Kenduri Maulid Jadi Adat Aceh

Gema JUMAT, 8 Januari 2016 Peringatan Maulid Rasulullah dalam masyarakat Aceh terus berlangsung. Kenduri maulid dianggap sebagai suatu tradisi masyarkat Aceh. Pada peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW ini, Kenduri Pang Ulee ini bisa menjadi ajang pemersatu muslimin. Saling berbagi hidangan yang siap diantar ke meunasah atau masjid. Demikian pula bagi yang menyelenggarakan kenduri di rumah, […]

...

Tanya Ustadz

Agenda MRB

Gema JUMAT, 8 Januari 2016
Peringatan Maulid Rasulullah dalam masyarakat Aceh terus berlangsung. Kenduri maulid dianggap sebagai suatu tradisi masyarkat Aceh. Pada peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW ini, Kenduri Pang Ulee ini bisa menjadi ajang pemersatu muslimin.
Saling berbagi hidangan yang siap diantar ke meunasah atau masjid. Demikian pula bagi yang menyelenggarakan kenduri di rumah, hidangan telah ditata rapi untuk para tamu. Ada juga kegiatan zikir bersama di masjid. Dalam berkumpul, warga bisa saling mengenal dengan warga lainnya dalam satu kampung.
Kenduri maulid ini dilaksanakan hingga tiga bulan, dimulai dari bulan Rabiul Aawal, Rabiul Akhir, dan Jumadil Awal. Jadi ada tiga kali berbagi kenduri, berzikir dan menjalin ukhuwah dalam satu tahun.
“Kenduri maulid itu metode dakwah yang sudah cukup lama di Aceh,” kata Badrudzzaman Ismail, Ketua Majelis Adat Aceh (MAA).
Selain sebagai upaya mengenang hari kelahiran Nabi Muhammad SAW, ritual maulid bagi orang kampung menjadi sarana silaturrahim dan “hiburan”. Dalam kenyataannya, setiap maulid ada yang menyertakannya dengan likee mouled, yaitu membaca syair secara berirama. Isi dikee mouled terutama tentang peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW dan luapan gembira masyarakat Madinah menyambut kedatangan nabi. Isi lainnya tentang status Nabi Muhammad SAW sebagai pembawa rahmat dan penyelamat kemanusiaan.
Sekarang, baik di gamponggampong maupun di kota lazim pula diramaikan dengan ceramah di masjid atau di mushalla.
Kenduri maulid Kenduri Maulid memang khas adat dan budaya Aceh. Tentunya, ia sangat relevan dengan kehidupan masyarakat di daerah ini, yang telah memproklamirkan diri sebagai daerah pelaksanaan syariat Islam. Sebagai sebuah daerah yang bersyariat Islam, maka semua aspek kehidupan diarahkan kepada nilai-nilai Islam.
Sikap, perilaku, tatakrama didasarkan kepada syariat Islam. Peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW yang disimbolkan dalam bentuk kenduri maulid telah mentradisi dilaksanakan setiap tahun. Seperti orang memperingati hari ulang tahun setiap tahun atau merayakan tahun baru. Namun bagi masyarakat Aceh, lebih meriah memperingati Maulid Nabi dibandingkan peringatan tahun baru masehi. Peringatan Maulid yang dilaksanakan setiap tahun dikandung maksud sebagai upaya terus-menerus mengingatkan masyarakat akan jati diri mereka sebagai ummat Islam.
Maulid tak hanya dimaknai sebagai ritual keagamaan semata. Disini, warga juga diajarkan manajemen ekonomi. Pasalnya, orang akan menabung uang untuk keperluan kenduri maulid. Badruzzaman menyebutkan, orang tua Aceh dulu mempersiapkan maulid dengan telaten, jauh-jauh hari. Maulid dimaknai sebagai medium sosial antar masyarakat.
Hikmah maulid
Ada sederet kenduri yang biasa digelar masyarakat Aceh. Misalnya kenduri terkait perayaan Islam, seperti Israk Mi’raj dan Nuzulul Quran. Ada juga kenduri yang terkait dengan daur hidup seseorang seperti kelahiran, sunatan, pernikahan, hingga kematian. Ada pula kenduri petani dan kenduri nelayan. Kenduri membangun rumah atau pindah rumah dan sebagainya.
Khusus kenduri Maulid, kegiatannya dilakukan berkelompok melalui arahan keuchik di kampung masing-masing, bisa dimaknai sebagai sarana mensyukuri nikmat di hari kelahiran Rasulullah SAW. Jadi salah satu hikmah adalah terbentuk sikap untuk saling kenal-mengenal sesama, mempererat silaturrahim dan ajang bersedekah. (Nelly/dbs)

Dialog

Khutbah

Tafsir dan Hadist

Dinas Syariat Islam

Manusia Terbaik

GEMA JUMAT, 10 JANUARI 2020 Dr. Ir. H. Basri A Bakar, M. Si “Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa, dan bertakwalah kepada-Ku wahai orang-orang

Membasmi Kemungkaran

Khatib: Abizal Muhammad Yati, Lc, MA, Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Ar-Raniry dan Direktur Akademi Da’wah Indonesia Aceh Dakwah harus ditegakkan untuk menunjuki manusia

Menuju Islam Khaffah

Tabloid Gema Baiturrahman

Alamat Redaksi:
Jl. Moh. Jam No.1, Kp. Baru,
Kec. Baiturrahman, Kota Banda Aceh,
Provinsi Aceh – Indonesia
Kode Pos: 23241

Tabloid Gema Baiturrahman merupakan media komunitas yang diterbitkan oleh UPTD Mesjid Raya Baiturrahman

copyright @acehmarket.id 

Menuju Islam Kaffah

Selamat Datang di
MRB Baiturrahman