Euforia Kelulusan UN

 Gema JUMAT, 13 Mei 2016 Oleh Fauziah Usman Sukses. Satu kata yang selalu menjadi target dalam kehidupan manusia sebagai makhluk sosial. Filosofinya, setiap orang ingin sukses. Setiap pribadi tentu mempunyai cita-cita dan target berbeda tentang kesuksesan. Seorang petani mengganggap dirinya sukses apabila bisa menghasilkan panen melimpah. Seorang kontraktar menganggap dirinya sukses apabila bisa memenangkan tender. … Read more

...

Tanya Ustadz

Agenda MRB

 Gema JUMAT, 13 Mei 2016
Oleh Fauziah Usman
Sukses. Satu kata yang selalu menjadi target dalam kehidupan manusia sebagai makhluk sosial. Filosofinya, setiap orang ingin sukses. Setiap pribadi tentu mempunyai cita-cita dan target berbeda tentang kesuksesan. Seorang petani mengganggap dirinya sukses apabila bisa menghasilkan panen melimpah. Seorang kontraktar menganggap dirinya sukses apabila bisa memenangkan tender. Seorang guru menganggap dirinya sukses apabila mampu mendidik muridnya menjadi pribadi-pribadi yang bermanfaat untuk agama dan bangsa. Seorang pelajar sukses ketika lulus ujian nasional (UN). Proses untuk mencapai kesuksesan berbeda-beda antara satu orang dengan orang lain. Ada yang bersungguh-sungguh berusaha dengan jalan yang diridhai Allah dan ada juga yang mencari jalan mencapai keberhasilan tanpa memperhitungkan ridha Allah Swt.
Sudah menjadi tradisi dalam masyarakat merayakan setiap kesuksesan dalam kehidupan ini. Kebanyakan kita merayakannnya dengan pesta makan minum (syukuran) bersama kerabat atau handai tolan, tak sedikit yang melakukan sujud syukur kepada Allah Swt.
Merayakan keberhasilan dengan sujud syukur sudah sepatutnya dibiasakan dalam kehidupan sehari-hari. Sujud syukur merupakan ungkapan rasa terima kasih kepada Allah Swt. Rasa syukur juga bisa kita wujudkan dengan berbagi sedikit kelebihan kepada saudara atau tetangga dekat. Hal ini untuk mendekatkan diri kepada Allah dan dengan sesama manusia. Islam menganjurkan umat manusia agar selalu mensyukuri nikmat dan keberhasilan. Dalam hal ini, Allah Swt berjanji: bahwa barangsiapa yang bersyukur atas nikmat-Nya, niscaya Allah akan melipatgandakan nikmat-Nya.
Sebaliknya, apabila keberhasilan dirayakan dengan pesta pora dan hura-hura justru sangat tidak bermanfaat dan lebih banyak mudharatnya, sebagaimana dilakukan oleh sebagian pelajar SMU di Banda Aceh yang merayakan kesuksesan mareka lulus Ujian Nasional (UN) dengan aksi coret-coret seragam sekolah dan konvoi kendaraan di jalan umum. Seandainya baju tersebut tidak dicoret-coret bisa dipakai oleh adik-adiknya atau disumbangkan kepada yang kurang mampu.
Begitu juga dengan konvoi yang dapat membawa kemudharatan bagi orang lain, seperti terganggunya lalu lintas di jalan umum. Jika demikian adanya, pengguna jalan lain merasa terzalimi hingga kadang-kadang terlintas dalam hati mareka perkataan kurang baik dan berubah menjadi doa orang terzalimi. Belum lagi bahaya yang ditimbulkan bagi mareka sendiri, karena antara satu kendaraan dengan kendaraan lainnya bisa tersenggol.
Pesta ria dengan hura-hura merupakan cara merayakan keberhasilan dengan sikap berlebihan, sehingga sering membuat kita lupa diri. Ketika kita lupa diri maka sering terjadi perbuatan yang tidak baik, yang akan mengakibatkan kemudharatan bagi diri sendiri dan orang lain.
Sebagai catatan, bagi yang lulus UN, ini bukanlah sebuah keberhasilan final untuk terjun dalam masyarakat. Namun merupakan tahap awal untuk melangkah ke tahap selanjutnya: perguruan Tinggi. Keberhasilan UN baru bisa dianggaap sukses jika mampu masuk perguruan tinggi favorit (baca: bagi yang kuliah) dan kemudian bisa mengabdikan ilmu yang bermamfaat untuk kemajuan bangsa.
Sebagai umat Islam, sudah sepatutnya kita merayakan keberhasilan dengan selalu bersyukur kepada Allah. Keberhasilan tidak mesti kita rayakan dengan secara berlebihan, bahkan sampai membuat lupa diri, dan berpesta pora sampai pagi. Sungguh itu bukan kebiasaan orang Islam.
Disinilah tugas dan tanggungjawab kita sebagai orang tua atau pendidik untuk mengarahkan generasi muda supaya menjadi pribadi-pribadi yang mendekatkan diri kepada Allah Swt.
 
 
 
 
 

Dialog

Tafsir dan Hadist

Dinas Syariat Islam

Karnaval HUT ke-71

Gema JUMAT, 19 AGUSTUS 2016 WALIKOTA Banda Aceh, Illiza Sa’aduddin Djamal dan rombongan berjalan kaki usai melepas peserta karnaval HUT ke-71 Kemerdekaan RI di Lapangan

Tarawih di Masjid Raya Baiturrahman

ISYA/TARAWIH. Ribuan jama’ah Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh melaksanakan shalat Isya/Tarawih malam perdana, Senin (12/4). GEMA/NA RIYA ISON

Menuju Islam Khaffah

Tabloid Gema Baiturrahman

Alamat Redaksi:
Jl. Moh. Jam No.1, Kp. Baru,
Kec. Baiturrahman, Kota Banda Aceh,
Provinsi Aceh – Indonesia
Kode Pos: 23241

Tabloid Gema Baiturrahman merupakan media komunitas yang diterbitkan oleh UPTD Mesjid Raya Baiturrahman

copyright @acehmarket.id 

Menuju Islam Kaffah

Selamat Datang di
MRB Baiturrahman