Anak merupakan generasi penerus bangsa dan agama. Di zaman yang serba modern ini terkadang membuat anak terjebak pada rutinitas yang serba instan. Dengan diselenggarakannya Festival Anak Shaleh Indonesia (FASI) bisa menjadi pemacu semangat untuk mempelajari agama dengan baik. Bahkan bisa melatih keberanian anak untuk berani tampil di depan khalayak dan juga, agar anak termotivasi untuk terus belajar di tempat mengaji bahkan di rumah ketika ada event Seperti FASI.
Anggota Dewan Komisi 1 DPRA, Tezar Azwar, Bsc., Msc, menyebutkan, FASI itu penting untuk menemukan bibit-bibit muda generasi penerus Islami untuk melanjutkan syiar Islam di bumi Aceh. Dengan adanya FASI akan sangat terbantu anak-anak yang mau belajar lebih tentang Al-quran, Dinul Islam dan lain sebagainya
Untuk pelaksanaan FASI masalah dana, dianggarkan oleh Dinas Syariat Islam Aceh dan kabupaten atau kota, mengenai jumlahnya kalau ingin maksimal memang tidak cukup, diperlukan dana dari pihak sponsor , swadaya organisasi masyarakat (ormas) dan masyarakat lainnya. Di angka satu milyar mungkin sudah memadai untuk dilaksanakan festival anak shaleh Indonesia.
“Pemerintah Provinsi dan kabupaten atau kota perlu berkolaborasi untuk secara berkala melaksanakan FASI, dan ada dua dinas yaitu DSI dan dinas pendidikan dayah yang dapat melaksanakan kegiatan FASI tersebut,” jelasnya..
Ketua umum DPW BKPRMI Aceh, Dr. Mulia Rahman, S.Pd.I, MA, mengatakan FASI sebagai sarana evaluasi pendidikan TPA berupa evaluasi kurikulum dan evaluasi pendidik TKA, TPA, TQA, FASI juga sebagai ajang uji kompetensi santri sehingga berdaya saing dan berani tampil di setiap jenjang dimulai dari tingkat gampong, kecamatan, kabupaten kota hingga nasional, FASI juga sebagai miniatur pelaksanaan MTQ yang dilaksanakan pemerintah di Aceh pada setiap tingkatannya, FASI ajang silaturrahim santri, ustadz dan ustadzah TPA se Aceh, melalui FASI juga sebagai wujud penyelamatan generasi anak-anak dari perbuatan menyimpang dan wujud melahirkan pemimpin Aceh masa depan yang qurani.
Menurutnya, secara ideal FASI merupakan bagian dari pendidikan berbasis masyarakat, maka selama ini FASI dilaksanakan dengan swadaya wali santri dan masyarakat umum pencinta Al Quran, dan itu diterapkan oleh 23 kabupaten kota, namun demikian mengevaluasi dampak luar biasa dari FASI dan atas keikhlasan para ustadz/ah TPA maka sudah sepatutnya pemerintah Aceh dari provinsi, kabupaten kota , kecamatan dan gampong ikut berperan serta dalam wujud penganggaran kegiatan FASI ini, sehingga tidak lagi ada pengutipan biaya pada peserta, melainkan perhatian pemerintah secara serius untuk penganggaran, sehingga anak-anak Aceh dapat juga ikut merasakan secuil dari anggaran Aceh dalam dunia pendidikan berbasis masjid.
“Karena FASI adalah ajang evaluasi, maka untuk ikut FASI memiliki standar kurikulum yang dipakai sehingga, kualifikasi yang diperlombakan serentak sama dan standar dipakai oleh 23 kabupaten kota pun sama,” ujarnya.
FASI adalah miniatur dari MTQ dan juga perlu digaris bawahi bahwa FASI adalah evaluasi pendidikan Al Quran dari anak usia dini yaitu usia 6-14 tahun, maka tentu setelah ikuti pendidikan TPA berupa penguatan dari setiap cabang lomba yang diikutkan pada MTQ, maka ini menjadi modal dasar anak-anak untuk menuju MTQ tingkat anak-anak dan remaja nantinya. Maka itu kami desak pemerintah jangan pernah menyepelekan FASI sebagai ajang evaluasi pendidikan berbasis qurani di masjid-masjid di seluruh Aceh,” tambahnya.
Ia berharap PJ Gubernur Aceh agar berkenan secara khusus menerima kunjungan BKPRMI Aceh untuk kami bisa menyampaikan langsung urgensi FASI ini bagi anak-anak Aceh kepada bapak PJ Gubernur Aceh, karena kami yakin bapak PJ. Gubernur juga sangat berpihak pada penyelamatan generasi anak-anak Aceh melalui pendidikan di masjid.
Diikuti 630 peserta
Hal senada juga disampaikan Direktur Daerah (Dirda) LPPTKA BKPRMI Aceh Besar, Taqwallah, S.Pdi, mengatakan FASI kabupaten Aceh Besar pada dasarnya merupakan agenda rutin 2 tahunan yang dilaksanakan oleh BKPRMI yang langsung dibidangi oleh lembaga taman kanak-kanak Alquran yang mana pelaksanaan FASI setiap tahun tidak ada perbedaan yang signifikan. Untuk tahun ini Aceh Besar hanya melaksanakan di tingkat kabupaten hingga sampai ke provinsi yang akan dilaksanakan awal bulan november.
Untuk utusan peserta, berasal dari semua TPQ yang ada di seluruh kecamatan yang ada di Aceh Besar“Adapun jumlah pesertanya 630 peserta yang terbagi dari tingkat TKA, TPA dan TQA. Mereka akan dibagikan setiap jenjangnya untuk mengikuti cabang lomba di tiap-tiap tingkatannya,” jelasnya.
Utusan FASI kaali ini hanya 45 TPQ, sedangkan TPQ di Aceh Besar hampir 400 yang aktif hari ini, tapi belum semua bisa mengikuti kegiatan FASI. Setiap peserta diperbolehkan mengikuti dua cabang lomba sesuai dengan juknis yang telah disepakati.
Menurutnya, pelaksanaan FASI merupakan sebuah ajang semi MTQ di tingkat kabupaten, karena banyak daripada juara-juara di tingkat FASI merupakan finalis yang nantinya akan muncul di MTQ. Ini sangat sinkronisasi MTQ dengan FASI. Jika MTQ di topang oleh pemerintah, akan tetapi FASI penggeraknya adalah organisasi BKPRMI jadi sangat jauh perbedaan dalam proses pelaksanaannya.
Jika dilihat MTQ itu ada di tingkat kecamatan itu sendiri, yang terlibat langsung pihak kecamatan, akan tetapi FASI di tingkat kabupaten, maka pelaksanaan juga di tingkat kabupaten, sehingga ramai pesertanya, sebab tidak ada seleksi di tingkat kecamatan. Dari beberapa kegiatan FASI mereka juga peserta MTQ di kabupaten Aceh Besar, dan alumni peserta FASI juga potensi awal dari MTQ adalah peserta dari FASI.
FASI itu sangat penting sebab bisa menjadi motivasi untuk peserta belajar karena ada ajang lomba, kemudian juga menjadi motivasi bagi ustadz dan ustazah dalam mengajarkan santri-santrinya ketika ada event-event di tingkat kabupaten, maka akan menjadi spirit yang luar biasa serta menjadi motivasi untuk penggerak di tingkat TPQ seperti direktur dan pengurus lainnya. Sehingga ada semangat dalam mengajar dan belajar agar mendapatkan hasil yang baik,” ujarnya.
Dia menjelaskan, menyangkut donasi dana dari pemerintah sedikit ironis, pelaksanaan untuk tahun ini tidak ada kepedulian dari pemerintah dalam pelaksanaan FASI yang diadakan oleh BKPRMI, akan tetapi kami sebagai penanggungjawab sudah diamanahkan oleh organisasi untuk bisa berjalan acara tersebut, dengan cara meminta donasi dari setiap TPQ 300 ribu untuk berpartisipasi dalam menyukseskan acara ini. Ada juga TPQ yang mengerti dengan pelaksanaan tersebut, sehingga dari mereka ada yang memberikan lebih. Yang sangat penting lirikan pemerintah terhadap FASI untuk saat ini sangat kurang, kami mengharapkan ada keseriusan pemerintah untuk melihat aset-aset Aceh Besar atau kader Aceh Besar untuk bisa tampil dan belajar. Untuk itu perlu adanya peran pemerintah atau menganggarkan setiap dua tahun sekali untuk event ini. Semoga kedepannya akan ada peluang-peluang dari pemerintah untuk mengundang bersilaturahmi membicarakan tentang FASI agar pelaksanaan FASI-FASI ke depan lebih baik. (Eriza)