“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.” (QS. An Nisa’ : 9)
Menurut Guru Besar Agama Islam IPB Bogor, Prof Dr KH Didin Hafidhuddin MS, yang dimaksudkan “lemah” dalam ayat di atas generasi penerus yang lemah akidah, ibadah, ilmu, dan ekonominya, Generasi penerus atau anak-anak, tidak hanya anak biologis, melainkan juga anak didik (murid) dan generasi muda Islam pada umumnya. Pentingnya akidah karena merupakan sumber kekuatan, kenyamanan dan kebahagiaan dalam hidup. Sebaliknya, bila akidahnya lemah, akan mudah sekali menyeretnya mejadi syirik dan munafik, bahkan gampang menggadaikan imannya dengan godaan dunia.
Oleh karena itu tidak ada yang bisa menyelamatkan generasi muda selain memperkuat pendidikan yang didasarkan pada ajaran Islam. Melalui nilai-nilai pendidikan islami akan mampu mencetak generasi muda sebagai pengemban akidah, pemilik cita-cita yang tinggi, pembawa iman, dan pemilik budi pekerti.
Kewajiban menjaga dan memperhatikan generasi dan anak-anak kita, ditegaskan Allah dalam firmanNya yang artinya : “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa ang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”. (Q.S. At-Tahrim :6)
Mendidik anak yang tangguh dengan nilai-nilai luhur menjadi tanggung jawab keluarga. Jangan pernah menyerahkan sepenuhnya proses pendidikan anak kepada para pembantu rumah tangga. Jauhkanlah anak-anak dari pergaulan yang buruk. Awasi shalat mereka, dengan siapa mereka berteman, apa yang ditonton dan dibaca, kemana dia sering pergi dan lain-lain. Jangan setengah hati dalam mendidik anak, harus berlaku tegas tetapi dibarengi dengan perasaan cinta dan belas kasih. Ingat bahwa era sekarang berbeda dengan era bagaimana orang tua mendidik kita di masa lalu.