Memenuhi Panggilan Baitullah

Gema JUMAT, 4 September 2015 Ribuan Jamaah Calon Haji (JCH) Indonesia, saat ini, sudah dan akan segera berangkat menuju Tanah Suci untuk menunaikan rukun Islam kelima. Kuota untuk Aceh, tahun ini, mencapai 3.140 orang. Adapun angka waiting listing (daftar tunggu) mencapai belasan ribu orang. JCH Aceh akan terbang ke Tanah Suci mulai 9 September 2015. […]

...

Tanya Ustadz

Agenda MRB

Gema JUMAT, 4 September 2015
Ribuan Jamaah Calon Haji (JCH) Indonesia, saat ini, sudah dan akan segera berangkat menuju Tanah Suci untuk menunaikan rukun Islam kelima. Kuota untuk Aceh, tahun ini, mencapai 3.140 orang. Adapun angka waiting listing (daftar tunggu) mencapai belasan ribu orang. JCH Aceh akan terbang ke Tanah Suci mulai 9 September 2015.
Ibadah haji memang menarik untuk dibahas. Sebab, panggilan Baitullah tersebut memiliki banyak keistimewaan dan ganjaran pahala yang berlipat ganda di sisi Allah SWT. Bahkan, melalui sebuah hadistnya, Rasulullah menyatakan bahwa tidak ada pahala bagi haji mabrur, kecuali surga. Penegasan Nabi Muhammad ini makin memotivasi seluruh JCH untuk berlomba-lomba menggapai kesempurnaan ibadah haji.
Bagi orang yang sudah berhaji pun, rasanya ingin kembali dapat berangkat menunaikan panggilan ke Baitullah pada musim haji berikut. Karena, haji itu memang indah dan selalu menjadi dambaan setiap ummat Islam yang sudah memiliki kemampuan. Berbahagialah siapa pun yang mendapat kesempatan berangkat ke Tanah Suci, karena dia pada hakikat akan menjadi tamu Allah SWT (dhuzufurrahman). Sebuah kehormatan dan kemuliaan bagi manusia.
Kondisi cuaca, kelembaban, adat istiadat, dan kehidupan keseharian masyarakat Mekkah dan Madinah, harus diakui, berbeda dengan Indonesia. Tahun ini saja, diprediksi JCH akan berhadapan dengan kondisi cuaca yang agak panas dan menyengat. Diperkirakan bisa mencapai 43-50 derajat Celsius. Dalam kaitan ini, petugas kesehatan menganjurkan setiap JCH untuk mengonsumsi air menjadi lebih banyak dan memperbanyak makan buah-buahan segar. Selain itu, menggunakan masker yang dibahasi air tatkala berada di hamparan terbuka. Insya Allah, dengan mematuhi semua anjuran petugas, kelancaran dan kesuksesan selama pelaksanaan ibadah haji akan tercapai. Selama sekitar 40-42 hari berada di Tanah Suci, JCH akan betul-betul merasakan dirinya dekat dengan Allah SWT.
Waktu yang dilalui dihiasi dengan menengadahkan tangan serta berdoa secara khusyuk, baik di Masjidil Haram Mekkah, Masjid Nabawi di Madinah, maupun ketika berziarah ke lokasi-lokasi bersejarah lainnya. Airmata berlinang tak mampu dibendung, mengenang dosa dan kesalahan yang mungkin pernah diperbuat selama hidup. Di Tanah Suci, hamba terasa semakin dekat dengan Sang Maha Pencipta. Airmata senantiasa memasahi pipi para insan yang khusyuk dan benar-benar menghambakan diri di hadapan Allah SWT.
Haji mabrur
Pada sisi lain, haji mabrur bukan milik orang yang hanya ingin mendapat tambahan titel “Pak Haji atau Buk Hajjah” di awal namanya. Atau, sekadar melancong/ziarah sesuai niat yang dipancangkan sejak dari tanah air. Namun, haji mabrur bakal bisa dilihat dalam keseharian jamaah haji, baik selama di Tanah Suci maupun tatkala kembali ke kampung halaman mereka masing-masing. Haji yang mabrur, akan menjadi teladan dan diteladani oleh warga di sekeliling kehidupannya. Hari-hari yang mereka lalui selalu dalam mengharap ridha Allah SWT. Haji adalah ibadah istimewa. Sangat banyak tempat istijabah doa (makbulnya doa) yang dijanjikan oleh Sang Khaliq. Beragam aktivitas mewarnai kegiatan jamaah haji seperti thawaf, berdoa, dan shalat di kompleks Masjidil Haram di Mekkah, doa di Padang Arafah, melaksanakan shalat arbain dan ziarah ke kubur Rasulullah di Masjid Nabawi Madinah, serta ziarah ke sejumlah lokasi bersejarah lainnya.
Puncak haji adalah pelaksanaan wukuq di Padang Arafah. Jutaan umat Islam dari seluruh dunia yang melaksanakan haji, berkumpul di sini. Bisa dibayangkan betapa padat dan sesaknya lautan manusia di Padang Arafah. Semuanya berbalut dengan pakaian serba putih. Mereka larut dalam doa dan mengharap ridha Ilahi. Dianjurkan pula selalu memperbanyak doa, membaca al-Quran, dan zikir, karena saat itulah salah satu waktu mustajabah doa. Wukuf adalah momentum penegasan bahwa semua manusia pada prinsipnya adalah hamba Allah SWT.
Pejabat tinggi, anggota parlemen, pegawai rendahan, dan rakyat jelata semua sama di sisi Ilahi. Yang paling mulia adalah yang memiliki nilai ketaqwaan dan amal shalih di hadapan Allah SWT. Orang yang telah menggapai haji mabrur, hidupnya akan semakin bercirikan islami. Tak lagi sombong dan angkuh. Suka membantu sesama dan gemar menegakkan kebaikan dan mencegah kemungkaran. Senantiasa menghiasi kehidupan dengan aneka kegiatan spiritual dan membimbing keluarga dan masyarakatnya ke jalan kebenaran. Hilmi Hasballah.

Dialog

Khutbah

Tafsir dan Hadist

Dinas Syariat Islam

Berhenti Merokok melalui Hypnoterapi

Setiap perokok pasti tahu bahwa risiko yang ditimbulkan dari isap rokok seperti kanker, gangguan jantung, stroke, pemborosan dan lain-lain. Bahkan sebagian ulama “mengharamkan” mengisap rokok. Bagi pecandu, niat dan usia untuk benar-benar bersih rokok adalah sebuah perjuangan berat.

Meugang Bersama Yatim dan Fakir

GEMA JUMAT, 26 MEI 2017 Keluarga Besar Kaukus Wartawan Peduli Syariat Islam (KWPSI) Aceh, Kamis (25/5), menggelar acara meu­ga­ng (pung­gahan) bersama da­lam me­nyambut bulan suci Ramadhan 1438

Hari Arafah

Gema JUMAT, 16 SEPTEMBER 2016 Oleh H. Basri A. Bakar “Puasa Arafah (9 Dzulhijjah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa

Pentingnya Shalat Dalam Kehidupan Muslim

GEMA JUMAT, 13 APRIL2018 Oleh. Prof. Dr. Nasir Aziz  (Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Unsyiah) Kata shalat amat sangat sering kita dengar dalam keseharian,

Menuju Islam Khaffah

Tabloid Gema Baiturrahman

Alamat Redaksi:
Jl. Moh. Jam No.1, Kp. Baru,
Kec. Baiturrahman, Kota Banda Aceh,
Provinsi Aceh – Indonesia
Kode Pos: 23241

Tabloid Gema Baiturrahman merupakan media komunitas yang diterbitkan oleh UPTD Mesjid Raya Baiturrahman

copyright @acehmarket.id 

Menuju Islam Kaffah

Selamat Datang di
MRB Baiturrahman