Gema-H, 09 Februari 2018
Oleh Dr. Agustin Hanafi, Lc, MA
Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama Fakultas Syariah dan Hukum UIN Ar-Raniry
Islam agama yang sungguh sempurna, tidak pernah bersikap diskriminasi terhadap warna kulit dan jenis kelamin. Bahkan dalam rumah tangga sekalipun, suami-isteri ditempatkan seimbang dan sederajat.
Islam telah membebaskan manusia dari perbudakan, mengangkat harkat dan martabat perempuan. Diberikan kesempatan untuk menuntut ilmu setinggi-tingginya karena mereka dipersiapkan untuk menjadi sebuah madrasah yang akan mencetak generasi cerdas. Mereka tdk dilarang beraktivitas di luar rumah selama itu aman, nyaman, dan pekerjaan itu tidak bertentangan dengan nilai syariat.
Dalam Al-Qur’an banyak sekali pujian terhadap perempuan, bahkan ada sebuah Surat yg dinamai dgn an-Nisa (perempuan-perempuan). Kemudian diceritakan bagaimana kehebatan perempuan seperti Asiyah isteri Firaun, Ratu Balqis, Maryam binti Imran dan lain-lain.
Bahkan dlm sejarah pun dikenal sosok perempuan tangguh dan luar biasa seperti Khadijah, Aisyah dan lain-lain ummahatul mukminin.
Baginda Rasulullah sangat memuliakan perempuan, bahkan beliau begitu menyayangi Fatimah putri-Nya. Beliau dan putrinya sering berdiskusi dan bertukar pikiran, beliau akan bersikap murka kepada siapaun yang akan menyakiti putri-Nya itu, bahkan di akhir hayat-Nya pun beliau menyampaikan kepada Fatimah bahwa ini sepertinya Ramadhan terakhir yg akan dijalani Baginda Rasulullah, sehingga membuat Fatimah menangis karena tidak lama lagi mereka akan berpisah.
Maka ironis sekali kalau dewasa ini yang katanya zaman now masih ada orang yg melecehkan dan mendeskreditkan perempuan yang kedudukannya setara dengan laki2. Ironis sekali kalau kecewa tatkala anaknya lahir ditakdirkan seorang perempuan, ironis kalau perempuan korban perkosaan tetapi masih saja yang disalahkan perempuan. Ironis jg kalau perempuan berpikir komersil dengan mengikuti kontes ini itu yang mengeksploitasi tubuh perempuan dan menganggapnya bagian dari perestasi dan ekspresi kebebasan.
Ironis sekali kalau masih ada yang menganggap perempuan makhluk lemah, kurang akal dan melekat sifat negatif lainnya.
Cukup ironis kalau ada seorang suami yg melakukan kekerasan fisik dan psikis kepada isternya, sungguh ironis kalau ada seorang suami yang menelantarkan dan tidak bertanggungjawab terhadap kesejahteraan dan kebahagiaan isterinya, ironis kalau semua urusan anak dan rumah dibebankan kepada isternya.
Mari kita mengayomi dan melindungi perempuan, karena tanpa perempuan tak mungkin laki-laki akan lahir di dunia ini.
Islam Memuliakan Perempuan
Gema-H, 09 Februari 2018 Oleh Dr. Agustin Hanafi, Lc, MA Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama Fakultas Syariah dan Hukum UIN Ar-Raniry Islam agama yang sungguh sempurna, tidak pernah bersikap diskriminasi terhadap warna kulit dan jenis kelamin. Bahkan dalam rumah tangga sekalipun, suami-isteri ditempatkan seimbang dan sederajat. Islam telah membebaskan manusia dari perbudakan, mengangkat harkat … Read more
...Dialog
Etika Berpolitik
Etika harus ditunjukkan sebagai simbol
Didiklah Anak dengan Lemah Lembut
Dalam pandangan sejarah, Presiden Soekarno
Guru PAI Harus Tersedia di Sekolah
Guru dikenal sebagai pahlawan tanpa
Khutbah
Merawat Ukhuwah Islamiyah Di Tahun Politik
Hari Ketika Mulut Dikunci
Dinas Syariat Islam
Bupati dan Wabup Aceh Besar Tinjau Embung Lambadeuk Peukan Bada
GEMA JUMAT, 09 FEBRUARI 2018 Gema – Jantho Bupati Aceh Besar Ir Mawardi Ali dan Wakil Bupati Aceh Tgk H Husaini A Wahab meninjau
CENDERA MATA
CENDERA MATA Imam Besar Masjid Raya Baiturrahman Prof Dr Tgk H Azman Ismail MA menyerahkan cendera mata kepada Ketua KPK, Firli Bahuri di ruang tunggu
Pertapa dan Pramuria
GEMA EDISI JUM’AT 18 OKTOBER 2019 Seorang pertapa tinggal di depan rumah bordil. Setiap hari pertapa dari asramanya melihat rumah pelacur sambil merenungkan perbuatan memalukan
Bek Meupake
GEMA JUMAT, 4 MEI 2018 Oleh : Nurjannah Usman Ranup silaseh meugah di Aceh Pue lom Pulo Weh di Sabang pih na Haba tasambong