Gema JUMAT, 22 April 2016
Prof. Dr. Tgk. H. Azman Ismail, MA (Imam Besar Masjid Raya Baiturrahman)
Dan tinggalkanlah orangorang yang menjadikan agama mereka sebagai main-main dan senda gurau, dan mereka telah ditipu oleh kehidupan dunia. Peringatkanlah (mereka) dengan al-Qur’an itu agar masing-masing diri dijerumuskan ke dalam api neraka, karena perbuatan mereka sendiri. Tidak akan ada baginya pelindung dan tidak pula pemberi syafaat selain dari pada Allah. Dan jika ia menebus dengan segala macam tebusanpun, niscaya tidak akan diterima itu daripadanya. Mereka itulah orang-orang yang dijerumuskan ke dalam api neraka. Bagi mereka (disediakan) minuman dari air yang sedang mendidih dan azab yang pedih disebabkan kekafi ran mereka dahulu. (QS. Al-Anam ayat 70).
Ayat ini berkaitan dengan prilaku orang-orang muslim yang mempermainkan ajaran agama. Dengan ayat ini Allah SWT menjelaskan bahwa tidak saja orang-orang kafi r yang mengolok-olok agama, bahkan dari kalangan orang yang mengaku berimanpun ada yang mempermain-mainkan agama. Dalam istilah sekarang disebut dengan menjadikan agama sebagai ‘komoditi’ atau barang dagangan atau barang jualan sekaligus iklan demi kepentingan duniawi dan sesaat.
Allah memperingatkan hal tersebut, karena dalam sejarah perjalanan agama-agama samawi terdahulu, terjadi penyelewengan agama serta penistaan terhadap kesucian agama tersebut dilakukan oleh para ahli agama. Sebagai contoh kita melihat bagaimana kondisi sosial masyarakat serta prilaku agamawan pada masa sebelum Nabi Isa diutus sebagai nabi. Dalam banyak riwayat disebutkan mereka memperkaya diri dengan sumbangan infak dan zakat yang diberikan oleh masyarakat awam. Mereka membangun fasilitas mewah dan untuk berfoya-foya dan bersenang-senang dengan menggunakan dana yang seharusnya digunakan untuk kepentingan agama. Terjadi kepincangan hukum dalam masyarakat, kecurangan merajalela serta tradisi menjilat para penguasa yang ketika itu di bawah kendali Romawi.
Sebagian orang menggunakan simbol-simbol agama dan memutarbalikkan ayat dan hadits untuk kepentingan pribadi adalah untuk meraih simpati dari orang banyak. Atau untuk mencari kedudukan dalam pandangan manusia, karena ‘label’ agama relatif masih didenJANGAN gar dan laku pada masyarakat kita.
Allah memperingatkan orang-orang yang menjual agama serta mempermain-mainkan agamanya dengan ‘tawaran’ neraka dengan menu ‘air panas yang mendidih’ serta fasilitas ‘azab yang pedih’. Itulah ‘kompensasi’ untuk orang-orang yang mempermainkan agama untuk kepentingan pribadi atau mungkin juga kelompok. Menjadi penanggungjawab dan pemangku agama adalah tugas berat yang penuh tantangan dan godaan yang sangat kuat.
Lalu kita berkaca pada diri kita sekarang, adakah orang-orang yang menjual agama serta mempermainkan dan memutarbalikkan ayat dan hadits untuk kepentingan dirinya sendiri? Kita mungkin mempunyai jawaban yang beragam. Namun jelasnya hal tersebut terjadi dan akan terjadi karena Allah SWT telah memperingatkannya telah lebih dari seribu tahun yang lalu. Semoga kita bagian dari orang-orang yang mengingat hal tersebut. Amiin.