“Serulah manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, atau mengendarai setiap unta yang kurus, mereka datang dari segenap penjuru yang jauh,” (QS. Al-Hajj : 27).
Pembatalan ibadah haji selama dua tahun akibat Covid-19 telah membuat calon jamaah yang sudah terjadwal pasti merasa sedih terlebih mereka yang sudah berusia lanjut. Namun semua itu sesungguhnya merupakan cobaan dari Allah agar kita bersabar dan tawakkal. Yakinlah bahwa setiap apapun yang berlaku dalam kehidupan kita, tidak terlepas dari ketentuan Allah SWT. Semoga Allah memberikan pahala haji mabrur bagi mereka yang sudah berniat berangkat haji tahun lalu dan tahun ini.
Setiap jamaah haji mendambakan ibadah hajinya mabrur, diterima oleh Allah, sebab ganjaran haji mabrur sangat luar biasa seperti dinyatakan dalam hadis sahih: “Haji yang mabrur tidak ada balasan baginya kecuali surga”. (HR. Ahmad).
Untuk memperoleh predikat haji mabrur harus diawali dengan niat ikhlas karena Allah, sebagaimana firmanNya : “Dan sempurnakanlah ibadah haji dan umrah karena Allah” (QS. AlBaqarah: 196). Ini penting karena menurut Rasulullah di akhir zaman banyak yang berhaji karena berbagai motivasi. Dalam salah satu riwayat, beliau memprediksi bahwa di masa mendatang ibadah haji manusia terbagi dalam berbagai kelompok.
“Akan datang suatu masa di mana orang-orang kaya dari kalangan umatku berhaji hanya untuk rekreasi/ bersenang-senang, kalangan menengah berhaji untuk berdagang/ berbisnis, para qari, termasuk ulama, berhaji untuk riya dan popularitas, dan orang-orang miskin untuk meminta-minta”. (HR. Al Khatib dan al-Dailami).
Oleh karena itu tidak cukup hanya meraih haji mabrur, namun perlu upaya untuk melestarikannya. Di antaranya dengan sikap taat dan patuh dalam melakukan perintah Allah, selain itu juga selalu mendahulukan seruan atau pangilan Allah SWT dari pada kepentingan yang lain. Selanjutnya mempertahankan haji mabrur adalah dengan menunjukkan sikap selalu menghindarkan diri dari hal-hal atau perbuatan maksiat atau dilarang Allah. Bertutur yang santun, serta menunjukkan sikap akan cinta damai, berjiwa sosial, tolong menolong dan berlomba-lomba dalam berbuat kebajikan.[]