Islam mengajarkan untuk saling berbagi kepada sesama, dengan suka berbagi berarti ikut mengamalkan sifat dari Rasulullah SAW yang dikenal sebagai orang yang sangat dermawan. Banyak orang kikir karena mereka takut hartanya berkurang, tidak sedikit diantara mereka yang bahkan takut berderma karena akan menjadi miskin. Anggapan ini sebenarnya bersumber dari bisikan dan tipu daya syeitan. Allah SWT berfirman :
Artinya : ”Syaitan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir), sedang Allah menjadikan untukmu ampunan daripadaNya dan karunia. Dan Allah Maha Luas (karuniaNya) lagi Maha Mengetahui” (QS. Al-Baqarah: 268).
Dalam ayat yang lain, Allah menegaskan bahwa kedermawanan sama sekali tidak menyebabkan berkurangnya harta, apalagi sampai membuat miskin seseorang, orang yang dermawan jelas akan mendapatkan banyak keuntungan, baik di dunia maupun di akhirat, tidak ada sejarahnya karena gemar berderma lantas menjadi miskin, justru kedermawanan akan dibalas dengan limpahan rezeki yang berlipat ganda. Penegasan tersebut terdapat dalam QS. Al-Baqarah : 261dan 245. :
Artinya : “Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang -orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah seperti sebutir benih yang menumbuhkan tujuh cabang dan pada tiap-tiap cabang tumbuh seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki dan Allah Maha Luas (karuniaNya) dan Maha Mengetahui” (QS. Al-Baqarah : 261).
Pada ayat yang lain Allah SWT berfirman :
Artinya: “Barang siapa meminjami Allah dengan pinjaman yang baik, maka Allah melipatgandakan ganti kepadanya dengan banyak. Allah menahan dan melapangkan (rezeki) kepadaNyalah kamu dikembalikan. (QS. Al-Baqarah : 245)
Berdasarka ayat di atas, dermawan terutama kepada orang-orang miskin adalah upaya memperbesar peluang datangnya rezeki dari Allah. Berderma misalnya dengan uang, itu sebenarnya sedang melakukan proses meminjamkan uang kepada Allah, kenapa di sebut “meminjamkan”, uang kepada Allah? Karena Allah menyebutnyta sebagai “pinjaman’, yaitu meminjamkan kepada Allah seperti yang disebutkan pada ayat tersebut. Allah Maha Kaya (al-Ganiy), Dia pasti membayar Utang yang kita pinjamkan kepadaNya., maka orang yang dermawan pasti Allah SWT akan membayar/membalas apakah secara langsung melalui rezeki yang tidak di duga-duga, maupun Allah ingin menguji hambaNya terlebih dahulu, maksud Allah menguji hambaNya adalah untuk mengetahui apakah hambanya akan terus menerus berderma atau hanya seketika saja,selain itu Allah sengaja menangguhkan pembalasan juga ingin menguji keikhlasan dan kesabaran sesorang sampai pada saatnya nanti Dia membalas dalam bentuk yang bisa beragam. Ada yang dibalas berupa kenaikan gaji, atau penghasilan dari usahanya, mendapatkan kepercayaan tertentu dalam karir atau bisnis, dihindarkan dari berbagai kemungkinan bencana dan musibah, dikaruniai anak dan berbagai macam bentuk rezeki lain yang tak diduga-duga. Karena kedermawanan adalah salah satu perwujudan dari hamba yang bertaqwa “Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya diadakanNya jalan keluar baginya dan memberinya rezeki dari jalan yang tak diduga-duga. (QS. Ath-Thalaq: 2-3)
Disamping keutamaan orang dermawan seperti disebutkan beberapa ayat diatas juga disebutkan didalam beberapa hadist di dalam kitab Washiyatul Musthafa yang di tulis Imam Abdul Wahab Asy’syarani diantaranya:
Pertama, diselamatkan Allah dari musibah dan mustajab doa
Rasulullah SAW bersabda “Ya Ali berhati-hatilah terhadap doanya orang yang dermawan, maka sesungguhnya orang yang dermawan ketika ia tergelincir maka Allah yang menyelamatkanya”. Maka bila ada sahabat atau tetangga di depan dan dibelakang, kiri dan kanan rumah, orangnya dermawan jangan disakiti dan didhalimi, karena bila dia berdoa maka doanya mustajab, mustajab karena didhalimi dan mustajab karena kedermawanannya. Dan karena kedermawananya Allah selamatkan dari berbagai bencana dan musibah.
Kedua, dekat dengan rahmat Allah SWT dan jauh dari siksany
Rasulullah SAW “Orang yang dermawan itu dekan dengan Allah. Dekat dengan syurga, dekat dengan manusia dan jauh dari api neraka dan orang yang bakhil jauh dengan Allah, jauh dengan syurga, jauh dengan manusia dan dekat dengan api neraka”. Maka orang dermawan mulia di sisi Allah dan mulia pula di sisi manusia sedangkan orang yang bakhil di benci di sisi Allah dan di benci juga di sisi mausia.
Ketiga, mendapatkan sejuta kebaikan
Rasulullah SAW bersabda “Wahai Ali barangsiapa yang memberi makan seorang muslim dengan hati yang gembira Allah akan menulis baginya sejuta kebaikan dan mengapus baginya sejuta kejelekan dan mengangkat baginya seribu derajat”. Hendaklah berlomba-lomba memberikan makan kepada orang yang membutuhkan makan dan seutama utama memberi makan, beri makanlah kepada orang yang bertaqwa seperti kepada para santri yang sedang menuntut ilmu, di dayah, pesantren dll.
Demikian beberapa keutamaan orang yang dermawan, mari kita buktikan kedermawanan kita, terutama saudara-saudara kita di palistina yang sangat membutuhkan uluran tangan kita, untuk hadir kita ke palestina sangat tidak mungkin. Doa dan harta yang dapat kita perbuat untuk meringankan beban mereka, tidak hanya sekedar air mata yang kita tumpahkan tapi ikut berpartisipasi dengan doa dan kedermawan harta yang kita miliki.