Manfaatkan Sepuluh Terakhir Ramadhan

GEMA JUMAT, 24 MEI 2019 Oleh: H. GAMAL ACHYAR,Lc.M.Sh Bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar  takwa. Sesungguhnya Allah Jalla wa ‘Ala, Dialah Yang Maha Pengampun. Allah Jalla wa ‘Ala menjadikan siang dan malam beriringan saling berganti bagi mereka yang mau mengingat dan bersyukur. Di kedua waktu itulah terdapat perbendaharaan beramal dan perjalanan ajal. Manusia mengisinya dengan amalan-amalan mereka di […]

...

Tanya Ustadz

Agenda MRB

GEMA JUMAT, 24 MEI 2019

Oleh: H. GAMAL ACHYAR,Lc.M.Sh

Bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar  takwa. Sesungguhnya Allah Jalla wa ‘Ala, Dialah Yang Maha Pengampun. Allah Jalla wa ‘Ala menjadikan siang dan malam beriringan saling berganti bagi mereka yang mau mengingat dan bersyukur. Di kedua waktu itulah terdapat perbendaharaan beramal dan perjalanan ajal. Manusia mengisinya dengan amalan-amalan mereka di waktu-waktu tersebut. Mereka akan mendapati hasil dari amalan mereka kebaikan atau kejelekan.

“Pada hari itu diberitakan kepada manusia apa yang telah dikerjakannya dan apa yang dilalaikannya. Bahkan manusia itu menjadi saksi atas dirinya sendiri, meskipun dia mengemukakan alasan-alasannya.” (QS. Al-Qiyamah: 13-15).

Sepuluh Terakhir Ramadhan

10 hari terakhir Ramadhan adalah hari-hari yang begitu baik, penuh keberkahan, dan keutamaan. Isilah dengan ketaatan kepada Allah SWT. Berpuasalah dengan sebaik-baik puasa di hari-hari tersebut. Binarkan malam-malamnya dengan cahaya shalat. Makmurkan siang dan malamnya dengan membaca Alquran, istighfar, dzikir, dan doa. Betapa banyak orang yang dianugerahi menjumpai 10 hari terakhir, namun mereka tidak mendapati apapun. Tidak ada tambahan amal ketaatan dan taubat, yang ada hanya kesia-siaan dan kemalasan. Dan kita sekaranga telah mendapatkannya dalam keadaan sehat, kuat, dan memiliki kemampuan.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat memuliakan 10 hari terakhir Ramadhan. Beliau benar-benar memberi perhatian yang mendalam apabila masa itu tiba dengan bersungguh-sungguh dan memperbanyak ibadah di dalamnya. Beliau khususkan saat-saat tersebut untuk beri’tikaf di masjid, menyendiri beribadah dan bermunajat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Beliau bersemangat mengisi malam lailatul qadr yang sangat agung kedudukannya. Allah Ta’alaberfirman,

“Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.” (QS. Al-Qadr: 3-5).

Maknanya adalah malam tersebut lebih baik dari pada kurang lebih 30.000 malam. Lebih baik dalam keberkahan, ganjaran pahala, rahmat, ampunan, pengkabulan doa, dan diterimanya amal.

Oleh karena itu, hendaknya kita bersungguh-sungguh dalam mengisinya, bersemangat di kesepuluh hari tersebut. Hidupkan malamnya dengan shalat, dzikir, dan doa. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Barangsiapa yang shalat di malam lailatul qadr karena keimanan dan berharap pahala, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.”

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga memperhatikan keluarganya agar menghidupkan sepuluh hari terakhir Ramadhan. Dari Aishyah radhiallahu ‘anha, ia berkata,

 “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, apabila masuk sepuluh terakhir ramadhan, beliau menghidupkan malamnya dengan ibadah, beliau membangunkan keluarganya, bersungguh-sungguh ibadah dan mengencangkan ikatan sarungnya. (HR. Muslim).

Beliau melakukan kesungguhan yang sangat tersebut padahal telah diampuni segala dosa dan kesalahannya yang lalu maupun yang akan datang. Beliau melakukan hal itu, dan beliau lah orang yang paling bertakwa dan takut kepada Allah. Lalu bagaimana keadaannya dengan kita? yang banyak kekurangan dan banyak berdosa.

Karena itu, hendaknya kita bersungguh-sungguh dalam menjemput malam yang penuh kemuliaan tersebut. Mengisi malam-malam tersebut, menjemput keberkahan dan kebaikannya dengan menjaga shalat-shalat yang diwajibkan, memperbanyak shalat, bersedekah, menjaga puasa dari hal-hal yang mengurangi pahalanya, mengerjakan banyak ketaatan, menjauhi perbuatan dosa, menjauhi permusuhan, saling benci, dan dendam. Karena dendam adalah salah satu sebab seseorang diharamkan dari mendapatkan keutamaan lailatul qadr.

Mari kita tekadkan untuk menepikan semua kesibukan di waktu yang penuh berkah ini, terutama di malam-malam ganjil, yang kita harapkan malam itu adalah malam lailatul qadr. Kita sibukkan diri kita dengan menghadapkannya dengan ketaatan kepada Rabb kita Yang Maha Agung. Kita perbanyak doa, istighfar, meminta ampunan dan keridhaan-Nya dengan ikhlas, tertunduk, dan penuh dengan penghayatan. Mudah-mudahan Allah memberkahi waktu kita, memperbaiki keadaan kita, menambah ketaatan kita, menjadikan kita orang yang berbahagia di akhirat, orang yang tidak ada ketakutan dan kesedihan.

Dan diantara anjuran Nabi Muhammad SAW tatkala kita berjumpa dengan malam lailatul qadr dengan membaca doa sebagaimana dalam riwayat Dari Ummul Mukminin, Aisyah radhiallahu ‘anha, ia bertanya kepada Nabi,

 “Wahai Nabi Allah, doa apakah yang harus aku baca jika aku mendapati lailatul qadr?” Nabi shallallahu’alaihi wa sallam bersabda: “Engkau mengucapkan,

“Ya Allah sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf lagi mencintai pemaafan, maka maafkanlah aku”.”

Zakat Fitrah

Sebagai amalan pamungkas, Zakat fitrah adalah sebagai amalan di penghujung Ramadhan yang diwajibkan atas setiap kaum muslimin yang mempunyai kelebihan makanan dari keperluan hidupnya sehari-hari, baik anak kecil, orang dewasa, laki-laki, perempuan, merdeka dan hamba sahaya (budak).

Zakat fitrah mempunyai banyak hikmah, di antaranya:

Pertama, zakat fitrah salah satu bentuk kepedulian sosial, khususnya fakir miskin yang tidak mempunyai makanan pada hari raya Idul Fitri.

Kedua, zakat fitrah merupakan pembersih ‘penyempurna’ puasa Ramadhan dari halhal yang tidak bermanfaat, menutupi kekurangan puasa dari perkataan yang keji, dan membantu makanan untuk para fakir miskin.

Waki’ bin Jarrah berkata, “Manfaat zakat fitrah untuk puasa Ramadhan seperti manfaat sujud sahwi untuk shalat. Kalau sujud sahwi melengkapi kekurangan dalam shalat, sedangkan zakat fitrah melengkapi kekurangan yang terjadi ketika puasa Ramadhan.

Dialog

Khutbah

Tafsir dan Hadist

Dinas Syariat Islam

Gubernur Aceh Ikut Renungan Suci

Gema JUMAT, 19 AGUSTUS 2016 Banda Aceh (Gema)-Gubernur Aceh, dr H Zaini Abdullah, selaku Kepala Pemerintahan Aceh, menghadiri Apel Kehormatan dan Renungan Suci, di Taman

Berdamai dengan Sesama Muslim

Kebencian, permusuhan dan dendam terjadi dalam interaksi hidup kita hari-hari kadang tak terelakkan. Perasaan negative ini ada yang hilang beberapa saat dan ada yang menahun

Secangkir Kopi Sejuta Cerita

GEMA JUMAT, 12 OKTOBER 2018 Banda Aceh (Gema) Selain terkenal dengan cagar budaya dan bangunan bersejarahnya, Banda Aceh juga identik dengan kopi. Untuk menikmatinya, warung

Menuju Islam Khaffah

Tabloid Gema Baiturrahman

Alamat Redaksi:
Jl. Moh. Jam No.1, Kp. Baru,
Kec. Baiturrahman, Kota Banda Aceh,
Provinsi Aceh – Indonesia
Kode Pos: 23241

Tabloid Gema Baiturrahman merupakan media komunitas yang diterbitkan oleh UPTD Mesjid Raya Baiturrahman

copyright @acehmarket.id 

Menuju Islam Kaffah

Selamat Datang di
MRB Baiturrahman