GEMA JUMAT, 26 JANUARI 2018
Masyarakat madani merupakan masyarakat yang tatanan kehidupannya teratur. Dilihat dari definisi bahasanya, madani bermaknabeperadaban. Istilah masyarakat madani mengacu kepada kepada sejarah masyarakat Madinah, dari jahiliah menjadi masyatakatberperadaban setelah dakwah Nabi Muhammad saw.
Begitulah penjelasan Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh Prof M Hasbi Amiruddin, mengatakan, masyarakat madani dari masyarakat yang muncul dari masyarakat yang menerapkan nilai-nilai Islam dam kehidupannya. “Masyarakat madani berpedoman agama, seperti dalam hal pengetahuan,” ujarnya.
Ia menjelaskan, beperadaban berbeda dengan berbudaya. Berperadaban mengandung seluruh nilai kebaikan, sedangkan berbudaya tidak. Terkadang berbudaya ada yang mengandung kebaikan dan keburukan. Orang berperadaban memiliki derajat yang tinggi. Mereka santun, memiliki etika dalam berbisnis, berpolitik. Mereka juga tidak akan menyakiti orang lain.
Sebagai umat Islam, wujud masyarakat madani adalah membawa rahmat bagi manusia dan lingkungan. Karena pada dasarnya Islam sendiri merupakan agama yang membawa rahmat. Parahnya lagi kalau ada orang yang merusak alam yang mengakibatkan terjadinya bencana.
Di samping itu, masyarakat madani peduli terhadap kesehatan dan kebersihan. Sayangnya, masyarakat sering mengabaikannya. Padahal, menjaga kebersihan sama dengan mencegah timbulnya penyakit.
Untuk mewujudkan masyarakat madani bisa ditempuh dengan pendidikan. Orang berpendidikan rendah cenderung sulit terlepas dari kebiasaan buruk.
Hal senada disampaikanWakil Rektor UIN Ar-Raniry Prof Dr Syamsul Rijal MAg. Katanya, masyarakat madani impian komunitas modern karena sosial-interest masyarakat madani itu komponen masyarakat berkeadaban yang menjunjung tinggi nilai normatif berkehidupan. Di sana ada tatanan sosial kemasyarakatan yang taat dan patuh serta berkarakter humanis.
“Dimensi terpenting diperhatikan untuk mewujudkannya adalah membangun komunitas yang taat aturan normatif memberikan penghargaan antar sesama,” tuturnya.
Mewujudkan masyarakat madani bisa diupayakan dengan membangun parisipatori semua pihak.Sehingga, semua pihak merasa memiliki peran dalam melahirkan komunitas yang berkeadaban. Kemudian, realitas kehadiran negara sangat diperlukan. Negara memberikan perlindungan warganya, memberikan jaminan hukum. Negara juga perlu menggerakkan komunitas yang humanis dan visioner sehingga tatanan sosial itu dapat dirasakan.
Dekan Fakultas Dakwah Komunikasi UIN Ar-Raniry Dr Kusmawati Hatta MPd, menuturkan, masyarakat madani menurut adalah masyarakat yang memiliki peradaban. Di dalamnya menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, mengandung nilai-nilai musyawarah, dan tidak mementingkan ego pribadi. Akan tetapi, selalu mementingkan kepentingan orang banyak, memiliki etika dan estetika dan selalu sesuai dengan tuntunan syariah.
Katanya, untuk mewujudkan masyarakat madani, perlu ada iktikad bersama antara ulama, umara dan masyarakat, yang terpadu, terprogram, dan terevaluasi dengan baik dan benar, tanpa melihat suku, ras, jenis kelamin. Hal itu dimulai dari unit terkecil yaitu pembenahan keluarga. Zulfurqan

