Gema JUMAT, 15 April 2016
Islam merupakan agama yang menjunjung tinggi peradaban, sebagai sebuah din menganjurkan adanya sebuah ikatan, yang dikenal sebagai ukhuwah Islamiah. Dalam wawasan Alqur’an, Dr Quraish Shihab menyebutkan bahwa ukhuwwah yang biasa diartikan sebagai “persaudaraan”, berarti “memperhatikan”. Makna ini memberi kesan bahwa persaudaraan mengharuskan adanya perhatian semua pihak yang merasa bersaudara.
Sebagaimana fi rman Allah SWT : “Sesungguhnya orang-orang mu’min adalah bersaudara karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat.” (Al Hujurat:10). Dalam sebuah hadits dari Ibnu Umar ra yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim. Rasulullah Saw bersabda yang artinya: “Orang muslim itu saudara bagi orang muslim lainnya. Dia tidak menzalim inya dan tidak pula membiarkannya dizalimi.”
Dari dalil naqli di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa sesama muslim dan juga sesama mu’min adalah bersaudara, “Dimasjid kami ukhuwah terbina dengan baik dengan antusiasnya shalat berjamah dan setiap malam ba’da Magrib selalu mengadakan sebagai program prioritas di masjid Al-hidayah Peurada,” jelas Wakil Sekretaris BKM Peurada, Muhammad Haekal Daudy SH MH.
Kegiatan masjid begitu banyak, sampai dengan rapat-rapat gampong sekalipun diadakan di mesjid. Masjid juga berfungsi sebagai pusat informasi dan komunikasi. Demi menjaga terjalinnya ukhuwwah dan ketentraman warga di Gampong Peurada, pengurus masjid dan aparatur pemerintahan gampong begitu serius menanganinya, “Pengurus masjid sangat aspiratif, responsif dan partisipatif setiap kali ada persoalan yang muncul di tingkat warga.” tambah Muhammad Haekal.
Menurut Haikal, secara intensif mengawal program-program rutin dan prioritas lainnya untuk tidak memancing munculnya masalah-masalah baru, demi menjaga ukhuwwah sekaligus menjaga damai Aceh yang langgeng selama ini.Isu-isu yang bersifat khalafi ah tidak dipertajam untuk dipertentangkan satu sama lain dimesjid. Bahkan sangat responsif dan terbuka terhadap ide-ide dari jamaah. “Setiap keputusan diputuskan melalui musyawarah,” pungkasnya.
Kegiatan Masjid
Kegiatan masjid tidak hanya masalah lokal tetapi masalah Aceh dalam mewujudkan masjid damai dan banyak kegiatan ibadah disana. “Ada dua Program Dinas Syariat Islam Aceh, tahmir (memakmurkan) masjid dan perpustakaan masjid, sabtu ini akan diluncurkan oleh bapak Gubernur di Aceh Barat dan Nagan Raya,” jelas Prof Dr Syahrizal Abbas MA, Kepala Dinas Syariat Islam Aceh, kepada Tabloid Gema Baiturrahman, Kamis (14/4).
Kedua program tersebut akan diselenggarakan di Aceh bagian Barat, program percontohan Kampung Syariah dan Perpustakaan Masjid akan diselenggarakan dikampung Ujong Drien Kabupaten Aceh Barat dengan menyerahkan buku-buku ke masjid setempat agar mereka bisa belajar dan mendapatkan ilmu pengetahuan, baik berkaitan dengan praktik ibadah, hukum keluarga, muamalah dan kehidupan sosial lainnya. Sedangkan untuk program Tahmir Masjid akan diselenggarakan di Sawang Mane Senagan Timur Kabupaten Nagan Raya.
Program Tahmir Masjid diselenggarakan bagaimana cara menciptakan damai di masjid melalui managemen masjid, memakmurkan masjid dengan kegiatan-kegiatan. Seperti ibadah, shalat rawatib, pengajian Alquran bagi anakanak, membina remaja, penambahan pengetahuan bagi orang tua dan menghidupkan aktifi tas musyawarah di masjid.
“Bagaimana membangun kedamaian antara kita, bukan hanya kedamaian dalam segi fi sik tetapi harus damai sisi batin, tidak mungkin masyarakat bisa damai jika pribadinya tidak damai,” tambah Syahrizal Abbas. Menurutnya, pengajian Alquran bisa tumbuh dan berkembang di masjid, sebagai upaya-upaya mendamaikan masyarakat melalui masjid. Menciptakan pribadi damai salah satu diantaranya dekat dengan masjid, karena masjid itu tempat sujud, beribadah, berdoa, berlindung dan tempat mencari ilmu pengetahuan. “Jika ini tumbuh seluruh Aceh Insya Allah damai itu akan terwujud, seperti pertentangan politik ekonomi, sosial itu akan mengerem karena kita dekat dengan masjid,” tambah Syahrizal Abbas.
Hal yang sama juga dijelaskan oleh bilal masjid Al-Abrar kampung Lamdingin Taufi q, untuk mewujudkan ukhuwwah mengadakan kegiatan seperti pengajian setiap malam Senin, Selasa, Rabu dan Kamis. Sementara ceramah setiap subuh Minggu untuk masyarakat umum di istilahkan dengan sebutan Ahlam (Ahad subuh Lam Dingin).
“Pengajian kusus ibu-ibukita adakan setiap Rabu sore untuk memperkuat pemahaman fi qih bagi mereka,” tambah Taufi q, Kamis (14/4). Menurutnya kegiatan di masjid perlu dibuat guna memperbanyak jama’ah masjid dan agar jama’ah lebih mencintai masjid secara kebersamaan dan silaturrahmi selalu terbina dengan baik, selain juga dapat mengurangi orang-orang diluar masjid seperti di warung kopi, dll.
“Untuk menciptakan ukhuwwah dengan masyarakat dan pengurus masjid kita selalu mengadakan gotong royong setiap hari Minggu pagi,” tutupnya. (Jannah)