Oleh: Sayed Muhammad Husen
Presiden RI Joko Widodo mengatakan besarnya peran santri bagi bangsa Indonesia menjadi alasan 22 Oktober ditetapkan sebagai hari santri nasional sejak tahun lalu. Para tokoh-tokoh besar yang punya andil itulah yang membuat pemerintah menilai
hari santri penting ditetapkan.
Joko Widodo seperti dikutip pikiran-rakyat.com (2015) mengatakan, mengingat peran historis para santri dalam menjaga keutuhan Republik Indonesia, seperti KH Hasyim As’yari dari Nahdlatul Ulama, KH Ahmmad Dahlan dari Muhammadiyah, A Hassan dari Persis, Ahmad Soorhati dari Al-Irsyad dan Mas Abdul Rahman dari Matlaul Anwar, serta mengingat pula 17 nama-nama perwira Pembela Tanah Air
(Peta) yang berasal dari kalangan santri.
Sejarah mencatat, kata Joko Widodo, para santri telah mewakafkan hidupnya untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia dan mewujudkan cita-cita kemerdekaan tersebut. Para santri dengan caranya masing-masing bergabung dengan seluruh elemen bangsa, melawan penjajah, menyusun kekuatan di daerah-daerah terpencil, mengatur strategi, dan mengajarkan kesadaran tentang arti kemerdekaan.
Jokowi yakin, penetapan Hari Santri Nasional itu, tidak menimbulkan sekat-sekat sosial atau memicu polarisasi antara santri dengan nonsantri. Justru sebaliknya, akan memperkuat semangat kebangsaan, mempertebal rasa cinta tanah air, memperkokoh
integrasi bangsa, serta memperkuat tali persaudaraan. Penetapan hari santri nasional dilakukan agar kita selalu ingat untuk meneladani semangat jihad keindonesiaan para
pendahulu kita, semangat kebangsaan, semangat cinta tanah air, semangat rela berkorban untuk bangsa dan negara.
Dengan mewarisi semangat itulah, kata Jokowi, para santri masa kini dan masa depan, baik yang di pesantren atau di luar pesantren dapat memperkuat jiwa religius keislaman sekaligus jiwa nasionalisme kebangsaan. Dengan mewarisi semangat itu, para santri juga akan ingat memperjuangkan kesejahteraan, memperjuangkan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia dan meningkatkan ilmu pengetahuan/teknologi demi kemajuan bangsa.
Semangat ini adalah semangat menyatukan dalam keberagaman, semangat menjadi satu untuk Indonesia. Joko Widodo percaya dalam keragaman kita sebagai bangsa, baik keragaman suku, keragaman agama, maupun keragaman budaya melekat nilai-nilai untuk saling menghargai, saling menjaga toleransi, dan saling menguatkan tali persaudaraan antaranak bangsa.
Bagi Aceh, hari santri tetap punya makna penting dalam merekatkan santri di dayah tradisional, santri pesantren modern dan pelajar sekolah umum, sehingga kaum terpelajar ini dapat berperan sebagai pemersatu rakyat Aceh.