BreakingNews

Mendongkrak Pers Islam

Kehadiran pers di masyarakat menjadi suatu hal yang sangat penting dan bersifat mendesak. Hal dikarenakan posisi media pers dituntut untuk dapat menjadi mediasi antara masyarakat dengan dunia. Pers Islam menjadi salah satu lembaga pers yang kehadirannya sangat diperlukan oleh masyarakat. Dewan Pengawas Kaukus Wartawan Peduli Syariat Islam (KWPSI), Zainal Arifin M.Nur, S.Ag, mengatakan, setidaknya ada … Read more

...

Tanya Ustadz

Agenda MRB

Zainal M.Nur

Kehadiran pers di masyarakat menjadi suatu hal yang sangat penting dan bersifat mendesak. Hal dikarenakan posisi media pers dituntut untuk dapat menjadi mediasi antara masyarakat dengan dunia. Pers Islam menjadi salah satu lembaga pers yang kehadirannya sangat diperlukan oleh masyarakat.
Dewan Pengawas Kaukus Wartawan Peduli Syariat Islam (KWPSI), Zainal Arifin M.Nur, S.Ag, mengatakan, setidaknya ada dua faktor yang membuat sebuah media layak disebut sebagai media atau pers Islam. Pertama, adalah media yang berpegang teguh pada kode etik jurnalistik dan kedua, adalah media yang memperhatikan dan memperjuangkan kepentingan umat Islam.
Kriteria Pers Islami
Menurut Pemimpin Redaksi Media Serambi Indonesia ini bahwa setiap media, umum maupun segmen Islam, yang berpegang teguh pada kode etik jurnalistik itu layak disebut sebagai media islami. Karena sebagian besar kode etik jurnalistik ini jelas Zainal adalah sama dengan aturan-aturan yang termaktub dalam Alquran.
Salah satunya kata dia adalah prinsip check and balance atau selalu berimbang dalam menyajikan setiap berita. Prinsip ini dalam Islam dikenal dengan istilah tabayyun. Dasarnya adalah Firman Allah pada surat Al Hujurat ayat 6, yaitu, “Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu”.
Ia menyebutkan bahwa sejak lama pers Islam di Aceh selalu menyuarakan kepentingan-kepentingan ummat. “Bahkan, hingga saat ini, hampir semua media di Aceh memberikan ruang untuk menyuarakan kepentingan-kepentingan ummat,” ujarnya.
Lebih lanjut, ia menyatakan, kehadiran Kaukus Wartawan Peduli Syariat Islam (KWPSI) yang diisiasi oleh sejumlah wartawan senior media mainstream di Aceh telah membuat kondisi pers Islam semakin membaik. Sejak dideklarasikan pada tahun 2012, KWPSI kata dia, telah melatih banyak santri dan siswa SMA serta mahasiswa, dengan bekal ilmu jurnalistik yang sesuai dengan prinsip-prinsip islami.
“Hasilnya, sebagian dari mereka telah mendirikan media-media online serta channel Youtube untuk mensyiarkan ceramah dari para ulama di Aceh,’ terangnya.
Zainal menambahkan, selama masa pandemi Covid 19, pandemi Covid-19 seperti dua sisi mata uang bagi dunia pers, termasuk pers Islami. Satu sisi ini menjadi masa yang berat, tapi di sisi lain para pekerja pers dituntut lebih kreatif dalam menghasilkan karya, sehingga tetap bisa bertahan di tengah pandemi.
Manajemen Sehat
Seperti halnya pers umum, pers Islam juga mesti dikelola secara profesional, terutama dalam menghasilkan produk jurnalistiknya. Selain itu, manajemen yang baik dan legal, serta fokus, menjadi kunci utama dari sebuah kesuksesan atau keberlangsungan.
Perlu diingat, pers Islam terikat dengan norma-norma Islam dalam produknya. Misalnya, tidak boleh memberitakan aib saudaranya yang tidak diperlukan, tidak  boleh mengadu domba dan harus betul-betul menunjukan kemaslahatan.
Jadi, pers Islam sangat jelas dan teliti dalam mencari dan menyampaikan informasi. Jangan hanya karena tidak sesuai dengan pemikirannya, lalu melakukan penyerangan verbal kepada pihak lain.
“ Media berperan besar melahirkan banyak tokoh ummat, baik di level nasional maupun lokal”, jelas Azhari.
Azhari

Hal tersebut juga disampaikan oleh Azhari, S.Sos selaku koordinator Kaukus Wartawan Peduli Syariat Islam (KWPSI). Terkait kondisi Indonesia saat ini, belum ada media pers khusus islam, hanya saja yang sudah ada adalah lembaga-lembaga yang fokus mengangkat topik-topik keislaman. Oleh karena itu, kehadiran pers Islam harusnya menjadi cita-cita bersama yang sifatnya mendesak.
Menurut Azhari, hadirnya media online yang sudah mulai menjamur menjadi tantangan baru dalam dunia pers. Setiap lembaga pers dituntut untuk dapat mengikuti perkembangan zaman di era globalisasi. Hanya saja, dalam menjawab tantangan tersebut, khususnya dalam hal keberadaan media online diharapakan agar tidak bersifat sementara saja.
Artinya, kata Azhari, banyak yang terjadi sekarang adalah media online justru eksis karena kepentingan sekelompok masyarakat atau hanya saat menjelang pesta demokrasi saja. Dan yang lebih disayangkan lagi, kehadiran media pers online yang tidak dikelola dengan baik. Hal tersebut juga dapat disebabkan oleh kualitas SDM para jurnalis maupun para pengurus lembaga pers tersebut.
Untuk itu, menurut Kepala Perum LKBN Antara Biro Aceh ini,  sangat perlu adanya peningkatan kualitas para jurnalis ataupun para pengurus lembaga pers yang berkualitas.
“ Kualitas para jurnalis dalam sebuah lembaga sangat mempengaruhi eksistensi dan kebermanfaatan lembaga pers sebagai pusat informasi bagi masyarakat” jelas Azhari.
Ameer Hamzah

Sebagai masyarakat Aceh yang sudah menerapkan syariat Islam sebagai hukum yang berlaku, sudah seharusnya pers Islam jauh lebih eksis daripada lembaga pers non Islam. Hal tersebut disampaikan oleh Dai kondang sekaligus pemimpin umum Tabloid Gema Baiturrahman, Drs. Tgk. H. Ameer Hamzah,  kehadiran Pers Islam bertujuan untuk membawa misi amar makruf nahi mungkar. Pemilik dan pembacanya umumnya muslim yang beriman.
“Hanya saja, Pers Islam masih sulit untuk maju di negeri ini, sebab umat Islam Di Indonesia lebih suka pers yang non Islam”.ujar mantan Re4daktur Agama Serambi Indonesia ini.
Kondisi tersebut seharusnya dapat menjadi tantangan sekaligus motivasi untuk setiap lembaga pers Islam dalam berjuang untuk tetap mempertahankan eksistensi pers Islam agar tidak selalu menjadi anak tiri di negeri sendiri. Liza
 
 
 

Dialog

Tafsir dan Hadist

Dinas Syariat Islam

RMRB Lakukan Studi Banding Tiga Masjid di Indonesia

Pengelolaan website masjid menjadi salah satu yang mereka fokus, bahkan ada karyawan khusus yang ditugaskan untuk mengelola bagian IT. Diantara seluruh masjid yang dikunjungi RMRB, Adly mengatakan, Masjid Jogokaryan di Jogjakarta masih tetap terbaik.

PIALA BERGILIR

Gema JUMAT, 16 SEPTEMBER 2016 PIALA BERGILIR. Ir Sulaiman AW (ketiga dari kiri), Wakil Ketua Panitia Penyelenggara Peringatan Hari-hari Besar Islam (P3HBI) Aceh, menyerahkan piala bergilir kepada Aneuk Meunasah Neuhen juara Musabaqah

Tarbiyah Sejak Dini Untuk Generasi

  GEMA JUMAT, 17 NOVEMBER 2017 Husamuddin MZ, Lc, MA – Alumni Dayah Modern Darul Ulum Banda Aceh Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) ke-XXXIII tingkat Provinsi

Menuju Islam Khaffah

Tabloid Gema Baiturrahman

Alamat Redaksi:
Jl. Moh. Jam No.1, Kp. Baru,
Kec. Baiturrahman, Kota Banda Aceh,
Provinsi Aceh – Indonesia
Kode Pos: 23241

Tabloid Gema Baiturrahman merupakan media komunitas yang diterbitkan oleh UPTD Mesjid Raya Baiturrahman

copyright @acehmarket.id 

Menuju Islam Kaffah

Selamat Datang di
MRB Baiturrahman