Khatib: DR. TGK. H. MUHAMMAD HATTA, Lc., M.Ed, Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh dan Pimpinan Dayah Madani Al Aziziyah, Lampeuneurut, Darul Imarah Aceh Besar
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan hidayah kepada kita semua untuk berada didalam Aqidah yang Shahihah, Selawat beserta salam kita sampaikan untuk Baginda Nabi Muhammad SAW yang telah datang dengan membawa Aqidah yang Salimah daripada segala bentuk kekufuran dan Tasybihat Allah SWT dengan makhluk sebagai sebuah Agama yang diridhai oleh Allah SWT yaitu Agama Islam.
Rasulullah SAW telah bersabda didalam sebuah hadits:
Dari Mu’awiyah bin Abu Sufyan bahwa Rasulullah SAW bersabda :
“Ketahuilah, sungguh umat sebelum kalian dari kalangan Ahlul Kitab telah terpecah belah menjadi 72 golongan. Dan, umat ini (Islam) pun akan terpecah belah menjadi 73 golongan 72 golongan di Neraka, sedangkan satu golongan di Surga, yaitu al-Jama’ah.
Dalam hadits lain, Dari ‘Umar ibn al-Khattab berkata:
Rasulullah SAW bersabda: “Ikutilah kelompok yang banyak dan jauhi perpecahan. Karena setan bersama orang-orang yang sendiri. Setan akan lebih jauh dari orang yang berduaan. Siapa yang menginginkan tempat yang lapang di surga, maka ikutilah al-jama’ah. (Hadith diriwayatkan al-Tirmidhi (2091), al-Nasa’i dalam al-Sunan al-Kubra (9219) dan Ahmad (172). Menurut al-Tirmidhi, hadis ini hasan sahih, al-Hakim juga menilainya sahih)
Dalam hadits tersebut, Rasulullah saw pernah ditanyai mengenai Firqah Al-Najiyah, maka Rasulullah SAW menjawab : AL-JAMAAH.
Al-Hafiz Al-Zabidi di dalam kitabnya Al-Ittihaf Syarah Ihya Ulumiddin menyebutkan bahwa Ketika disebutkan Ahlussunnah wal Jamaah maka maksudnya adalah al-Asya`irah dan al-Maturidiyah.
Salah satu pegangan ulama didalam mengikuti Mazhab Al-Asya`irah dan Al-Maturidiyah adalah sebuah Hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari:
Dari ‘Abdullah ra dari Nabi SAW bersabda: “Sebaik-baik manusia adalah orang-orang yang hidup pada zamanku (generasiku) kemudian orang-orang setelah mereka kemudian orang-orang setelah mereka. Kemudian akan datang sebuah kaum yang persaksian seorang dari mereka mendahului sumpahnya dan sumpahnya mendahului persaksiannya”. (HR. Bukhari )
Didalam hadits tersebut, secara jelas bahwa Rasulullah SAW telah memberikan sebuah jaminan sebagai sebaik-baik generasi atau abad, yaitu tiga generasi, generasi para shahabat, generasi para Tabi`in dan generasi Tabi` tabi`in atau 300 tahun pertama hijriyah yang dikenal sebagai periode al-Salaf al-Shalih.
Ketika kita melihat era kehidupan dimasa tersebut, maka Imam Ahlussunnah wal Jamaah Abu Hasan al-Asy`ari lahir pada tahun 260H dan Imam Abu Mansur al-Maturidi lahir pada sekitar tahun 238H, artinya mereka adalah termasuk orang-orang yang hidup di fase terbaik dari tiga Qurun yang disebutkan didalam Hadits Rasulullah SAW.
Bahkan disebutkan didalam sebuah riwayat:
Diriwayatkan daripada Abu Musa al-Asy`ari, beliau berkata: Aku membacakan disisi Rasulullah SAW sebuah ayat: “maka akan Allah SWT datangkan sekelompok kaum yang Allah mencintai mereka dan mereka juga mencintai Allah”, Rasulullah SAW bersabda: Mereka adalah kaummu wahai Abu Musa, dan Rasulullah SAW menunjuk dengan tangannya kepada Abu Musa al-Asy`ari. (Imam al-Hakim mengatakan bahwa hadits ini shahih menurut syarat Imam Muslim).
Bahkan disebutkan didalam sejarah ketika kaum muslim mengalami kekalahan pada peperangan Salib pertama, maka Salahuddin Al-Ayubi ketika itu melihat bahwa kekalahan ummat Islam adalah karena lemahnya Aqidah ditengah-tengah mereka, sehingga beliau memerintahkan agar sebelum azan shubuh ketika itu agar dibacakan bait-bait syair Aqidah sesuai prinsip-prinsip manhaj Abu Hasan al-Asy`ari yang ditulis oleh Muhammad bin Hibah al-Barmakiy, yaitu:
Artinya:
Pencipta Alam Semesta tidak diliputi oleh arah maha suci Allah dari serupa
Allah ada dan belum ada tempat dan setelah menciptakan tempat ia tetap ada seperti semula (tanpa tempat)
Maha suci Allah dari bertempat, dan maha suci Allah dari peubahan masa
Maka sungguh sesat dan sangat sesat orang yang menetapkan Allah di arah atas.
Hal ini sesuai dengan Firman Allah SWT :
Tidak ada sesuatu apapun yang menyamai Allah SWT, Dia-Nya Allah maha mendengar dan maha melihat. (QS. Al Syuura 11).