Saya berwasiat kepada diri saya sendiri dan kepada hadirin semua untuk bertaqwa kepada Allâh SWT. Sebab, taqwa kepada Allâh SWT merupakan himpunan segala kebaikan. Taqwa merupakan pangkal kebe-naran hakiki bagi setiap muslim, khususnya bagi setiap da’i. Taqwa merupakan bekal sejati bagi setiap muslim. Allah SWT berfirman: “Berbekallah, sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah taqwa dan bertaqwalah kepadaKu, hai orang-orang yang berakal. (QS Al Baqarah 2:197) Hal paling penting lainnya dalam hidup, sebagai salah satu konsekuensi taqwa, ialah harus ada hubungan persaudaraan yang kuat, khususnya antar para penuntut ilmu, para dai. Ukhuwah diniyah (Islamiyah) memiliki pengaruh yang baik dalam kehidupan ini. Setiap orang akan memiliki pengaruh bagi kawannya dalam hidup. Apabila seorang muslim bersahabat dengan orang baik, maka kebaikan ini akan berpengaruh pada dirinya. Allâh SWT berfirman: “Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah ikhwah (bersau-dara); karena itu, damaikanlah antara kedua saudaramu. (QS Al-Hujurat 49:10)
Kata “ikhwah” (bersaudara), ketika kita mengatakan “sesungguhnya orang-orang mukmin itu ikhwah (bersaudara)”, adalah kalimat yang tidak mudah. Maksudnya, seakan-akan Anda dalam hubungan (persaudaraan antar mukmin) ini mempunyai pertalian yang sangat erat.
Hubungan persau-daraan ini bisa lebih kuat dari persaudaraan nasab. Seorang shadiq (sahabat), ialah seorang yang sungguh-sungguh jujur terhadap sahabatnya dalam semua urusan hidupnya dan tidak berbasa-basi.
Jika aku (misalnya) melihat suatu kesalahan pada diri sahabatku, maka aku harus menasihatinya dengan nasihat hakiki, bukan nasihat yang membuatnya lari dariku, atau menyebabkannya tidak mau berkumpul lagi denganku. Misalnya, dengan nasihat yang berbentuk caci-maki atau celaan. Tetapi haruslah dengan nasihat yang sungguh-sungguh, nasihat yang dia butuhkan.
Ada kaidah agung yang termasuk kaidah agama dalam berukhuwah. Demi Allâh, jika kaidah ini tidak terwujud pada diri kita masing-masing, niscaya kita akan memiliki cacat dalam menjalin tali ukhuwah. Yaitu, jika seseorang tidak berusaha mewujudkan dan tidak menimbang dirinya berdasarkan petunjuk ukhuwah yang ada dalam hadits.
Hadits ini merupakan salah satu kaidah agama, yaitu sabda Rasûlullâh SAW: “Tidak sempurna iman seseorang diantara ka-lian, sebelum ia menyukai sesuatu untuk saudaranya apa yang ia suka jika sesuatu itu diperoleh dirinya.”
Jagalah ukhuwah yang hakiki, ukhuwah yang ttidak ada cacian, makian, ghibah (gosip), namimah (adu domba), qil wal qal (katanya dan katanya/isu) dan berita-berita bohong. Jagalah kebersamaan dan ukhuwah diantara kita, kekompakan kita dalam menyelesaikan perbedaan dan permasalahan dalam kehidupan bermasyarakat dan kehidupan pemerin-tahan, saling mencintai, saling menghormati.
Saat ini kadang dalam hal khilafiyyah/furu’iyah, meski masing-masing pihak punya pegangan Al Quran dan Hadits, pihak yang lain mencaci yang lainnya. Dari membid’ahkan pihak yang lain, hingga mengkafirkan. Berbagai cacimaki, bahkan fitnah dan kebohongan pun dilontarkan. Sungguh jauh dari ajaran Islam.
Sesungguhnya perbedaan pendapat itu hal yang biasa. Di antara suami isteri, kakak adik, para ulama mazhab sep-erti Imam Hanafi, imam Malik, imam Syafi’ie dan imam Hanbali saja biasa terjadi perbedaan pendapat.
Bahkan, para Nabi pun seperti Nabi Daud dan Nabi Sulaiman dijelaskan Allah SWT dalam Surat Al Anbiyaa’ ayat 78 dan 79 berbeda pendapat. Jika kita saling menghormati, kita bisa hidup rukun dan damai. Tapi jika tidak bisa menerima bahkan mencaci-maki pihak lain, yang jadi adalah pertengkaran, perceraian, bahkan peperangan.
Pada bulan dzulhijah terdapat 5 hari yang mulia, yaitu pada 9, 10, 11,12,13 dzulhijah, karena pada hari itu kita ummat muslim disyariatkan berpuasa sunnah pada tanggal 9 dzulhijah, dan tanggal 10, kita sekalian disunahkan berqur-ban seperti kambing, sapi dan unta yang dilaksanakan setelah shalat Idul Adha dan setelahnya boleh dilaksanakan pada hari tasrik.
Pada bulan ini kita juga dapat, mengingat kisah teladan dari nabi Ibrahim yang telah ikhlas mentaati segala perintah ALLAH.
“Maka ketika anak itu sampai (pada umur) sang-gup berusaha bersamanya (Ibrahim ) berkata: Wahai anak ku! Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkan lah bagaimana pendapatmu. Dia (Ismail ) menjawab: “Wahai ayahku! Lakukanlah yang di perintahkan (Allah) kepadamu, Insya Allah eng-kau akan mendapati aku termasuk orang ang sabar”
Maka, ketika mereka berdua telah ikhlas diri dan dia (Ibrahim) memberani-kan anaknya atas pelipis-nya, untuk melaksanakan perintah ALLAH, Lalu kami panggil dia wahai Ibrahim. Sungguh engkau telah membenarkan mimpi itu. Sungguh demikianlah kami memberi balasan ke-pada orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini be-nar-benar ujian yang nyata. Dan kami ganti anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.
Qurban
Qurban adalah hewan yang disembelih di hari raya Idul Adha, berupa unta, sapi, kambing dengan tujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Hukum berqurban sunnah muaka-dah bagi orang muslim yang mampu melaksanakannya.
Allah SWT berfirman, “Maka shalatlah pada Rabbmu dan berqurban-lah”. Waktu menyembelih hewan qurban yaitu setelah shalat Idul Adha hari raya hingga akhir hari tasyrik, (hari raya, dan 3 hari beri-kutnya).
Disunahkan memakaan hewan qurban, menghadiahkan sebagian darinya dan bersedekah kepada orang fakir. Syarat syarat qurban, tidak cukup dalam berqurban, kecuali sapi yang berumur2 tahun atau lebih, kambing, (domba) berumur 6 bulan atau lebih.
Apabila telah diniatkauntuk qurban, tidak boleh menjualnya dan tidak boleh pula memberikan-nya, kecuali menggantinya dengan yang lebih baik. Seekor kambing itu untuk 1 orang dan sapi untuk 7 orang dan boleh berqurban untuk dirinya dan keluarganya yang masih hidup dan yang sudah meninggal.
Diharamkan kepada orang yang mau berkurban yaitu potong rambutnya, kukunya, dalam 10 hari pertama bulan dzulhijah, jika dia melakukan salah satu diantara itu, dia harus meminta ampun dan tidak diwajibkan fidyah atasnya. Begitulah cara dan syarat syarat kurban.
Hal yang ketiga, sifat pergi shalat ied disunahkan membersihkan diri, memakai pakaian yang paling bagus untuk menampakan kegembiraan pada hari itu, adaapun wanita tidak boleh memakai parfum. Disu-nahkan makan sebelum shalat ied, dan makan dari kurbannya jika berkurban.
Waktu takbir dimulai pada 10 dzulhijah hingga tenggelam matahari tang-gal 13 dzulhijah. Hal yang keempat jangan melupa-kan silaturahmi. Demiki-anlah khutbah Idul Adha ini, semoga diterima oleh Allah SWT.