Gema Jumat, 30 Oktober 2015
Zagreb – Gema Selasa (27/10), Wali Kota Banda Aceh Hj Illiza Sa’aduddin Djamal SE melakukan pertemuan dengan grand mufti (Ulama Utama) Kroasia, Prof Dr Aziz ef Hasanovic, beserta jajaran pengurus komunitas muslim Kroasia (Meshihat) di Gedung Islamic Center Kota Zagreb.
Pada pertemuan itu, Wali Kota Illiza didampingi oleh Duta Besar RI untuk Republik Kroasia Agus Sardjana, Ketua DPRK Banda Aceh Arif Fadillah SIKom, Asisten Administrasi Umum Setdako Banda Aceh M Nurdin SSos, Kepala Dinas PU Ir Samsul Bahri MSi dan Kepala Dinas Kesehatan dr Media Yulizar MPh.
Illiza dalam sambutannya menyatakan ketertarikannya untuk mengetahui lebih banyak mengenai kehidupan komunitas muslim di Kroasia dan kontribusinya terhadap komunitas Kroasia secara umum. “Kami mendengar dari bapak Dubes, komunitas muslim di Kroasia memiliki hubungan yang sangat kuat dengan kelompok komunitas lainnya serta memiliki tempat khusus dalam sistem pendidikan di Kroasia. Kami ingin mendengar lebih banyak akan hal ini.”
Kota Banda Aceh, sebut Illiza, memiliki visi untuk menjadi Kota Madani atau kota yang berperadaban dan modern dengan penerapan Syariat Islam sebagai dasarnya. Ide tersebut terinspirasi dari kesuksesan Kota Madinah ketika dipimpin oleh Rasulullah SAW. “Kami percaya nilai-nilai islami merupakan solusi terbaik dalam menyelesaikan berbagai permasalahan global.”
Ia menambahkan, karena ajaran Islamnya yang kuat, Banda Aceh pernah dikenal sebagai Serambi Mekkah. “Dan kami inginIlliza bertemu Komunitas muslim Kroasia di Zagreb kembali berkontribusi terhadap kemegahan Islam dan menjadi model kota yang dapat mempromosikan keindahan, kebaikan, dan kemuliaan Islam.”
“Kami memahami hal ini tidaklah mudah, namun jika kami mendapatkan dukungan dan bantuan dari seluruh komunitas Islam di dunia, maka setidaknya kami dapat meningkatkan penerapan Syariat Islam di Banda Aceh,” kata Illiza.
Dari pemaparan Prof Aziz, diketahui umat Islam di Kroasia hanya berjumlah satu persen saja dari total penduduk negara pecahan Yugoslavia tersebut. “Namun keberadaan umat Islam sangat diakui dan diagungkan di Kroasia. Mufti diberikan status diplomatik dan seluruh pengurus Masjid dan Islamic Center digaji oleh Pemerintah Kroasia,” sebutnya.
Di Kroasia saat ini terdapat 23 Masjid dan 3 Islamic Center. Ia menuturkan, ada pula sejumlah Islamic Center yang sedang dibangun di beberapa kota. Harapan pihaknya kelak, setiap kota besar di Kroasia memiliki satu Gedung Islamic Center. “Kami juga baru saja selesai menggelar kompetisi Al-Qur’an (sejenis MTQ) yang dihadiri oleh 50.000 umat Islam dari wilayah Kroasia dan dari lima negara tetangga Kroasia,” katanya.
Usai bertemu komunitas muslim Kroasia, Illiza dan rombongan juga berkesempatan mengunjungi Gymnasium Dr Ahmeda Smajlovica -sekolah Islam yang terletak di dalam Komplek Islamic center Zagreb. Di sana, Illiza berdialog dengan para staf pengajar dan murid terkait sistem pendidikan islami yang mereka dapatkan serta pelajaran-pelajaran Islam yang termasuk dalam kurikulum sekolah tersebut.(adv)