Kalau Dakwah Berhenti, Kiamatlah Dunia

Gema JUMAT, 18 Desember 2015 Dr. H. Tgk. Syukri M. Yusuf, Lc, MA, Kepala Bidang Dakwah dan Peribadatan Dinas Syariat Islam Aceh Menurut anda, bagaimana peran lembaga Dakwah di Aceh sekarang? Saya kira lembaga Dakwah masih tetap eksis dan berperan di Aceh ini. Meskipun sempat redup selama konflik melanda Aceh beberapa waktu lalu namun kini […]

...

Tanya Ustadz

Agenda MRB

Gema JUMAT, 18 Desember 2015
Dr. H. Tgk. Syukri M. Yusuf, Lc, MA, Kepala Bidang Dakwah dan Peribadatan Dinas Syariat Islam Aceh
Menurut anda, bagaimana peran lembaga Dakwah di Aceh sekarang?
Saya kira lembaga Dakwah masih tetap eksis dan berperan di Aceh ini. Meskipun sempat redup selama konflik melanda Aceh beberapa waktu lalu namun kini lembaga Dakwan telah marak kembali di bumi Aceh ini. Bahkan akhir-akhir ini semakin bermunculan lembagalembaga Dakwah baru seperti yang terakhir adalah BAKOMUBIN. Ini salah satu lembaga Dakwah yang berpusat di Jakarta dan akan berperan banyak di Aceh dalam membina umat. Saya kira semua lembaga Dakwah ini baik yang baru maupun yang telah lama akan tetap menjalankan perannya untuk berdakwah di tengahtengah umat baik dengan lisan maupun tulisan. Dakwah ini memang tidak boleh berhenti karena dia merupakan perintah agama yang telah dilaksanakan oleh Rasulullah SAW dan para generasi setelahnya, kalau dakwah berhenti maka kiamatlah dunia ini.
Apa yang seharusnya dilakukan oleh lembaga Dakwah?
Lembaga Dahwah harus memperkuat kapasitasnya dalam rangka menghadapi tantangan global. Karena ada banyak sekali tantangan modern yang harus dihadapi dengan dakwah, kalau tidak maka dakwah akan berhenti di persimpangan jalan. Dalam hal ini yang harus dilakukan Lembaga Dakwah adalah: Pertama, sarana dan prasarana dakwah harus ditingkatkan. Kedua kapasitas dan profesionalitas juru dahwah harus dikedepankan. Ketiga, harus merancang sebuah strategi, metode atau format baru dalam berdakwah. Keempat meningkatkan sumber daya juru Dakwah dengan mempersiapkan kader Dakwah yang solid. Keenam menanamkan integritas diri juru Dakwah agar sejalan perbuatan dengan dakwahnya.
Bagaimana tantangan dakwah sekarang?
Tantangan dakwah sekarang amat sangat kompleks, dari berbagai sudut dan aspeknya. Baik dari segi budaya, pemikiran, pergaulan, persatuan, kerukunan, pakaian, media, makanan, minuman, prilaku sampai dengan keyakinan, semua itu menjadi tantangan dakwah yang serius dewasa ini. Tantangan ini tidak hanya datang dari luar barisan umat Islam saja tetapi juga dari kalangan umat Islam sendiri pun tidak kurang masalahnya. Selain kita tidak lagi berpegang teguh kepada ajaran agama kita, juga meningkatnya angka kebodohan dan kemiskinan di kalangan umat Islam menjadi tantangan berat bagi keberlangsungan dakwah ini. Demikian juga umat Islam itu gampang diobokobok oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab, mudah terpengaruh, mudah terpeleset, gampang meniru dan ikut-ikutan, hilang prinsip, gampang meninggalkan jati dirinya bahkan sampai meninggalkan akidah serta keyakinannya.
Apakah fungsi Dakwah sekarang sudah efektif dan singkron dengan misi pemerintah ?
Fungsi dakwah sebenarnya harus singkron dengan kebijakan pemerintah Aceh. Dalam konteks penegakan syariat Islam hari ini di Aceh maka dakwah menjadi ujung tombak untuk menyampaikan pesapesan pemerintah kepada umat, baik melalui mimbar tradisional, mimbar modern, maupun melalui tulisan dan karya ilmiah. Jika ini tidak berjalan secara efektif maka upaya pemerintah untuk membumikan syariat Islam secara kaffah di Aceh ini hanya akan menjadi cita-cita saja. Sepanjang yang kita amati sampai hari ini bahwa keduanya masih berjalan sendiri-sendiri meskipun tujuannya sama. Pemerintah sibuk dengan program dakwahnya sendiri lembaga Dakwah juga demikian kecuali di beberapa daerah yang sudah mulai singkron dan sudah sinergis.
Apa saja yang dilakukan agar gerakan dakwah berjalan dengan visi misi pemerintah Aceh?
Yang harus dilakukan pertama, menjadikan pemerintah Aceh sebagai mitra dakwah, kedua membangun komunikasi yang intensif dengan lembagalembaga pemerintah terkait seperti Dinas Syariat Islam, Majelis Permusyawaratan Ulama, ketiga proaktif menyampaikan pesanpesan kepada umat bahwa kita ini satu keseblasan dengan pemerintah dalam rangka mewujudkan cita-cita bersama yang luhur yaitu, membangun Aceh dalam bingkai syariat Islam, keempat tidak berdiri di luar pagar untuk menonton apa yang dilakukan oleh pemerintah tetapi gerakan dakwah harus masuk dalam relungrelung pemerintah, kelima menyampaikan pesanpesan Dakwah agar terakomodir dalam kebijakan pembangunan Aceh, yang terakhir dan terpenting adalah bagaimana upaya untuk menggandeng tangan pemerintah agar berjalan beriringan dengan gerakan Dakwah. Bahkan gerakan Dakwah akan berjalan efektif dan berkembang pesat jika didukung oleh penguasa suatu daerah. (Marmus)

Dialog

Khutbah

Tafsir dan Hadist

Dinas Syariat Islam

Ketegasan Sultan Aceh Tegakkan Syariat Islam 

Oleh: Muhammad Ikhsanuddin, S.Hum, Anggota Wilayatul Hisbah Kabupaten Aceh Besar Sejak Kesultanan Aceh Darussalam diproklamirkan oleh Sultan Ali Mughayatsyah pada 1507 masehi setelah mengusir Portugis dari

Jak Saweu Poma

GEMA JUMAT, 911 AGUSTUS 2019 Oleh: Nurjannah Usman Assalamualaikum saleum loen lambong Wate loen puphoen haba lam Gema Haba loen intat pembaca santon Ureueng nyang

Memaknai Tahun Baru Hijriyah

Tahun baru Islam memiliki arti hijrahnya Nabi Muhammad SAW dari Makkah menuju ke Madinah dan menjadi peristiwa penting lahirnya Islam sebagai agama yang berjaya. Dari

Menuju Islam Khaffah

Tabloid Gema Baiturrahman

Alamat Redaksi:
Jl. Moh. Jam No.1, Kp. Baru,
Kec. Baiturrahman, Kota Banda Aceh,
Provinsi Aceh – Indonesia
Kode Pos: 23241

Tabloid Gema Baiturrahman merupakan media komunitas yang diterbitkan oleh UPTD Mesjid Raya Baiturrahman

copyright @acehmarket.id 

Menuju Islam Kaffah

Selamat Datang di
MRB Baiturrahman