Gema JUMAT, 18 September 2015
Oleh : Murizal Hamzah
Selama masih ada nurani, selembar foto ini sangat menyayat hati.
Sebuah foto yang menampar warga dunia. Sosok anak lelaki tiga tahun itu terlungkup di partai kota pelabuhan Bodrum Turki. Foto balita Suriah yang dimuat di seluruh media dunia pekan lalu itu mengundang kecaman terhadap perang di Suriah. Bocah yang mengenakan t-shirt merah dan celana pendek adalah salah satu akibat perang di negaranya.
Kita percaya malaikat kecil Aylan Kurdi sudah di sisi Allah SWT. Dia tenggelam di Laut Medit- erania bersama saudaranya Galip yang berusia lima tahun serta ibunya Rihan. Sedangkan sang ayah, Ab- dullah dinyatakan selamat. Demikian dikutip dari BBC yang dilansir oleh Middle East Eye.
Berkaitan dengan warga yang tenggelam di laut karena kelebihan muatan atau faktor lain, pekan lalu rakyat Aceh mengalami hal yang sama yakni belasan atau puluhan warga meninggal dunia di perairan Malaysia ketika hendak pulang ke Indonesia termasuk bocah Shakila binti Zulfikar yang berusia dua yang berasal dari Gampong Teungoh, Meurah Mulia, Aceh Utara Kembali pada pencari suaka politik Suriah, ada pertanyaan mengapa mereka tidak berlabuh ke negara yang umatnya mayoritas Islam, bukan ke negara yang minoritas Islam? Mengutip International Business Times yakni salah satu magnet yakni ada niat baik dari Jerman yang tidak membatasi peminta suaka. Negara itu beralasan, tidak akan ada batas atas yang ditetapkan pada penerimaan orang- orang yang melarikan diri penganiayaan dan membutuhkan perlindungan Secara geografi, pengungsi Suriah lebih mudah ke Eropa daripada ke Arab Saudi. Untuk ke Arab, warga Suriah harus melewati negeri konflik seperti Libanon dan Irak. Sedangkan ke Eropa, mereka berlayar ke Turki atau Yunani. Lalu dengan bus, berjalan kaki atau kereta ke Hungaria, Austria, dan Jerman. Hingga kini, pengungsi dari wilayah konflik Timur Tengah paling kurang 350 ribu.
Di sisi lain, kembali kita menyayat hati mendengar kabar yakni demi mendapat suaka politik di Jerman, ada muslim pindah agama menjadi Kristen dengan alasan agar bisa tinggal di Jerman.
Ada laporan lain, pen- gungsi Suriah itu hanya mengubah status agama agar memperoleh kemuda- han di Jerman. Jadi apa yang bisa kita lakukan di Aceh seba- gai umat Islam terhadap pengungsi Suriah? Selain berdoa, kita bisa menga- jak anggota dewan untuk bersuara di media agar anggota OKI atau negara lain yang warganya Islam untuk membantu mereka melalui lembaga-lembaga Islam di Eropa. Kita tidak cukup menyatakan prihatin ketika saudara seaqidah itu pindah agama karena faktor keamanan. Kita bisa lakukan sesuatu agar pengungsi Suriah tetap dalam payung Islam. ”Sesungguhnya orang- orang mukmin itu bersau- dara” (QS. Al-Hujuraat : 10).
Bagaimana pun, umat Islam itu adalah saudara yang diikat melalui tali tauhid. Dalam hal ini, layak kita kutip hadits sebagai berikut yakni: “Seorang muslim adalah saudara bagi muslim lain-nya, tidak boleh mendhal- imi dan membiarkannya (didhalimi)” [HR. Muslim, At-Tirmidzi, Abu Dawud, dan Ahmad].
Karena berjauhan dengan Eropa, tidak salah kita mengirim doa agar mereka diber kekuatan sa- bar dan tabah. Tidak ada yang rugi untuk berdoa kepada mereka. “Jika se- orang muslim mendoakan saudaranya dari kejau- han, maka malaikat akan mengucapkan : Amin, dan bagimu sepertinya.”
Akhirukalam, Islam itu tidak dibatasi oleh ikatan paspor atau batas negara. Islam itu meliputi seluruh dunia. janga membatasi pertemanan atau persau- daraan pada satu etnik atau negara Islam. Jadilah warga negara dunia bahwa kita ini pada hakikatnya memiliki hubungan darah yang sama. ”Sesungguhn- ya (hubungan) orang muk- min dengan orang-orang yang beriman adalah seperti (hubungan) kepala dengan seluruh badan.
Seorang mukmin akan merasakan sakit karena orang mukmin lainnya sebagaimana badan akan merasa sakit karena sakit pada kepala” (HR. Imam Ahmad).