“Tidaklah mungkin bagi matahari mengejar bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Masing-masing beredar pada garis edarnya (orbit).” (QS. Yasin: 40)
Ayat ini menjelaskan bahwa terjadinya gerhana adalah fenomena alam karena posisi matahari, bulan dan bumi berada di satu garis lurus. Saat bulan menghalangi cahaya matahari ke bumi, maka disebut gerhana matahari. Dan ketika bumi menghalangi cahaya matahari sampai ke bulan maka terjadilah gerhana bulan.
Selasa tanggal 8 Nopember 2022 lalu, peristiwa gerhana bulan kembali terjadi yang bisa disaksikan oleh sebagian masyarakat Indonesia termasuk Aceh. Ini merupakan bentuk kekuasaan Allah yang menjadi peringatan untuk manusia. Banyak ummat Islam yang melakukan shalat sunat khusuf di masjid-masjid atau mushalla sesuai sunah Rasulullah.
Kita harus menyikapi bahwa setiap terjadinya gerhana bulan atau matahari tidak ada kaitan dengan mitos lain seperti kelahiran atau kematian seseorang. Justru ummat Islam harus mengistrospeksi diri di saat peristiwa gerhana terjadi. Bukan sekedar peristiwa biasa dan harus disikapi dengan kegembiraan, namun seyogianya manusia harus banyak berzikir, beristighfar banyak mohon ampun dan bertaqarrub kepada Allah SWT, bersedekah dan melakukan amal shaleh lainnya, sebagaimana sabda Rasulullah yang yang artinya : “Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda dari tanda-tanda kebesaran Allah, dan tidak akan mengalami gerhana disebabkan karena mati atau hidupnya seseorang. Jika kalian melihat gerhana, maka banyaklah berdoa kepada Allah, bertakbirlah, dirikan shalat dan bersedekahlah.”(HR. Bukhari)
Gerhana seharusnya menjadi pelajaran, bahwa betapa kecilnya manusia jika dilihat dari perspektif ilmu pengetahuan modern. Bukankah, bulan yang, hanyalah komponen sangat kecil seperti sebutir debu dari alam semesta ini. Banyak planet lain yang besarnya jutaan kali lipat dari bulan seperti bola-bola kecil yang sedang berenang dalam galaksi yang sangat luas.
Allah berfirman yang artinya : “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal”. (QS. Ali Imran : 190)
Semoga fenomena gerhana bulan atau matahari akan meningkatkan iman dan kedekatan kita kepada Allah yang Maha Perkasa, menambah empati kita kepada sesama.