Gema, 24 September 2015
Mendapatkan predikat haji yang mabrur merupakan cita-cita setiap orang berhaji, sebagaimana halnya cita-cita setiap orang mendapatkan predikat taqwa setelah men-jalankan ibadah puasa Ramadhan. Namun, haji mabrur bukanlah suatu slogan atau titel semata. Beberapa sifat mesti dipenuhi, sehingga seseorang berhaji bisa menggapai derajat mulia tersebut.
Haji mabrur bisa dilihat melalui perubahan sikap seseorang yang baru berhaji, dibandingkan sikapnya sebelum dia berhaji. Seorang haji mabrur, setiap langkah dalam kehidupannya menjadi teladan bagi orang-orang sekelilingnya.
”Haji mabrur itu saat pulang dari tanah suci betul-betul membawa misi kedamaian, ukhuwah dan silaturrahmi, yang semua itu menjadi nilai-nilai budi pekerti yang baik,” ujar Drs H Sulaiman Abda MSi, Ketua Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) Aceh. Kita dapat mengukur dan melihat bagaimana sesudah seseorang pulang dengan sebelum be-rangkat haji, apakah adanya perubahan akhlak, sikap yang lebih baik?
Sulaiman Abda me-nyebutkan, seseorang telah berhaji juga diharapkan menjaga kewibawaan haji itu sendiri, mulai dari sikap dan tingkah-lakunya saat berada di tanah air.
Kecuali itu, kebaikan-kebaikan dan amal shalih juga semakin membaik dari sebelum dia berhaji, baik dalam hal ibadahnya kepada Allah dan juga hubungannya antara sesama manusia. Kemudian memiliki hati yang lebih lembut dan bersih, ilmu dan amal yang lebih mantap, dan istiqamah diatas kebaikan.
”Secara kasat mata orang bisa melihat, perubahan sikap menjadi contoh di sekitar tempat tingganya,” katnya. Kepedulian sosial seorang haji semakin meningkat, apalagi predikat ini harus dijaga dengan baik, karena ini juga akan dipertanggungjawabkan kepada Allah SWT.
Waiting List
Sulaiman Abda mengaku telah bertemu dengan Presiden dan Menteri Agama agar langkah-langkah mengurangi jumlah waiting list atau daftar tunggu haji asal Aceh dapat dilakukan.
Dia berharap agar aturan kuota satu perseratus ribu setidaknya bisa dijalankan kembali pada musim haji tahun depan. “Kita sudah bicarakan dengan Menteri Agama, pada saat Presiden Jokowi transit di Bandara SIM dalam perjalanannya ke Arab Saudi beberapa waktu lalu,” katanya. DPRA dan Gubernur juga telah membicarakan kuota haji ini.
Dia menyebutkan, penambahan kouta haji untuk Aceh sangat mendesak guna memperpendek daftar tunggu keberangkatan. Kuota haji Aceh saat ini berjumlah 3.111 orang, namun jika kuota satu perseratus ribu diterapkan, maka jumlah jamaah haji asal Aceh bisa mencapai lima ribu orang.
Sulaiman Abda berharap seluruh jamaah haji Aceh tahun ini bisa melaksanakan ibadah degan sempurna, sehingga mendapatkan predikat haji mabrur. Alangkah bahagianya bagi saudara-saudara kita yang mendapatkan unn-dangan Allah dan mendapatkan haji mabrur, karena jaminannya adalah surga Allah. (Abi Qanita)