“Tidak ada penyakit menular, tidak ada thiyarah (merasa sial dengan sebab adanya burung tertentu atau hewan-hewan tertentu), tidak ada hamah (merasa sial dengan adanya burung gagak), dan tidak ada pula merasa sial pada bulan Safar.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Dalam kalender Islam (Hijriah) yang berdasarkan tahun Qamariyah (perkiraan bulan mengelilingi bumi), Bulan Safar adalah bulan kedua setelah Muharram. Makna dari kata “Safar” adalah kosong atau nol. Menurut sebagian riwayat penamaan Safar karena rumah-rumah orang Arab zaman dulu pada bulan ini biasanya kosong dari penghuni, karena mereka melakukan peperangan setelah bulan sebelumnya tidak diperbolehkan berperang.
Islam tidak mengenal hari, bulan atau tahun sial, karena semua yang ada di alam raya ini, termasuk waktu adalah makhluk Allah. Begitu juga dengan bulan Safar. Ia adalah bagian dari dua belas bulan dalam satu tahun hijriah. Oleh karena itu, tidak dibenarkan untuk mengkhususkan ramalan apapun dengan suatu waktu tertentu, seperti pada bulan Safar atau bulan-bulan lainnya. Tidak ada waktu yang baik ataupun waktu sial. Dengan demikian tidak ada istilah membuang sial dengan mandi ke laut seperti budaya “Uroe Rabu Abeh”.
Pendapat yang menyatakan bulan Safar sebagai bulan sial dan tidak baik untuk mengadakan sebuah acara penting merupakan khurafat atau tahayul dan mitos. Khurafat adalah bentuk penyimpangan dalam akidah Islam yang harus dihilangkan. Larangan melakukan pernikahan, khitan dan berbagai perbuatan lain yang apabila dilakukan akan menimbulkan musibah atau kesialan adalah keyakinan salah.
Rasulullah sendiri membantah anggapan negatif masyarakat jahiliyah tentang bulan Safar dengan sejumlah peristiwa positif. Sejarah mencatat bahwa beberapa peristiwa penting yang dialami Nabi terjadi pada bulan Safar, di antaranya pernikahan Rasulullah SAW dengan Sayyidah Khadijah, menikahkah putrinya Fatimah dengan Ali bin Abi Thalib, peristiwa berhijrah dari Makkah ke Madinah dan lain-lain. Dengan melaksanakan hal-hal sakral dan penting di bulan Safar, Nabi seolah berpesan bahwa bulan Safar tidak berbeda dari bulan-bulan lainnya.