BreakingNews

Dokter Teladan Aceh dan Pegiat Kemanusiaan

Gema Jumat, 23 Oktober 2015 Oleh : dr. Natalina Christanto (Mualaf) Usaha seseorang menggapai hidayah tentu memiliki pengorbanan. Tidak sedikit dari mereka men- dapatkan pelecehan dan tindakan yang tidak menyenangkan. Tak terkecuali yang dialami seorang mualaf bernama Natalina Christanto, perempuan kelahiran bandung, 22 Desember 1977. Natalina, terlahir sebagai putri kedua dari empat bersaudara pasangan WNI … Read more

...

Tanya Ustadz

Agenda MRB

Gema Jumat, 23 Oktober 2015
Oleh : dr. Natalina Christanto (Mualaf)
Usaha seseorang menggapai hidayah tentu memiliki pengorbanan. Tidak sedikit dari mereka men- dapatkan pelecehan dan tindakan yang tidak menyenangkan. Tak terkecuali yang dialami seorang mualaf bernama Natalina Christanto, perempuan kelahiran bandung, 22 Desember 1977.
Natalina, terlahir sebagai putri kedua dari empat bersaudara pasangan WNI keturunan Tionghoa. Keluarganya adalah penganut Kristen Katolik yang taat. Natalina juga aktif dalam paduan suara dan kegiatan di gereja.
Saat menjadi mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Achmad Yani Cimahi, ia mulai mengenal Islam melalui pergaulan, juga berbagai mata kuliah yang diterimanya. Di sini Natalina mulai menemukan keajaiban dan kebenaran Al Qur’an dan Hadits yang menjadi pedoman berislam.
Satu contoh, dalam Islam disebutkan air liur seekor anjing dianggap najis dan mesti dibersihkan bila terkena. Islam mengajarkan cara mensucikan diri dari najis anjing, yaitu dibersihkan dengan air mengalir tujuh kali terakhir disamak dengan tanah. Mengapa demikian? Secara ilmiah air liur anjing mengandung parasit yang berbahaya bagi manusia dan tidak akan hilang hanya dengan cuci atau mandi biasa, dan hanya bersih suci setelah dicuci dengan air mengalir beberapa kali. “Sedangkan tanah sebagai bagian penutup berfungsi menetralisir racun dari parasit tersebut,” kenang isteri dari Munarwansyah, seorang PNS di Setdaprov Aceh yang kini memiliki seorang anak, Sulthan Alpha Chrisaldi (8 th).
Dalil aqli dan naqli yang terkandung dalam Al-Qur’an dan hadist membuatnya kagum. “Saya belum menemukan kajian dan jawaban ilmiah dalam alkitab, semua ilmu yang saya peroleh di bangku kuliah tertulis dalam Al Qur’an dan dijabarkan dalam Al Hadist, sungguh menakjubkan,” sebutnya.
Dalam kehidupan kampus, Natalina memiliki enam sahabat yang kesemuanya berjilbab dan rajin beribadah. Pada saat keenam mahasiswi itu shalat, dengan setia Natalina menunggu di luar masjid. “Ada perasaan sedih saat melihat mereka shalat berjamaah, kemana pun kami selalu bersama lalu terpisah saat sahabatku shalat. Saya merasa terasing sendiri,” ujarnya.
Suatu malam ia bermimpi berada di suatu tempat teramat gelap. “Apakah saya buta,” tanyanya dalam hati. Tak lama muncul seberkas cahaya berbentuk kubah, di tengahnya duduk seorang pria berjubah putih, bersurban dan memegang tasbih. berkali-kali ia mencoba mendekat cahaya itu, ia selalu terpental sampai akhirnya ia jatuh tersungkur dan menangis. Kemudian sosok pria berjubah putih itu menatapnya sembari mengulurkan tangannya dan menyuruhnya mendekat. Ia tidak berani mendekat karena takut terpental lagi, namun sosok tersebut meyakinkan bahwa ia bisa.
Dengan merangkak, akhirnya Natalina berhasil mendekat sumber cahaya dan duduk di hadapan pria yang tengah berzikir itu. Suasana nyaman dan damai begitu dirasakannya. “Pria itu mengajarkan beberapa bacaan kepada saya. Kalimat yang tidak asing, karena saya sudah sering mendengarnya,” tandas Natalina. belakangan ia tahu, bacaan itu adalah syahadat, salawat dan surat al Fatihah.
Mimpi itu hadir selama 3 malam berturut-turut dan diceritakan kepada kawannya. Atas persetujuannya, Natalina bersama salah seorang sahabatnya menjumpai Abdullah gymnastiar atau AA gym. Di hadapan jamaah calon haji tahun 2000 dengan yakin, ia mengucapkan syahadat dibimbing langsung pimpinan Ponpes Darut Tauhid bandung ini.
Natalina berusaha menyembunyikan “keislamannya”. Namun sepandai-pandainya ia menyembunyikan identitas tauhid, keluarga besarnya tahu juga. “Saya sudah siap. Allah akan menguji hambaNya untuk membuktikan kadar imanku. Saya tidak nyaman untuk shalat selalu bersembunyi,” ungkapnya.
Tak ayal berbagai cobaan, seperti hardikan, tindakan kasar, isolasi disasar padanya. Perlakuan tidak menyenangkan itu diterima dengan ikhlas. Sampai akhirnya ia diusir dari kehidupan keluarga ketika mulai berhijab. “Untuk menjadi muslimah sejati, mesti melewati zona tidak aman, saya yakin Allah akan menunjukkan jalan setelah Allah memilihkan jalan lurus ini untukku,” kata Natalina.
Natalina keluar rumah hanya berbekal pakaian yang melekat di tubuhnya dan seuntai gelang emas di lengannya pemberian nenek. gelang itu dijadikan modal wirausaha membuat aneka kue basah yang hasilnya untuk biaya melanjutkan kuliah kedokterannya.
“Ketika teman-teman lain belajar dalam kelas, saya duduk di depan kelas dan mendengarkan melalui jendela karena saya harus menjual kue-kue saya,” kenangnya. Di tengah keprihatinan, kuliah dapat diselesaikan tepat waktu bahkan ia mendapatkan nilai sangat baik.
Undangan wisuda menjadi alasan agar ia dapat bertemu keluarganya. Walau hubungan belum membaik, ayahnya turut hadir pada hari bahagia itu. Tahun 2004, adik bungsunya Samuel Vinsensius mengikuti jejaknya menjadi muslim.
Selesai kuliah Natalina mendapatkan beasiswa belajar di Jerman selama empat bulan di bagian kebidanan dan penyakit kandungan. Tak lama kembali ke tanah air, terjadilah bencana tsunami Aceh dan ia tergerak untuk menjadi relawan di Aceh.
Banyak pengalaman spiritual ia dapatkan di Aceh hingga akhirnya ia memilih mengabdi bagi masyarakat Aceh. April 2006 dr. Natalina tercatat sebagai dokter PTT dan ditempatkan di Puskesmas Lamteuba Aceh besar. Ia adalah dokter pertama untuk Lamteuba.
Saat itu Lamteuba terjangkit malaria, kejadian luar biasa yang menyerang warganya membuatnya bekerja ekstra dan menggerakkan berbagai elemen terkait guna bersama memerangi malaria. Akhirnya penyakit mematikan itu dapat ditekan sampai nol dan masyarakat terbebas dari malaria.
Berkat kinerjanya ini, Natalina berhasil menyandang gelar Dokter Teladan Aceh besar dan Dokter Teladan Aceh tahun 2008 dan memperoleh kesempatan untuk memperdalam ilmu tentang penyakit menular berbahaya di Mae Sai Hospital Thailand atas undangan Kerajaan Thailand. Peluang menjadi PNS tidak dimanfaatkannya.“Saya memilih untuk mengabdi pada suami dan anak. Saya juga praktek di rumah untuk membantu masyarakat yang memerlukan pertolongan, kalau memang orang tersebut tidak mampu saya gratiskan. Tidak ada istilah orang miskin dilarang sakit, orang miskin punya hak yang sama untuk memperoleh pelayanan kesehatan,” kata warga Lamdingin Banda Aceh ini.
Bersama teman-temannya di Komunitas Rhesus Negatif Aceh, Smilingkids Foundation, dan Children Cancer Care Community (C-Four) Aceh menjadi ladang pengabdiannya. “Sebagai isteri, suami adalah surgaku. Sebagai dokter, kaum dhuafa adalah surgaku. Ibadahku tak sempurna, shalatku mungkin tak khusyuk, maka akan kuraih surga dari suamiku dan kaum dhuafa,” kata Mardhatillah, nama muslimahnya. (A Riya Ison)

Dialog

Tafsir dan Hadist

Dinas Syariat Islam

Jihad Sebenarnya

GEMA JUMAT, 10 NOVEMBER 2017   Dari segi bahasa, jihad artinya bersungguh-sungguh. Kata jihad satu rumpun dengan kata ijtihad. Bedanya, ijtihad bertujuan menentukan suatu hukum.

Problema Lahan Kuburan

GEMA JUMAT, 16 MARET 2018 Seorang pedagang kaki lima asal luar Banda Aceh dengan gelisahnya datang ke Baitul Mal Aceh (BMA). Anaknya baru saja meninggal

Jauhi Riba

“Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa”. (QS. Al-Baqarah: 276) Pada saat ini,

Cambuk Germo dan Mucikari 100 Kali

Gema, 31 Maret 2018 Baiturrahmaninline.com (Banda Aceh) – Sehubungan dengan beritaprostitusi online yang terungkap baru-baru ini di sebuah hotel di Jln Soekarno-Hatta Aceh Besar (21

Menuju Islam Khaffah

Tabloid Gema Baiturrahman

Alamat Redaksi:
Jl. Moh. Jam No.1, Kp. Baru,
Kec. Baiturrahman, Kota Banda Aceh,
Provinsi Aceh – Indonesia
Kode Pos: 23241

Tabloid Gema Baiturrahman merupakan media komunitas yang diterbitkan oleh UPTD Mesjid Raya Baiturrahman

copyright @acehmarket.id 

Menuju Islam Kaffah

Selamat Datang di
MRB Baiturrahman