oleh : Sayed Muhammad Husen
Dari mana kita memulai perbaiki manajemen Radio Baiturrahman? Menjawab pertanyaan ini, kita harus perhatikan tiga hal: Pertama, manajemen Radio Baiturrahman perlu dikoreksi, diperbaiki atau diperkuat, sehingga fungsi-fungsi manajemen dapat berjalan dengan baik. Maksimalitas fungsi manajemen ini diperlukan untuk percepatan pencapaian visi, misi dan tujuan radio seperti yang telah direncanakan. Perbaikan itu dilakukan berdasarkan kondisi aktual dan masalah-masalah yang sedang dihadapi.
Kedua, menentukan dari titik nol mana perbaikan menajemen dilakukan. Biasanya, menajemen sebuah organisasi ditentukan oleh kapasitas sumber daya manusia (SDM). Jumlah SDM yang ada sering tak jadi soal, karena SDM yang direkrut dan dipekerjakan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan anggaran. Bila memang kita harus mulai dari perbaikan kapasitas SDM, maka pilihannya adalah menata ulang SDM yang ada.
Ketiga, siapa yang menindaklanjuti atau melakukan aksi terhadap upaya perbaikan tersebut. Dalam hal ini, sebagai sebuah perseroan terbatas, Radio Baiturrahman memiliki personil yang menjabat sebagai komisaris dan direksi. Mereka inilah diharapkan dapat melakukan aksi penataan kembali manajemen Radio Baiturrahman.
Bisa jadi, selama ini mereka telah melakukan upaya modernisasi dan mewujudkan manajemen yang profesional, namun sejauh ini kita melihat masih diperlukan penguatan manajemen Radio Baiturrahman. Dari beberapa narasumber internal dan eksternal Radio Baiturrahman, kita menyimpulkan, radio ini telah menjalankan misinya sebagai radio dakwah berbasis masjid. Telah menyebarkan dakwah dan memperkuat syiar Islam. Radio Baiturrahman secara konsisten melakukan edukasi terhadap pendengar melalui musik, ceramah, talk show dan informasi, supaya menjadi pribadi taqwa, penuh harapan dan mencapai kebahagiaan dunia akhirat.
Radio Baiturrahman adalah “suara” Masjid Raya Baiturrahman dalam menyebarkan jadwal shalat, pengajian Al-Quran, halaqah Maghrib, kuliah Shubuh, khutbah Jumat, peringatan hari-hari besar Islam dan berbagai aktivitas masjid lainnya. Keberadaan radio ini benar-benar telah dirasakan manfaatnya oleh masyarakat luas, bahkan menjadi satu-satunya radio Islam yang jumlah pendengarnya teratas.
Karena itu, kita merasa prihatin ketika mendapat kabar, bahwa radio masjid ini mengalami masalah fi nansial: dari Rp 20 juta biaya operasional perbulan, hanya dapat dipenuhi sekitar Rp 10 juta. Selebihnya perlu pajoh pede bijeh. Ini menjadi masalah serius jika pihak menajemen tak mencari solusi secepatnya.