KESYIRIKAN DAN HAWA NAFSU

Gema JUMAT, 12 Februari 2016 Prof. Dr. Tgk. H. Azman Ismail, MA (Imam Besar Masjid Raya Baiturrahman) Katakanlah: “Sesungguhnya aku dilarang menyembah tuhan-tuhan yang kamu sembah selain Allah”. Katakanlah: “Aku tidak akan mengikuti hawa nafsumu, sungguh tersesatlah aku jika berbuat demikian dan tidaklah (pula) aku termasuk orang-orang yang mendapat petunjuk”. Ayat ini menerangkan tentang istiqamah […]

...

Tanya Ustadz

Agenda MRB

Gema JUMAT, 12 Februari 2016
Prof. Dr. Tgk. H. Azman Ismail, MA (Imam Besar Masjid Raya Baiturrahman)
Katakanlah: “Sesungguhnya aku dilarang menyembah tuhan-tuhan yang kamu sembah selain Allah”. Katakanlah: “Aku tidak akan mengikuti hawa nafsumu, sungguh tersesatlah aku jika berbuat demikian dan tidaklah (pula) aku termasuk orang-orang yang mendapat petunjuk”.
Ayat ini menerangkan tentang istiqamah dalam beragama. Dalam ayat ini ada dua hal yang krusial dan prinsipil dalam beragama. Hal yang pertama adalah istiqamah dalam ajaran dasar tauhid, yaitu tidak mempersekutukan Allah dengan yang lain, walau bagaimanapun bentuknya. Ketauhidan yang dimaksud adalah, menjadikan Allah semata-mata sebagai Tuhan dengan sifat uluhiyah, rububiyah dan asma’ serta sifatNya. Ketauhidan seperti ini dituntut penyerahan diri seutuhnya kepada Allah, sebagaimana penyerahan diri para nabi dan rasul terhadap semua ketentuan Allah. Penyembahan terhadap selain Allah, merupakan dosa yang tidak dapat diampuni, setelah datang kebenaran. Adapun orang-orang yang tersesat jalan sebelumnya, kemudian mengetahui kebenaran bahwa Allah merupakan Tuhan sekalian alam, maka dosa-dosanya akan diampuni.
Di zaman sekarang ini, kesyirikan kepada Allah lebih bersifat kepada banyaknya tradisi-tradisi agama lain, yang secara tidak langsung dapat merusak keimanan, tradisi agama lain yang sebenarnya berisi pengakuan terhadap tuhantuhan dan ajaran-ajaran mereka, terbalut dalam serangkaian ritual atau aktifitas yang tidak kita sadari. Mempersekutukan Allah tidak ada ampunannya, Allah telah menyatakan sendiri dalam al-Qur’an, bahwa Jahannam adalah tempat yang kekal bagi mereka.
Hal yang kedua yang merupakan hal yang krusial dan prinsipil dalam beragama adalah tidak mengikuti hawa nafsu, karena hawa nafsu menyebabkan seseorang melakukan perbuatan yang buruk dan tercela. Hawa nafsu adalah penyebab kehancuran bagi suatu individu atau suatu kaum. Cukuplah pelajaran untuk tidak mengikuti hawa nafsu kita renungi dari ayat-ayat al-Qur’an, baik hawa nafsu terhadap kekuasaan yang menyebabkan kebinasaan, sebagaimana ditunjukkan contoh monumental Fir’aun dan Haman, atau hawa nafsu kekayaan yang diwakili oleh Qarun, demikian juga hawa nafsu syahwat yang menjerumuskan beberapa kaum ke dalam kehinaan, sebagaimana kaum Luth, Sodom dan Gomorah. Sejarah keserakahan dan hawa nafsu tersebut masih ada sampai sekarang dengan bentuk yang lain. Keinginan atau hawa nafsu untuk berkuasa sehingga menghalalkan segala cara, melakukan intrik dan strategi licik untuk dapat mencapai kekuasaan. Demikian juga keinginan atau hawa nafsu untuk memiliki harta juga dengan melakukan praktek riba, rentenir dan sebagainya untuk mendapat kekayaan, semua dengan mudah kita lihat prakteknya sekarang ini. Tak ketinggalan hawa nafsu syahwat juga yang menyebabkan pelaku maksiat dan tempat maksiat semakin ramai.
Mengikuti hawa nafsu, apabila kita bertaubat, Allah masih membukakan jalan pertaubatan, sebelum ajal menjemput. Namun kadang-kadang sebagian orang masih mempertimbangkan untuk terus mengikuti hawa nafsu, dan tidak sadar bahwa kematian akan memutuskan segala hal, termasuk jalan untuk bertaubat. Allahu musta’an.
 

Dialog

Khutbah

Tafsir dan Hadist

Dinas Syariat Islam

Pelaksanaan Syariat Islam Harus Maju

Grand design syariat Islam di Aceh menjadi sebuah harapan akan kemajuan Syariat Islam di Aceh kedepan. Butuh perjuangan keras dalam mewujudkan Syariat Islam, terlaksana dengan

HILANG SEPEDA DIGANTI KERETA

GEMA JUMAT, 30 NOVEMBER 2018 Mantan Ketua Remaja Masjid Raya Baiturrahman, Ustazd Anwar Hoitami (foto kiri) menyerahkan satu unit sepeda motor kepada seorang Ustazd pengajar

FORSIMAS PERKENALKAN CYBER MASJID

Dalam rangka implementasi cyber city kota madani, Forum Silaturrahim Kemakmuran Masjid se Asean (FORSIMAS) bekerjasama dengan Dewan Kemakmuran Masjid Aceh (DKMA) melaksanakan pengenalan Program Masjid

Menuju Islam Khaffah

Tabloid Gema Baiturrahman

Alamat Redaksi:
Jl. Moh. Jam No.1, Kp. Baru,
Kec. Baiturrahman, Kota Banda Aceh,
Provinsi Aceh – Indonesia
Kode Pos: 23241

Tabloid Gema Baiturrahman merupakan media komunitas yang diterbitkan oleh UPTD Mesjid Raya Baiturrahman

copyright @acehmarket.id 

Menuju Islam Kaffah

Selamat Datang di
MRB Baiturrahman