Gema JUMAT, 04 NOVEMBER 2016
Oleh: Tgk. H. Syukri M. Daud Pango (Pimpinan Dayah Raudhatul Hikmah Al-Waliyyah)
Taubat adalah kembali dari segala sesuatu yang tercela dalam pandangan syariat kepada segala sesuatu yang terpuji dalam pandangannya. Dalam banyak ayat, Allah memerintahkan taubat dan menjadikannya sebagai sebab untuk memperoleh keuntungan dunia dan akhirat. Allah berfirman: Dan bertaubatlah kalian kepada Allah hai orang-orang yang beriman supaya kalian memperoleh keberuntungan. (An-Nur: 31).
Taubat merupakan pokok agama yang paling penting dan merupakan derajat atau maqam awal bagi penempuh jalan ibadah. Kitab Tanwirul Qulub mengatakan: Taubat bagaikan lahan bagi bangunan, orang yang tidak bertaubat maka tidak ada baginya derajat dan maqam (kedudukan) sebagaimana orang yang tidak punya lahan, maka tidak mungkin ada bangunan baginya.
Sepakat seluruh para ulama, taubat adalah wajib. Baik dari dosa besar atau dosa kecil. Dosa dhahir maupun dosa batin. (Dalilul Falihin, juz-I, hal. 78). Bahkan taubat kewajiban yang harus disegerakan, dan juga kewajiban yang bersifat istimrar (terus-menerus).
Faedah Taubat
Imam Al-Ghazali dalam kitabnya Minhajul ‘Abidin mengatakan ada dua faedah yang diperoleh dari taubat.
Pertama: Untuk memperoleh taufiq (pemberian kekuatan untuk taat). Sesungguhnya kewajiban dosa akan berakibat terhalanginya seseorang dari berbagai kebaikan. Dosa juga mencegah seseorang dari berkhidmah kepada Allah. Ringan dan gairah kepada taat akan menghilang karena pengaruh dosa. Kalaupun seseorang tetap berusaha untuk taat. maka dapat dipastikan tidak ada kelezatan di dalamnya. Ini sesuai dengan apa yang disabdakan oleh Nabi dalam sebuah hadis: Sesungguhnya seseorang hamba akan terhalangi dari kebaikan akibat dosa-dosanya. Tepat sekali apa yang dikatakan oleh sufi besar Fudhail bin ‘Iyadh: Apabila anda tidak mampu melakukan salat malam dan puasa disiang hari maka ketahuilah bahwa anda telah di ikat oleh dosa-dosa anda.
Kedua: Agar diterima ibadah-iadah sunnah. Kebanyakan ibadah adalah sunat, taubat merupakan ibadah wajib dan ibadah sunnah tidak diterima apabila seseorang mengabaikan ibadah-ibadah wajib. Salah satu ibadah wajib adalah taubat. (Tanwirul Qulub, Syeikh Amin Al-Kurdi).
Syarat-syarat taubat.
Ada tiga syarat yang harus dipenuhi, bila tidak maka taubat tidak sah.
- Harus dengan segera menghentikan dosa.
- Harus menyesali perbuatan dosa yang terlanjur dilakukan.
- Harus bertekat dengan sungguh-sungguh untuk tidak mengulangi lagi perbuatannya.
Dan jika menyangkut dengan manusia maka syarat taubat bertambah lagi yaitu harus menyelesaikan hak-hak orang lain.
Muqaddimah taubat (langkah awal timbulnya taubat)
Pertama: Mengingat selalu kekejian dosa dan bahayanya dan keadaannya yang merupakan hijab antara hamba dengan Allah.
Kedua: Mengingat pedihnya azab
Ketiga: Mengingat ketidak mampuan kita menanggung azab.
Syeikh Qasim Qusyairi dalam Risalahnya mengatakan: taubat memiliki sebab sebagai latar belakang, tata tertib. Proses pertama-tama yang mengawali taubat adalah keterjagaan hati dari keterlelapan lupa dan kemampuan salik melihat sesuatu pada dirinya yang hakikatnya merupakan bagian dari keadaannya yang buruk. Proses awal, tentunya tidak terlepas dari taufiq Allah.
Jika seseorang terus berfikir tentang keburukan prilakunya dan melihat kenyataan-kenyataan negatif didalamnya, maka dalam hati sanubarinya timbul kehendak untuk taubat. Tekat untuk melepaskan diri dari semua prilaku buruk. Dalam realisasi ini, langkah pertama adalah hijrah dari tempat dan kawan-kawan yang buruk. karena kalau tidak, mereka akan membawanya pada penolakan tujuan taubat serta mengacaukan kosentrasi dan tekatnya. Upaya demikian tidak akan sempurna kecuali menetapi secara terus menerus musyahadah (kesaksian dan pengakuan atas dosa-dosanya) yang membuat kecintaan untuk bertaubat selalu bertambah dan motivasi-motivasinya mampu mendesak untuk lebih menyempurnakan tekat taubatnya dalam bentuk penguatan rasa takut dan harap. Dan jika upaya taubat sekali dua kali mengalami kemunduran, maka itu biasa dan tidak perlu berputus asa. Demikian Imam Qusyairi.
Tanda-tanda taubat yang benar
Jika seseorang telah melakukan taubat dan berhasil, maka diantara tanda taubatnya maqbul ialah ia sudah mulai khawatir terhadap anggota tubuhnya, mata, mulut, perut, tangan dan kakinya. Maka ia akan menjaganya dari segala dosa dan menghiasinya dari berbagai kebaikan. ia juga khawatir tentang hatinya. Maka ia berusaha mengeluarkan penyakit-penyakit batin seperti cinta dunia, dengki, takabbur dan lain-lain. Lalu ia menghiasinya dengan ikhlas, tawakkal, zuhud, ridha dan lain-lain. Perkara taatnya juga menjadi perhatiannya, jangan sampai taat yang ia lakukan tidak karena Allah.
Tanda lain dari taubat nasuha adalah adanya selalu rasa takut yang menyertai hatinya. Rasa terpukul dan merendah diri, banyak istighfar, menjauhi tempat dan teman-teman yang tidak baik.
Kelebihan-kelebihan taubat
Kitab Sirajuth Thalibin menyebutkan, empat kemulian diberikan oleh Allah kepada orang yang berhasil melakukan taubat nasuha.
- Allah akan membersihkan dosa-dosanya secara total
- Allah akan mencintainya
- Allah menjaganya dari tipu daya syaithan.
- Allah menjaganya dari ketakutan saat ia meninggal dunia.
Dari manusia, orang taubat juga akan memperoleh empat kemulian.
- Manusia akan mencintainya.
- Mereka akan selalu mendoakannya, agar ia tetap di atas keadaannya (taubatnya).
- Manusia tidak mencelanya atas dosa masa lalunya.
- manusia suka duduk dengannya dan membantunya.
Bahaya-bahaya menunda taubat
Barangsiapa yang menunda-nunda taubat, maka ia akan jatuh dalam salah satu dari dua bahaya yang sangat besar.
Pertama: Bertumpuk-tumpuk kegelapan di hatinya akibat dosa-dosanya sehingga jadilah kotoran yang tidak bisa dihapus lagi.
Kedua: Kedatangan sakit atau kematian secara tiba-tiba, maka hilanglah kesempatan untuk membersihkan diri. Ini sesuai dengan sebuah hadis Nabi yang berbunyi: Sesungguhnya kebanyakan jeritan ahli neraka berasal dari taswif (nunda-nunda taubat). Dan tidaklah celaka orang celaka melainkan dengan menunda-menunda taubat. Dalam surat Al-Hujarat Allah berfirman:
Barangsiapa tidak bertaubat maka mereka adalah orang-orang yang dhalim.