Gema, 27 Januari 2018
Oleh Dr. Sri Suyanta (Wakil Dekan I Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-Raniry)
Dalam praktik pada ranah sosiokultural, seringkali memelihara jalinan silaturahim dan silaturahmi lebih sulit ketimbang merajutnya.
Bila silaturahim, jalinan kekerabatan dan persaudaraan tercipta secara otomatis karena sedarah sedaging seketurunan, maka silaturahmi antarsesama muslim seakidah, setanah air, sebangsa, sekantor, segampong dapat tercipta dengan ragam relasi yang dibangun dan interaksi yang dilakukan oleh para pihak.
Secara internal, jalinan silaturahim karena memang sudah erat dan dekat dan tentu sudah saling mengenal, maka upaya saling memahami, saling membantu dan saling memberi menerima antaranggota keluarga menjadi sangat penting.
Di sinilah pentingnya anggota keluarga yang memiliki kelebihan dapat berbagi kepada saudara lainnya. Dan anggota keluarga yang memiliki kekurangan mestinya tahu diri dengan terus berusaha dan berdoa agar tidak menjadi beban keluarga.
Adapun jalinan silaturahmi dengan sesama saudara seiman setanah air dan seterusnya tentu dimulai dari upaya saling mengenali, kemudian baru saling memahami.
Di sinilah pentingnya membangun ukhuwah antarsesama, baik ukhuwah wathaniyah, ukhuwah islamiyah maupun ukhuwah insaniyah.

