Gema Jum’at, 30 Desember 2016
Oleh : Prof. Dr. Tgk. H. Azman Ismail, MA, Imam Besar Masjid Raya Baiturrahman
Surat al-A’raf ayat 19 -20, Allah berfirman: “Keluarlah kamu dari surga itu sebagai orang terhina lagi terusir. Sesungguhnya barang siapa di antara mereka mengikuti kamu, benar-benar Aku akan mengisi neraka Jahanam dengan kamu semuanya”. Dan Allah berfirman: “Hai Adam bertempat tinggallah kamu dan istrimu di surga serta makanlah olehmu berdua (buah-buahan) di mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu berdua mendekati pohon ini, lalu menjadilah kamu berdua termasuk orang-orang yang lalim”
Ayat ini menerangkan tentang keputusan Allah SWT terhadap keangkuhan Iblis yang tidak mau bersujud kepada Adam hanya karena persoalan asal penciptaan. Allah SWT memutuskan untuk mengusir Iblis dari syurga dan sebaliknya Adam diperintahkan untuk menetap di syurga bersama istrinya. Iblis dijanjikan neraka Jahannam beserta pengikutnya, baik itu dari golongan jin dan manusia yang tergoda oleh rayuan Iblis la’natullah.
Dalam ayat ini terdapat dua kontradiksi perintah Allah SWT, yaitu Iblis yang mendapatkan laknat dan kelak akan mengisi neraka Jahannam. Iblis keluar dengan kehinaan dan terusir dari syurga. Sedangkan Adam beserta Hawa menempati syurga yang telah disediakan dengan berbagai macam kesenangan surgawi serta kebutuhan yang dibutuhkan oleh Adam beserta pasangannya Hawa. Namun demikian, Allah menetapkan perintah dan larangan dalam iradah-Nya, meskipun Adam diberikan keleluasaan untuk menikmati syurga yang penuh dengan kenikmatan, Allah SWT juga menetapkan larangan kepada Adam untuk tidak mendekati pohon (khuldi), dan jika mereka mendekati bahkan lebih jauh lagi, maka Allah menyatakan bahwa keduanya adalah orang yang menzhalimi diri sendiri, karena melanggar perintah Allah SWT.
Dari penuturan al-Qur’an di atas, mungkin dapat dikatakan, bahwa sejarah pengingkaran makhluk pertama adalah pengingkaran Iblis terhadap perintah Allah SWT untuk bersujud kepada Adam, diturunkannya laknat Allah kepada Iblis dan sekaligus mengawali permusuhan dan perseteruan abadi antara golongan Iblis dengan golongan manusia. Hal ini tidak akan berhenti sehingga hari kiamat.
Persoalan utama adalah bahwa bangsa manusia sedang menjadi ‘pertaruhan’ bagi Iblis yang berkepentingan untuk mendapatkan pendukung sebanyak-banyaknya untuk menemaninya di neraka Jahannam. Bahkan bangsa manusia sedang ‘bertaruh’ untuk nasibnya sendiri untuk ‘masa depan’ mereka kelak. Apakah di syurga ataukah di neraka.
Bagi kita yang masih dianugerahkan nafas, pikiran, kekuatan, ketaatan, marilah dengan datangnya tahun baru masehi untuk menyongsongnya dengan niat memperbaiki ketaatan kita, ibadah kita, serta selalu berdoa kepada Allah SWT agar selalu berada dalam jalan dan lindungan-Nya. Amiin ya rabbal aalamiin.