimanan yang sejati. Tidak karena terpaksa dan atas dasar intimidasi.
Allah mengingatkan kembali Rasulullah dengan perjuangan nabi dan rasul yang telah diutus sebelum beliau. Tidak ada yang mudah, semua perkara dakwah menguras tenaga, pikiran, perasaan, bahkan nyawa. Namun Allah tidak akan pernah meninggalkan hamba-Nya ‘terasing’ dengan dakwah yang diembannya. Allah senantiasa memberikan petunjuk dan hidayah-Nya serta jalan keluar dalam berdakwah demi tercapainya risalah kebenaran Islam ke seluruh penjuru dunia. Semoga!