Kabar Bahagia bagi jamaah haji Aceh. Jika tahun-tahun sebelumnya pembagian uang waqaf, sebesar 1.200 riyal sampai tahun 2019. Meski era pandemi, dimana pembagian untuk biaya pemondokan jamaah aceh bertambah perorang 1.500 riyal atau sekitar 5,9 juta rupiah, jadi bisa merasakan peningkatan 300 riyal dana dari waqaf tersebut. Dan ada dibagikan penambahannya ditahun ini.
Hal ini disampaikan oleh Drs H Jamaluddin Affan Asyi, sebagai pengurus wakaf Habib Bugak Asyi di Mekkah. Ia penghubung Pemerintah Aceh dengan Nadhir Wakaf Habib Bugak Asyi.
Wakaf Habib Bugak Asyi atau dikenal juga Wakaf Baitul Asyi akan tetap menyalurkan dana tersebut. “walaupun era pandemi, masih mendukung. Sampai saat ini tetap dibagikan bagi jamaah yang datang dari Aceh,”katanya.
Masing-masing jamaah aceh yang ada kartu Baitul asyi bisa mendapatkan dana tersebut saat berada di Mekkah. Penyaluran itu bisa dirasakan oleh jamaah aceh ditahun 2022 yang berjumlah 1.988 orang.
Hingga kini, karena kejujuran dan amanah dalam wasiat wakaf produktif ini, maka Jamaluddin mengatakan akan tetap dibagikan hingga sampai kiamat. Kejujuran adalah modal utama. Kejujuran dan keikhlasan akan terus dijaga.
Jamaluddin mengatakan selama pembagian tidak ada kendala. Karena upaya tim yang sangat proaktif mempersiapkan kartu, hubungan sangat baik dengan Propinsi Aceh dibidang haji mengirim nama kepadanya, untuk disampaikan kepada nazhir yang berangkat dari aceh.
Dan Aceh juga sudah punya qanun tentang haji. Upaya pengarsipan juga dilakukan, untuk disimpan secara rapi, surat yang resmi yang bisa dipertanggung jawabkan kelak. “Kedepan kalau memang pemerintah mempunyai dana, maka nazhir Habib Bugak bisa diundang ke aceh, untuk kita adakan seminar dan rapat hal-hal yang perlu. Agar yang mengelola wakaf tetap terjaga,” lanjutnya.
Pada musim haji saat ini, ada memberi wewenang penuh, untuk mengatur semua perihal uang waqaf, pembagian tempat, membentuk dan membuat kartu. Jamaah haji dari aceh, menyiapkan sesuatu sampaikan ke manajemen kantor.
Pengelolaan diluar musim haji, juga membangun komunikasi dengan Lembaga ekonomi dan hotel, agar wakaf produktif terus berkesinambungan.
Yayasan Baitul Asyi
Kasi Bimas Islam Kemenag Aceh Besar, H Akhyar Mohammad Ali, M Ag yang juga ikut berangkat haji ditahun ini. Dari pembagian berjalan lancar dan tidak ada hambatan. Semua jamaah hadir dan menandatangani sendiri yang diberikan langsung oleh nazhir Syeck Latief baltou. Dari tangan beliaulah uang itu diberikan kepada jamaah dan disaksikan oleh pejabat dan petugas haji.
Maka Akhyar mendukung dengan adanya tindak lanjut dari Pemerintah Aceh maka dibentuklah Yayasan Baitul asyi, akan dikelola dengan baik. Untuk memberi santunan dan sosial kemasyarakatan. Sehingga Yayasan kedepan sebagai alokasi lain yg bisa diambil secara pertahun atau perbulan, bisa menjadi pendapatan.
Jamaluddin berharap semoga wakaf tidak berhenti. Dan semoga kedepan ada bermunculan yang mewaqafkan harta yang berbentuk tunai dan bermanfaat kepada masyarakat aceh. Dan dengan membangun komunikasi untuk membuat Yayasan Baitul asyi. Dengan ini, bisa berkesinambungan, tanpa hambatan dan kendala.
Harapan, jika dikelola secara professional, lewat yayasan, bisa membidik, menggali yang bisa diambil, maka apabila dikelola dengan professional. Ia percaya struktur yayasan sangat baik, karena ada praktisi, birokrasi, dan ditompang oleh Pemerintah Aceh untuk masa yang akan datang.
Dan menurut Prof Dr Alyasa Abu Bakar sebagai guru besar UIN Ar-Raniry Banda Aceh juga melihat kalau saat sekarang, semua jamaah haji Aceh menerima manfaat. Ia berharap mudah-mudahan kedepan tetap berlanjut. Jadi yang perlu dilakukan yakni sosialisasi wakaf, dan di Aceh banyak orang kaya yang mau berwakaf. Umpamanya wakaf satu pintu . terpenting harus ada nazhir yang berlaku jujur. (Nelly)