Ummat Islam di seluruh dunia akan menunaikan ibadah Ramadhan. Ummat hafal dengan Al-Baqarah 183 yang mewajibkan berpuasa itu hanya orang yang beriman. “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian shaum sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertaqwa”. (Q.S. Al-Baqarah [2] : 183).
Terjadi perdebatan perihal jumlah rakaat shalat tarawih, tadarus memakai mic hingga Shubuh dan sebagainya. Polemik ini sudah menjadi menu setiap Ramadhan. Silakan berdiskusi secara sehat tanpa mewariskan dendam atau tidak tegur sapa karena masalah perbedaan ini.
Aktivitas lain selama Ramadhan di Aceh yakni razia ke lokasi yang menjual nasi pada siang. Dalam hal ini, umat Islam di Aceh bisa kaget dengan pernyataan Menteri Agama RI yang menegaskan tidak perlu ada paksaan menutup warung nasi selama Ramadhan. Dalam twitternya yang dilansir situs Sekretaris Negara pekan ini disebutkan “Warung-warung tak perlu dipaksa tutup. Kita harus hormati juga hak mereka yang tak berkewajiban dan tak sedang berpuasa.”
Kejutan lain jelang Ramadhan ini yakni surat dari DPRA kepada Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh. Dalam surat tersebut, wakil rakyat itu meminta kepada pihak masjid seperti khatib Jumat harus pegang tongkat, bentuk mimbar seperti di Masjid Nabawi dan sebagainya. Dalam hal ini, sangat diutamakan sikap saling menghargai. Kita sepakat menghindari klaim bahwa kita yang benar dan menang. Membicarakan masalah khilafiyah tidak pernah berakhir. Jika tidak cerdas menghadapinya, ini semakin memperlemah umat Islam. Jangan masuk dalam perangkat adu domba atau fitnah sesama
umat Islam. Karena itu perlu dibangun silaturrahim agar tidak terjadi salah paham.
Perbedaan dalam berpikir adalah kodrat sejak manusia lahir. Namun tetap diharmoti bahwa perbedaan itu tidak melahirkan hal-hal yang merugikan umat Islam. Jika ini terjadi, musuh umat Islam prok-prok jaroe (tepuk tangan).
Dalam memahami perbedaan mazhab, kita terkesima dengan kisah imam yang saling menghargai. Kisah berikut ini wajib menjadi pelajaran bagi umat Islam selanjutnya. Adalah Imam Syaf’i berbeda pandangan dengan pendiri mazhab fiqih lain seperti gurunya Imam Malik atau pendahulunya Imam Hanafi; atau muridnya, Imam Hambali. Imam Hanafi dan Imam Hambali dengan tegas menjelaskan bahwa qunut tak sunah pada Shubuh kecuali Witir. Imam Syafi’i menolak pendapat tersebut dan meyakini Qunut Shubuh berstatus sunah. Sebagai ulama yang konsekuen, Imam Syafi’i tak putus membaca Qunut Shubuh sepanjang hidupnya.
Suatu hari, Imam Syafi’i tidak membaca Qunut Shubuh sebab sedang di Baghdad, Iraq. Persisnya, dekat sebuah makam. Imam Syafi’i menaruh hormat yang tinggi kepada ilmu dan jerih payah pemikiran ulama lain walaupun berbeda paham. Karena di tanah makam di sekitar tempat Imam Syafi’i shalat bersemayam Abu Hanifah Nu’man bin Tsabit alias Imam Hanafi.
Kisah tersebut memberi contoh kepada pengikutnya umat selanjutnya agar kita dapat saling menghormati walaupun beda mazhab. Semoga kita tidak termasuk dalam golongan yang baru punya ilmu seujung kuku namun sudah menyesatkan pihak lain dengan berbagai stempel. Marhaban yaa Ramadhan. (Murizal Hamzah)
Kejutan Jelang Puasa
Ummat Islam di seluruh dunia akan menunaikan ibadah Ramadhan. Ummat hafal dengan Al-Baqarah 183 yang mewajibkan berpuasa itu hanya orang yang beriman. “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian shaum sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertaqwa”. (Q.S. Al-Baqarah [2] : 183). Terjadi perdebatan perihal jumlah rakaat shalat tarawih, tadarus memakai mic hingga … Read more
...Dialog
Etika Berpolitik
Etika harus ditunjukkan sebagai simbol
Didiklah Anak dengan Lemah Lembut
Dalam pandangan sejarah, Presiden Soekarno
Guru PAI Harus Tersedia di Sekolah
Guru dikenal sebagai pahlawan tanpa
Khutbah
Merawat Ukhuwah Islamiyah Di Tahun Politik
Hari Ketika Mulut Dikunci
Dinas Syariat Islam
Malam Nisfu Syakban
Malam Nisfu Syakban Minggu malam Senin (28/3-2021) Pengurus Masjid Raya Baiturrahman menggelar shalat sunat nisfu syakban. Sebagaimana biasa setiap tahun di masjid rutin melaksanakan seperti
CITA-CITAKU
Gema JUMAT, 23 SEPTEMBER 2016 oleh: Safwan Idris Cita-citaku bak seorang raja yang ingin memerintah semua manusia Berbuatlah yang makruf dan jauhkanlah yang mungkar
Menelusuri Jejak Ahli Tafsir Al-Quran
Perkembangan ilmu tafsir Al-Quran sangatlah dinamis. Pada masa kodifikasi ilmu tafsir, yang dimulai pada masa Bani Umayyah dan permulaan Dinasti Abbasiyah, pembahasan tafsir Al-Quran sudah
Pondok Tahfiz Sulaimaniyah Dari Turki untuk Aceh
Gema JUMAT, 12 AGUSTUS 2016 Pondok Pesantren (Ponpes) Tahfiz Sulaimaniyah didirikan pertama kali oleh Syekh Suleyman Hilmi Tunahan pada tahun 1952, di tengah gencarnya cengkraman