Prof. Dr. Tgk. H. Azman Ismail, MA (Imam Besar Masjid Raya Baiturrahman)
“Jika Allah menimpakan suatu kemudaratan kepadamu, maka tidak ada yang menghilangkannya melainkan Dia sendiri. Dan jika Dia mendatangkan kebaikan kepadamu, maka Dia Maha Kuasa atas tiap-tiap sesuatu.”( Q.S al-Anam ayat 17).
AyAt ini menerangkan tentang perkara yang berkaitan dengan nasib baik dan nasib buruk yang sering dihadapi oleh manusia. Pada dasarnya manusia akan merasa sedih, galau, menderita dan berbagai perasaan yang cenderung pada hal-hal yang negatif apabila ditimpakan suatu kesusahan atau kesulitan. Begitulah sifat dasar manusia.
Dalam ayat lain juga disebutkan bahwa apabila manusia merasa susah dan menderita, mereka akan berdoa kepada Allah swt seakan-akan mereka setelahnya menjadi baik selama-lamanya, namun apabila mereka telah diselamatkan Allah, mereka seakan-akan lupa terhadap kondisi yang pernah menimpa mereka sebelum itu. Demikianlah fitrah manusia. Berkaitan dengan ayat di atas, Allah memberikan motivasi kepada Rasulullah saw secara khusus tentang bagaimana menghadapi keadaan yang tidak diinginkan. Seharusnya sebagai mu’min kita mesti bertawakkal dan berserah diri kepada Allah terhadap apapun keadaan yang menimpa kita, terlebih-lebih hal yang merupakan suatu yang kita rasakan sebagai duka cita.
Begitulah Maha Pengasih dan Maha Penyayang Allah, dalam hal yang sangat kecil dan mendasar-pun, seperti perasaan gundah manusia, Allah masih tetap memberikan motivasi dan dukungan serta harapan-harapan. Adakah tuhan lain yang “mengerti” sebagaimana “mengerti” nya Allah SWt dan memberikan jalan keluar?.
Allah juga dalam ayat lain menyatakan bahwa segala yang kebaikan itu datangnya dari Allah, dan segala hal yang buruk itu berasal dari manusia itu sendiri. Betapa banyak kita lihat iman manusia yang rapuh, yang saat diberikan suatu cobaan kepadanya, mereka tidak sanggup memikulnya? Kemudian menyalahkan orang lain terhadap kebodohannya sendiri, atau yang lebih tragis, orang-orang yang memiliki jiwa kerdil tidak mampu menghadapi cobaan dan melakukan usaha bunuh diri, gantung diri dan sebagainya??.
Kita sebagai mukmin haruslah menjadi umat yang terbaik, umat yang sanggup memikul beban derita, termasuk derita saudara-saudara kita, karena di balik semua kesusahan ada kemudahan. Itulah janji Allah. Masya Allah.