Gema JUMAT, 18 Desember 2015
Srikandi Aceh satu ini berhasil menjadi figur tokoh perempuan sukses dan berhasil, sehingga kepiawaiannya dalam memimpin diapresiasikan kedalam buku “Srikandi-Srikandi Indonesia” . Sebagai satu-satunya yang mewakili Aceh, ia bersanding dengan sejumlah tokoh perempuan penting nasional lainnya seperti Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pujiastuti, Mantan Walikota Surabaya Ir Tri Rismaharini ST, Rektor UGM Prof Dwikoritawati Karnawarti serta sejumlah figur tokoh perempuan sukses lainnya dalam buku tersebut.
Ia bernama lengkap Prof. Adjunct Unimap Marniati M.Kes adalah Rektor Universitas Ubudiyah Indonesia.
Diusia 34 Tahun telah memimpin universitas ini, sejumlah penghargaan berhasil ia raih. Salah satu keberhasilan yakni gelar Adjunct Unimap yang diberikan oleh Vice Chancellor Universiti Malaysia Perlis (Unimap) brigjen Datuk Prof Dr Kamarudin Hussin. Penghargaan ini diberikan atas penerimaan 18 penghargaan nasional yang dinobatkan kepadanya. Iapun mampu mengelola dan membangun kerjasama internasional dengan berbagai perguruan tinggi di Asia dan Eropa. Kini Universitas yang ia pimpin sudah berusia 9 tahun.
Dibalik keberhasilan, ada cerita hidupnya. Ia mempelajari bisnis dari sejak usia sekolahan. Ia membantu kedua orang tuannya berjualan di warung makan milik keluarga. Namun sukses melanjutkan kuliah dibidang ekonomi, namun karena sebuah tekad membangun sekolah tinggi kesehatan, akhirnya ia melanjutkan ke jenjang studi Magister Kesehatan dengan konsentrasi Manajemen Rumah Sakit di Universitas Sumatera Utara (USU). Dan saat ini sedang menempuh kuliah doktoral.
Suka duka ibu satu anak ini yang paling membekas adalah tragedi tsunami yang dimana 40 mahasiswa Sekolah tinggi Kesehatan hilang tanpa kabar. Setelah tiga bulan pasca tsunami, hanya 15 mahasiswa yang berhasil dihubungi. Lalu ia bangkit dengan mencari dosen kesehatan, dibangun lagi gedung Sekolah Tingginya diwilayah Lamnyong, dengan fasilitas lima ruang kelas dan laboratorium.
Bahkan ia perjuangkan juga membangun Sekolah Tinggi Ilmu Komputer, hingga Rumah Sakit Ubudiyah juga bisa dibangun, dan akhirnya mampu mendirikan Universitas Ubudiyah Indonesia.
“Tren Fakultas Ilmu komputer sangat baik, Tahun 2009 berdirilah Rumah Sakit Ubudiyah sebagai lahan praktek, jadi semua saya kendalikan dengan tekat. Apapun harus berhasil. Semua saya kerjakan dengan ikhlas,” ujar anak dari pasangan Tgk. Muhammad Yunus Saad dan Nurhayati.
Universitas Ubudiyah Indonesia terus berkembang, dengan mengusung world Class Cyber University, dengan mengusung standar dunia. Dibawah kepemimpinannya akan lahir ide-ide cemerlang dalam meningkatkan skill dan bahasa mahasiswa, “Sarana kami juga mengikuti standar internasional, akses ICT yang mudah, research, lalu bimbingan bagaimana mahasiswa ini mampu berinovasi dan bekerjasama dalam segala hal,” tambah isteri Dedy Zefrizal, ST ini.
Jadi banyak keuntungan yang universitas peroleh dengan world class cyber, seperti adanya skill tehnologi. Pencapaian Sejak 2013, ia kerja keras dengan gencar mengembangkan kerjasama internasional dengan sejumlah universitas di berbagai negara.
Pada Juli 2013 misalnya ia bersama delegasi Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) mengadakan kunjungan kerja sekaligus menandatangani kerjasama dengan sejumlah universitas di Spanyol, Kroasia dan Hungaria. Pada akhir tahun 2013, pada Asian University President Forum (AUPF), ia membawa UUI (Ketika itu STIKes dan STMIK) untuk menjalin kerjasama dengan sejumlah universitas di Asia seperti Universiti Malaysia Perlis, Philippine Normal University , dan Daffodil International University.
Marniati yang memiliki mimpi besar, karena dilahirkan dari darah intrepeneur dan sebagai anak kesembilan dari sepuluh bersaudara, sangat yakin dengan kerja keras dan hati yang ikhlas maka rencana menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain bakal tergapai, ini salah satu prinsip yang membuat ia berani membangun Rumah Sakit Ubudiyah.
Ia berpesan untuk menghadapi perubahan yang disebut Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), maka kedepan perlu perkuat pondasi SDM yang mampu menguasai bahasa dan tehnologi,dan lihat peluang serta membangun jaringan internasional. (Nelly)
Marniati, Srikandi Pendidikan Aceh
Gema JUMAT, 18 Desember 2015 Srikandi Aceh satu ini berhasil menjadi figur tokoh perempuan sukses dan berhasil, sehingga kepiawaiannya dalam memimpin diapresiasikan kedalam buku “Srikandi-Srikandi Indonesia” . Sebagai satu-satunya yang mewakili Aceh, ia bersanding dengan sejumlah tokoh perempuan penting nasional lainnya seperti Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pujiastuti, Mantan Walikota Surabaya Ir Tri Rismaharini ST, … Read more
...Dialog
Etika Berpolitik
Etika harus ditunjukkan sebagai simbol
Didiklah Anak dengan Lemah Lembut
Dalam pandangan sejarah, Presiden Soekarno
Guru PAI Harus Tersedia di Sekolah
Guru dikenal sebagai pahlawan tanpa
Khutbah
Merawat Ukhuwah Islamiyah Di Tahun Politik
Hari Ketika Mulut Dikunci
Dinas Syariat Islam
Ikhlaskan Hati
GEMA JUMAT, 2 AGUSTUS 2019 Oleh: Nurjannah Usman Wahai Zat pemilik jiwa Wahai YANG Maha Pengasih Wahai Yang Maha Penyayang Jadikanlah jiwa-jiwa kami Jiwa yang
Meneladani Rasulullah dalam Mengelola Harta
Sering kali kekayaan membuat manusia lupa kepada Allah yang menganugerahi harta, yang menyebabkan kufur nikmat. Jika kekayaan membuat seseorang istiqamah dan taat beragama, maka harta
Khalifah Menghidupkan Sunnah dan Mengedukasikannya
Diriwayatkan dari Nabi SAW, sesungguhnya beliau bersabda : Kewajiban bagiku terhadap Khalifah-Khalifahku. Shahabat bertanya : Manakah Khalifah-Khalifahmu?, Nabi SAW menjawab : Mereka adalah yang menghidupkan
Mensyukuri Bakat
Gema, 15 Maret 2018 Oleh Dr. Sri Suyanta (Wakil Dekan I Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-Raniry) Saudaraku, Allah dengan kadih sayang dan kemahamurahanNya mengaruniakan