SUKA MAKMUE – Masjid Batu Giok, mungkin tidak asing bagi sebagian warga Aceh karena sempat viral beberapa waktu lalu, sebab pembangunannya menggunakan batu alam yang biasanya dijadikan sebagai “permata” bagi cincin pria.
Masjid Batu Giok atau Masjid Agung Baitul A’la, berlokasi di Desa Lueng Baro, Suka Makmur, Nagan Raya, diresmikan pada hari Jumat, 16 September 2022 oleh Bupati HM Jamin Idham.
Proses pembangunan Masjid memakan waktu sampai 12 tahun, hal ini dikarenakan ada beberapa kendala, yakni pada persoalan lahan, anggaran dan sebagainya.
Lantai Masjid Baitul A’la terbuat dari Batu Giok seluas 7000 meter persegi terdapat pada lantai satu dan dua.
Untuk diketahui, Masjid Batu Giok ini mulai dibangun oleh Pemerintah Nagan Raya pada 2010 lalu. Ketika itu Bupati yang menjabat T. Zulkarnaini.
Kembali menjabat periode kedua, T. Zulkarnaini kembali melanjutkan proses pembangunan Masjid Batu Giok. Setelah masa jabatan habis pembangunan dilanjutkan oleh Jamin Idham.
Batu Giok yang digunakan untuk melapisi lantai dari jenis jadeit, nephrit dan serpentin (black jade) atau giok hitam.
Masjid berukuran 75 meter x 47,5 meter dibangun atas lahan seluas tiga hektare di kompleks perkantoran Suka Makmue.
Masjid Batu Giok dibangun dua lantai, satu lantai basement sebagai tempat wudhu dan parkir, dan lantai kedua digunakan sebagai tempat ibadah. Masjid ini bisa menampung 5600 jamaah.
Bupati Nagan Raya, Jamin Idham dalam sambutannya pada acara peresmian Masjid menyebut penggunaan Batu Giok sebagai bahan pembangunan Masjid, karena mengingat potensi Giok cukup besar dan berkualitas di kawasan itu.
Batu Giok tersebut terdapat ditambang Pegunungan Singgah Mata, Kecamatan Beutong. Pengolahannya ditangani langsung oleh tenaga ahli dari Tulung Agung Jawa Timur.
Tempat pengolahan batu menjadi bahan bangunan Masjid berjarak 500 meter dari lokasi Masjid tersebut.
Disamping fungsi utamanya sebagai tempat ibadah, Masjid ini juga menjadi salah satu objek wisata religi di Nagan Raya. Masjid Giok ini ramai dikunjungi oleh warga dari berbagai daerah dan kalangan. Sekaligus menjadi destinasi wisata religi. (Syamsul Azman)